Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Perubahan iklim yang telah membuat cuaca lebih panas dan kering mendorong populasi berang-berang menyebar di Amerika Serikat bagian barat. Namun, menurut sebuah studi terbaru yang diterbitkan Selasa (8/11), migrasi hewan-hewan itu justru membantu mengurangi dampak negatif perubahan iklim terhadap kualitas air sungai.
Seperti lazim diketahui, Berang-berang suka mengumpulkan ranting atau jerami untu membuat bendungan kecil di sungai. Bendungan ini, kata para peneliti, membantu menyaring air sungai dari bahan pencemar. "Temuan yang hampir secara tidak sengaja ini menawarkan titik terang yang langka dalam lanskap berita perubahan iklim yang suram, " kata penulis utama penelitian itu kepada AFP.
Para peneliti termasuk dari Universitas Stanford melakukan penelitian selama tiga tahun di East River, anak sungai utama Sungai Colorado di negara bagian Colorado, AS. Sudah lama diketahui bahwa bendungan berang-berang dapat meningkatkan kualitas air sungai dengan menyaring kontaminan. Tetapi yang mengejutkan adalah apa yang digambarkan oleh tim Stanford sebagai "umpan balik" yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Cara kerjanya seperti ini: cuaca yang lebih panas dan lebih kering yang terkait dengan dunia yang memanas sering kali mengurangi kualitas air, terutama karena lebih sedikit air menyebabkan konsentrasi kontaminan yang lebih tinggi seperti nitrat, suatu bentuk nitrogen. Pada saat yang sama, perubahan iklim telah meningkatkan jangkauan/jelajah berang-berang dan memperluas dampak bendungan mereka, sehingga membantu mengurangi dampak negatif dari pemanasan global.
"Dalam membangun lebih banyak bendungan, mereka mengurangi penurunan kualitas air yang disebabkan oleh perubahan iklim," kata penulis utama Christian Dewey kepada AFP.
Ketika bendungan berang-berang menaikkan permukaan air ke hulu, air dialihkan ke tanah di sekitarnya dan saluran air sekunder, yang secara kolektif disebut zona riparian. "Zona ini bertindak seperti filter, menyaring kelebihan nutrisi dan kontaminan sebelum air masuk kembali ke saluran utama di hilir," menurut siaran pers tentang penelitian tersebut, yang diterbitkan di Nature Communications.
"Kontaminanberpotensi berbahaya bagi manusia, hewan atau tumbuhan di air sungai. Dengan demikian tersebar dengan sedikit atau tanpa dampak negatif di tanah. Ini adalah kabar baik di daerah tempat penelitian dilakukan, karena Sungai Colorado menyediakan air minum dan mendukung mata pencaharian bagi sekitar 40 juta orang," sebut pemerintah AS.
Nitrogen khususnya mendorong pertumbuhan alga yang berlebihan, yang membuat air kekurangan oksigen yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan hewan yang beragam dan ekosistem yang sehat. Studi ini menemukan bahwa manfaat yang diberikan oleh bendungan berang-berang meningkatkan kualitas air, baik dalam kondisi air tinggi dan rendah terkait dengan perubahan iklim, apakah musim panas dan kering, atau hujan lebat dan bersalju. "Bendungan berang-berang mendorong lebih banyak air dan nitrat ke tanah di sekitarnya daripada yang terjadi pada musim ekstrem mana pun, yang mengarah pada pembuangan nitrat yang jauh lebih banyak", kata Dewey.
Menurut Dewey, ia awalnya tidak bermaksud untuk mempelajari bendungan berang-berang, tetapi ia melihat sebuah bendungan di sungai yang dia uji untuk perubahan musiman dalam hidrologi. "Itu sangat beruntung," katanya. Dia memperingatkan bahwa dinamika umpan balik mungkin unik untuk kondisi tertentu di Amerika Serikat bagian barat yang mungkin tidak ditemukan di tempat lain. Namun temuan tersebut masih menjadi "titik terang yang langka dalam berita iklim", dan mungkin merupakan contoh pemulihan keseimbangan alam. (AFP/M-3)
Suhu baru tertinggi yang tercatat sebesar 17,09 derajat Celcius, sedikit melampaui rekor sebelumnya sebesar 17,08 derajat Celcius yang terjadi pada 6 Juli 2023.
Krisis iklim yang disebabkan pemanasan global telah menyebabkan panjang hari di Bumi semakin bertambah, menurut analisis terbaru.
DATA dari layanan iklim Eropa Copernicus menyebut bahwa suhu global berada dalam rekor tertinggi pada Juni selama 13 bulan berturut-turut.
Tanpa pengamatan yang tepat, informasi yang disajikan bisa menyesatkan, yang pada akhirnya berdampak pada kebijakan dan keputusan yang tidak akurat.
Menurut Prof Emil Salim, memanfaatan energi bersih berbasis sumber daya alam setempat sangat penting.
Alasan Gereja Protestan HKBP menolak terlibat berdasarkan isi Konfesi HKBP tahun 1996.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved