Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Pandemi covid-19 yang terjadi secara global telah mengubah cara kerja banyak orang. Banyak perusahaan di seluruh dunia mengadopsi kebijakan kerja jarak jauh. Hal ini memungkinkan para professional untuk bekerja dari mana saja, termasuk Bali.
Kawasan yang dijuluki Pulau Dewata ini kini dikenal sebagai episentrum bagi para pekerja digital atau digital nomad. Tren ini didorong oleh meningkatnya konsep co-living yang menawarkan tempat tinggal, komunitas, dan gaya hidup yang mendukung produktivitas dan kreativitas.
Co-living adalah konsep hunian di mana individu dengan minat atau nilai yang sama tinggal bersama dalam satu rumah atau kompleks. Konsep ini menawarkan kamar pribadi yang fully furnished lengkap dengan area bersama seperti dapur, ruang kerja, dan ruang santai.
Baca juga : Berkat Drama Korea, Desa di Swiss ini Kebanjiran Turis
Menurut Joseph Dwi Putra, salah seorang pemilik rumah makan di Bali, konsep ini terus berkembang karena beberapa alasan, salah satunya adalah harga yang relatif terjangkau. “Wisatawan mancanegara lebih memilih tinggal dan bekerja di sini karena affordable dari segi akomodasi dan makanan, ” jelas pemilik restoran KIOA di Jalan Kerobokan 10A, Bali, Minggu (24/3)
“Selain itu, komunitasnya juga makin gede. Biasanya kalau gak masak di rumah, mereka suka keluar buat nongkrong di restoran atau coworking space. Kadang juga ada gathering atau seminar biar dapat banyak koneksi.” sambung Joseph.
Restoran milik Joseph juga sering dijadikan tempat kongkow para bule karena dianggap cocok untuk digital nomad. Konsep ini tidak hanya berfokus pada cara bekerja dengan santai dan tetap produktif selama di Bali, namun juga membentuk komunitas yang kuat agar peluang baru terkait pekerjaan mudah tercipta karena semua orang ada dalam circle.
Baca juga : Bali Dideklarasikan Sebagai 'Fab Island' Pertama di Dunia
Bali menawarkan berbagai pilihan co-living yang menarik, dari yang berlokasi di pusat kreatif Ubud hingga yang dekat pantai seperti Canggu atau Kerobokan. Umumnya area co-living menawarkan lingkungan yang kondusif untuk bekerja dan bersantai.
Meskipun co-living menawarkan banyak keuntungan, ada juga tantangan seperti privasi dan dinamika sosial yang harus dikelola. Namun, dengan meningkatnya jumlah digital nomad yang memilih Bali sebagai tempat tinggal dan bekerja, peluang bisnis baru akan bermunculan.
Dengan tren ini, Bali tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai hub kerja digital yang dinamis dan inovatif. Tidak salah jika jargon work from Bali selalu digaungkan pemerintah sejak pandemi hingga sekarang.
Baca juga : WIR dan APJII Hadirkan Kemajuan Teknologi Digital Nasional di DEWG 2022
Lokasi syuting
Sementara itu, Dinas Pariwisata (Dispar) Bali menyebut penggunaan Pulau Dewata sebagai lokasi syuting film layar lebar bisa membantu promosi pariwisata, apalagi jika tempat yang dipilih merupakan objek yang potensial untuk lebih dikenal.
“Kalau ada produsen film yang ingin membuat di Bali asal ada izin diberi akses di daya tarik kawasan yang memang kita perlu promosi, karena dampaknya yang dijadikan tempat syuting akan terpublikasi, kata Kepala Dispar Bali Tjok Bagus Pemayun di Denpasar, seperti dikutip Antara, Sabtu (23/3).
Menurutnya selama ini sudah banyak produsen dari industri perfilman mempercayai Bali sebagai lokasi pengambilan gambar, umumnya lokasi yang paling sering digunakan adalah kawasan Ungasan dan Kuta di Kabupaten Badung, dan kawasan Ubud di Kabupaten Gianyar.
“Mereka biasanya yang mencari suasana perkampungan di Ubud, memang tidak selalu di objek wisata tapi lebih ke kawasan dan tempat seperti vila, homestay, hotel, restoran, hingga pasar,” ujarnya. (Ant/M-3)
Plataran Indonesia memperkuat posisinya dalam industri pariwisata nasional dengan meluncurkan Plataran Bandung sebagai destinasi unggulan untuk pasar MICE.
Beberapa event yang bisa jadi pertimbangan untuk dikunjungi yakni Festival Lembah Baliem hingga Dieng Culture Festival
Sustainability tourism bakal jadi tren terutama di kalangan gen Z. Liburan itu menjadi prioritas gen Z.
Langkah ini merupakan rangkaian kegiatan Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) tahun 2024 menuju Agro-eco Cultural Tourism Jajar Gumregah.
Strategi komunikasi dan branding untuk mempromosikan kawasan wisata di daerah seperti Banyumas, Jawa Tengah, menjadi isu krusial yang memerlukan tindakan konkret.
Rencana penutupan sementara Taman Nasional Komodo tahun 2025 tidak akan mempengaruhi target kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman).
DTI-CX 2024, konferensi dan pameran transformasi digital terbesar di Indonesia, resmi dibuka hari ini. Acara ini digelar di JCC selama dua hari sejak 31 Juli hingga 1 Agustus 2024
Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi, ungkap tren dunia kerja saat ini cenderung menuju hubungan kerja yang lebih fleksibel, seiring pertumbuhan tenaga kerja muda yang lebih menguasai teknologi.
Digitalisasi sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) mendesak untuk segera dilakukan agar menjawab tantangan produksi yang maksimal namun tetap efisien.
Yang menjadi target dari inovasi VCDLN adalah yang sudah memiliki kerangka kerja berbasis artificial intelligence (AI).
Disparekraf DKI Jakarta diminta meningkatkan kualitas pekerja di sektor wisata sesuai standar internasional. Hal ini terkait Jakarta yang bakal menyandang status Kota Global.
Momentum Hari Anak Nasional juga diharapkan dapat melahirkan aksi-aksi nyata yang berkelanjutan dalam melindungi anak di dunia digital.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved