Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Pendanaan Global untuk Perubahan Iklim Mendesak Ditingkatkan

Adiyanto
07/4/2023 11:00
Pendanaan Global untuk Perubahan Iklim Mendesak Ditingkatkan
Lapisan es di kepulauan Svalbard, Norwegia yang dikhawatirkan semakin menipis akibat perubahan iklim(Jonathan NACKSTRAND / AFP))

Sementara konflik dan inflasi akan mendominasi pertemuan musim semi Bank Dunia minggu depan, para juru kampanye iklim kini mendorong desain ulang arsitektur keuangan global untuk membantu negara-negara berkembang dalam mengatasi perubahan iklim.

Para ahli mengatakan negara-negara berkembang sedang berjuang untuk mencari dana yang dibutuhkan untuk menghentikan laju pembakaran bahan bakar fosil yang memanaskan planet dan bersiap menghadapi bencana iklim lainnya, sementara di sisi lain mereka harus bergulat dengan kenaikan biaya, utang yang melonjak, dan peristiwa cuaca ekstrem.

Pertanyaannya adalah apa yang harus dilakukan di tengah ketegangan internasional yang didorong oleh invasi Rusia ke Ukraina dan pergolakan perdagangan antara AS dan Tiongkok?

Masukkan dari Perdana Menteri Barbados Mia Mottley menarik untuk dipertimbangkan. "Kami percaya bahwa kami memiliki rencana," kata kepala negara kepulauan Karibia itu, yang negaranya terancam oleh badai dan kenaikan permukaan laut, kepada para pemimpin dunia pada KTT iklim COP27 di Mesir pada November.

Dikenal sebagai Inisiatif Bridgetown, ide-ide yang dia paparkan termasuk menggunakan Dana Moneter Internasional untuk menghasilkan miliaran hingga triliunan dalam investasi untuk mengurangi polusi karbon, serta pajak atas keuntungan bahan bakar fosil untuk meredam pukulan ekonomi dari dampak iklim.

Sejauh ini, ide itu telah mendapatkan daya tarik di antara negara ekonomi besar yang memegang kendali Bank Dunia dan IMF, sekaligus meningkatkan harapan tindakan dalam beberapa bulan mendatang.

Bank Dunia kini berada di bawah tekanan, setelah pengunduran diri Presiden Bank Dunia, David Malpass  di tengah sikapnya yang diragukan terhadap perubahan iklim.

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menerima dorongan reformasi ini dan akan berusaha untuk menjaga momentum dengan KTT iklim pada bulan Juni, menjelang pertemuan Bank Dunia dan KTT iklim PBB akhir tahun ini.

“Rencana reformasi  keuangan ini mendapatkan momentum karena mengisi kekosongan kebijakan atas pendanaan untuk respons iklim global, “ kata Avinash Persaud, ekonom yang menjalankan kampanye untuk Barbados. "Saya merasa kami punya momen di sini," katanya kepada AFP.

Pakar ilmu iklim PBB mengatakan waktu hampir habis untuk berinvestasi dalam perubahan yang diperlukan untuk membatasi pemanasan hingga 1,5 derajat Celcius di atas suhu praindustri.

"Kecuali uang diletakkan di atas meja, kita tidak akan mampu menyelesaikan krisis iklim ini," kata Harjeet Singh, Kepala Strategi Politik Global di grup kampanye Jaringan Aksi Iklim.

Beberapa tahun terakhir telah terjadi  gelombang panas yang melemahkan tanaman, kekeringan, dan banjir di sejumlah negara. Di Pakistan, misalnya, ekonomi mereka yang sudah terpuruk bertahun-tahun akibat pergolakan politik, kini dihantam lonjakan harga energi global dan bencana banjir tahun lalu yang kian mendorong mereka ke jurang.

“Negara-negara berkembang sudah kehilangan sebagian besar produk domestik bruto mereka setiap tahun akibat dampak iklim, kata Persaud.

Peta jalan

Lembaga keuangan sudah mulai mengambil tindakan. IMF telah memberi pinjaman baru untuk membantu negara-negara yang lebih miskin atau rentan meningkatkan pertumbuhan yang berkelanjutan. Barbados adalah penerima pertama.

Bank Dunia mengatakan telah menggelontorkan US$31,7 miliar tahun lalu untuk membantu negara-negara mengatasi perubahan iklim dan telah mulai menyusun peta jalan untuk perubahan.

Tetapi, bahkan ketika negara-negara kaya gagal memenuhi target mereka sendiri untuk menyediakan US$100 miliar per tahun untuk membantu negara-negara berkembang berinvestasi dalam energi bersih dan meningkatkan ketahanan terhadap dampak iklim, penelitian telah menunjukkan biaya yang sebenarnya sudah jauh melebihi angka tersebut.

Songwe, yang memimpin Kelompok Pakar Tingkat Tinggi Independen untuk Pendanaan Iklim, yang didirikan di bawah PBB, yang tahun lalu mengatakan mereka akan membutuhkan lebih dari US$2 triliun per tahun pada tahun 2030 untuk mengatasi krisis iklim.

Rencana Barbados yang berusaha untuk meningkatkan dana triliunan tersebut yakni menggunakan sekitar US$500 miliar aset cadangan IMF, yang dikenal sebagai Hak Penarikan Khusus -- sebagai jaminan dalam kepercayaan iklim baru. Dengan skema ini,  negara dapat meminjam dengan murah untuk berinvestasi secara mandiri dalam proyek pengurangan emisi.

Proposal ini juga menyerukan bank pembangunan multilateral untuk secara signifikan meningkatkan pinjaman mereka, sambil menekankan bahwa pengaturan utang harus mencakup, seperti yang dimiliki Barbados, klausul bencana yang memungkinkan suatu negara untuk menghentikan pembayaran kembali selama dua tahun setelah dilanda bencana ekstrem. (AFP/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya