Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
LAYAKNYA kota urban, tubuh manusia mampu menopang bermacam-macam mikroba, termasuk bakteri baik. Misalnya mikroba dalam usus yang membantu pencernaan makanan, ataupun mikroba di lidah dan kulit menahan serangan patogen.
Baru-baru ini, peneliti menemukan bakteri baik di hidung manusia. Mikrobioma itu dapat mencegah peradangan sinus kronis, bahkan alergi. Penelitian itu dilakukan tim yang dipimpin ahli mikrobiologi University of Antwerp, Sarah Lebeer. Hasil studi itu dipublikasikan di Jurnal Cell Reports.
Baca juga: Ini Penyebab Mimisan dan Cara Agar tidak Kambuh Lagi
Studi dilakukan dengan mengambil bakteri dalam hidung 100 orang sehat. Bakteri itu lalu dibandingkan dengan bakteri yang diambil dari pasien radang hidung dan sinus kronis.
Hasilnya, dari 30 jenis mikroba yang ditemukan, terdapat kelompok bakteri antimikroba dan anti-inflamasi yang disebut Lactobacillus. Jumlah bakteri itu bahkan 10 kali lebih banyak pada hidung orang sehat.
Temuan itu mengejutkan para peneliti. Lactobacillus biasanya tumbuh subur di daerah miskin oksigen, sedangkan hidung adalah lalu lintas oksigen, penuh udara segar.
Tak berhenti dengan keterkejutan belaka, para peneliti menggali lebih dalam. Mereka akhirnya menemukan jenis strain (varian genetik) tertentu pada hidung manusia dengan gen khusus yang disebut katalase. Gen khusus itu ternyata mampu menetralkan oksigen. Hal itu sangat jarang ditemukan pada Lactobacillus.
Baca juga: Tips Mencegah Penyebaran Infeksi, Ini yang Harus Dilakukan oleh Anak dan Orangtua
"Mereka tampaknya telah beradaptasi dengan lingkungan," kata Lebeer sebagaimana dilansir sciencemag.com.
Melalui mikroskop, peneliti melihat serabut kecil seperti rambut yang disebut fimbriae. Serabut itu menempelkan bakteri ke permukaan bagian dalam hidung.
Lebeer menilai mikroba menggunakan rambut itu untuk mengikat reseptor pada sel-sel kulit di dalam hidung, sekaligus mendorong sel untuk menutup diri. Dengan lebih sedikit bagian sel terbuka, alergen dan bakteri berbahaya lain akan kesulitan masuk ke dalamnya. (M-4)
Metabolomik merupakan metode analisis komprehensif semua metabolit pada sampel yang berasal dari makhluk hidup.
TIM peneliti dari UGM menyebut buah jenitri (Elaeocarpus sphaericus), komoditas tanaman buah yang ada di daerah Kebumen, Jawa Tengah punya khasiat untuk mencegah penyakit gagal ginjal.
Campuran ekstrak rosella dan bekatul beras hitam dapat menurunkan kadar kolesterol hingga 68,39±0,26 persen.
PARA ilmuwan mengembangkan metode inovatif untuk mendaur ulang baterai ion litium. Caranya, mereka menggunakan teknik pemisahan magnetik yang memurnikan bahan baterai.
INDONESIA disebut masih tertinggal di dalam bidang sains dan teknologi, baik komitmen investasi maupun orkestrasi. Salah satu penyebab adalah masih kurangnya riset dan pengembangan (R&D)
KISAH Nabi Musa membelah Laut Merah dalam tradisi religius telah lama menjadi topik yang menarik perhatian banyak orang.
Penelitian terbaru dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat menyebutkan botol tertutup berisi tinta tato mengandung jutaan bakteri berbahaya.
PERAWATAN luka adalah keterampilan penting yang perlu dimiliki oleh semua orang, terutama guru dan orangtua. Kita dapat memastikan bahwa luka kecil tidak berkembang menjadi masalah serius.
Indonesia diminta untuk waspada akan penyebaran bakteri pemakan daging yang bisa menimbulkan kematian dalam 48 jam.
Produk dari bahan natural dari tumbuhan dengan kandungan tanpa klorin, paraben, bisa menjadi pilihan untuk kulit yang sedang sensitif,
Radang otak, atau ensefalitis, adalah kondisi serius di mana terjadi peradangan pada otak akibat infeksi virus, bakteri, jamur, atau parasit, penyebabnya tak diketahui.
Menjaga bau badan tetap harum setelah berolahraga merupakan tantangan bagi banyak orang, namun hal ini sangat penting untuk menjaga rasa percaya diri dan kenyamanan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved