Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SUTRADARA asal Korea Selatan (Korsel), Park Chan-wook, kembali hadir di Festival Film Cannes 2022 dengan film terbarunya, Decision to Leave. Chan-wook sebelumnya pernah memenangkan Cannes grand prix lewat film Old Boy pada 2004.
Ia juga memenangkan Jury Prize lewat film Thirst pada 2009. Terakhir, filmnya The Handmaiden juga ikut berkompetisi di Cannes 2016.
Decision to Leave, yang tayang perdana di Festival Film Cannes ke-75 pada Senin (waktu setempat), menjadi salah satu film yang masuk kompetisi festival tersebut untuk memperebutkan Palme d’Or. Film ini dibintangi oleh aktris Tiongkok Tang Wei (Lust, Caution) dan aktor Korea Park Hae-il (Memories of Murder).
Film ini berkisah tentang detektif laki-laki yang jatuh cinta dengan perempuan yang diduga membunuh suaminya. Kisah cinta romantis penuh gaya dari dua orang yang sudah menikah, tetapi tidak memperlihatkan adegan seks atau kekerasan yang seperti dalam karya terkenal Park, seperti Oldboy, Thirst dan The Handmaiden.
"Saya ingin membuat kisah cinta untuk orang dewasa, tetapi itu tidak berarti saya harus menggambarkan kekerasan dan seks dengan cara yang lebih kuat," kata Park dikutip dari Yonhap News Agency, Selasa, (24/5).
"Orang-orang mungkin berpikir itu monoton dan kurang sensasional daripada yang saya lakukan sebelumnya,” sambungnya.
Dia mengatakan film tersebut menunjukkan jenis baru hubungan romantis antara laki-laki dan perempuan yang sudah menikah, yang dengan jujur menyampaikan keinginan mereka tetapi menjaga martabat, dengan cara yang lebih halus dan mendalam. Namun sutradara berusia 58 tahun itu menegaskan Decision to Leave bukanlah thriller atau misteri. Melainkan komedi romantis karena memiliki unsur romansa dan komedi seperti yang ada di film-filmnya sebelumnya.
"Saya tidak bercanda. Saya benar-benar membuat film romantis sejauh ini. Terus terang, saya ingin menyebutnya komedi romantis. Roman dan komedi adalah komponen utama dari film-film itu. Jadi tidak terlalu istimewa bagi saya untuk membuat komedi romantis lainnya."
Chan-wook bekerja sama dengan kru lamanya, termasuk penulis naskah Chung Seo-kyung, desainer produksi Ryu Seong-hie dan komposer Cho Young-wuk. Film ini juga merupakan karya keempatnya yang bersaing untuk Palme d'Or setelah Oldboy, Thirst, dan The Handmaiden.
Dua film pertamanya memenangkan hadiah di Cannes. Untuk penghargaan tertinggi tahun ini, Park telah dianggap sebagai salah satu pesaing utama. Tahun ini, Festival Film Cannes berlangsung sejak 17 Mei dan akan berakhir pada 28 Mei.
"Yang berharga bagi saya adalah kami berkumpul di sini dan menikmati film bersama. Saya hanya ingin memikirkan cerita-cerita menyenangkan. Mungkin senang mendapat respons yang bagus, tapi saya pikir itu bukan masalah besar." (M-1)
Kinds of Kindness terdiri atas tiga bagian cerita dibintangi oleh pemeran yang sama. Membawa kembali komedi gelap nan absurd sang sutradara.
Dengan memboyong lima produser Tanah Air, Indonesia ambil bagian dalam Marche du Film, yang merupakan pasar film terbesar di Festival Film Cannes.
Aktor berusia 60 tahun, Matt Dillon, menunjukkan penampilan abu-abu yang memukau di karpet merah Cannes untuk filmnya "Being Maria".
Industri film Korea Selatan telah mendapatkan pengakuan internasional berkat kualitas cerita, akting, dan produksi yang luar biasa.
Masalah transparansi dari hasil karya yang diciptakan berbasis kecerdasan buatan menjadi masalah yang belum selesai.
Pada MdF tahun ini, tentu lebih spesial karena lima produser Indonesia terseleksi masuk dalam Producers under the Spotlight di program Producers Network.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved