Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
TEKNOLOGI semakin tak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia. Bahkan industri kreatif sekalipun terdampak dengan hadirnya teknologi yang kian hari kian canggih. Musisi misalnya, tak bisa lagi hanya bergantung pada kemampuan memainkan alat musik. Namun juga harus bisa memanfaatkan setiap fasilitas digital yang dilahirkan oleh Zaman.
Pendiri Konservatori Musik Iqbal Thahir mengatakan setiap manusia harus berdamai dengan teknologi.
“Tinggal kita menyesuaikan dengan teknologi itu aja. Tapi bahwa memang mutu suara menjadi berkurang, iya, karena suara langsung pasti lebih baik kan,” tuturnya dalam acara Grand Launching Konservatori Musik Konsertis, di Restoran Telaga Seafood, Tangerang Selatan, pada (27/4).
Baca juga : Deezer Kembangkan Teknologi Hapus Lagu Ilegal yang Dibuat AI
Di dunia yang penuh teknologi ini, kata Iqbal, musisi harus bisa menyesuaikan diri. Dia pun memisalkan proses penjualan musik yang harus melalui platform digital dan tak bisa lagi memanfaatkan pertemuan luring.
“Enggak ada pilihan lain, selain kita masuk ke situ, harus masuk ke Youtube, harus masuk ke semua platform, harus kita masuk ke situ, enggak ada pilihan,” pungkas Iqbal.
Selain platform digital, teknologi lain yang dikhawatirkan menggantikan pola kerja bidang kreatif adalah kecerdasan buatan. Mulai dari edit audio, hingga menciptakan komposisi bisa dilakukan oleh kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Kekhawatiran tergerusnya musisi manusia oleh AI pun menjadi santer terdengar.
Baca juga : Meta Luncurkan AudioCraft, Bisa Buat Audio dan Musik dari Teks
Namun, Iqbal mengatakan tak perlu khawatir soal kecerdasan buatan. Mesin, jelas Iqbal, hanya menjadi pembantu manusia dalam menciptakan karya. Sentuhan terakhir tetap menjadi tanggung jawab tangan manusia.
“Dari awal kan tidak mungkin ada rekaman apapun kalau tanpa pekerjaan orang, pasti harus ada yang bikin dulu,” ucapnya.
Di kesempatan lain, vokalis Endah N Rhesa dan penulis lagu, Endah Widiastuti juga mengungkapkan hal serupa. Teknologi menurutnya, harus diterima tanpa harus mengikis kreatifitas manusia. Endah pun melihat teknologi memiliki banyak dampak positif dalam proses berkarya.
Baca juga : Speaker JBL EON700 Terbaru Dukung Kebutuhan Musisi
“kalau aku tipikal yang kira-kira kita melihat positifnya adalah bagaimana dia bisa mendukung proses pengkaryaan tanpa harus mengurangi, kreatifitas atau human touch yang sebenarnya itu yang membedakan kita dengan mesin-mesin atau dengan teknologi itu,” ungkapnya di acara Evoria Movement, di Bloc Bar, Jakarta Selatan, Kamis (25/4).
Akan tetapi, Endah berujar, tentu saja perkembangan teknologi harus diiringi dengan konsekuensi yang harus dipikirkan. Dalam hal ini masalah hak cipta. Dia mempertanyakan soal aturan hak cipta jika AI benar-benar menjadi alat untuk pembuatan musik.
“Siapa yang kemudian akan menerima copyright-nya itu, terus apakah kemudian ada transparansi terhadap data-data yang dimasukan ke dalam sistem AI ini, untuk mengolah itu kan tentu saja harus input datanya tuh,” katanya.
Baca juga : Komponis dan Pianis Trisutji Kamal Tutup Usia
Menjawab keresahan Endah, Direktur Industri Kreatif, Musik, Film dan Animasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Mohammad Amin Abdullah mengatakan pihaknya masih melihat perkembangan soal pengaruh kecerdasan buatan untuk regulasi hak cipta ke depannya.
“Kita lihat perkembangannya ya, karena kita belum pernah mendapat macam klaim yang berkaitan dengan kekayaan intelektual dan kaitannya dengan artificial intelligence,” tutur Amin.
(Z-9)
Asuransi Raksa telah melakukan strategi yang sesuai dengan kemajuan teknologi.
Google Maps dan Waze, dua aplikasi navigasi populer, baru-baru ini mengumumkan sejumlah fitur baru.
Bagi pecinta fotografi mobile, memiliki smartphone dengan kualitas kamera setara iPhone 15 adalah impian. Namun, harga yang tinggi seringkali menjadi penghalang.
Festival LIKE pertama di 2023 lebih menekankan pada strategi FOLU Net Sink 2030 dan perhutanan sosial, maka tahun ini Festival LIKE 2 akan menekankan pada teknologi ramah iklim.
Rata-rata pengusaha travel disebutkan setuju dengan digitalisasi. Sebab, transaksi digital bisa lebih praktis digunakan, hingga mencegah terjadinya penipuan.
Realme kembali meluncurkan produk terbarunya, Realme 13, yang menawarkan sejumlah fitur canggih dengan harga terjangkau, yaitu sekitar Rp2 jutaan.
Presiden Joko Widodo menekankan bahwa transformasi digital khususnya di bidang ekonomi dan keuangan adalah hal yang sangat krusial.
Komponen-komponen canggih ini menjadikan Maveric Quantum sebagai laptop pertama Indonesia yang menjalankan Microsoft Copilot+ PCs, menjamin performa AI yang optimal.
OPPO resmi meluncurkan dua smartphone yang dibekali artificial intelligence (AI) terbaru yaitu Reno12 Pro 5G dan Reno12 5G. Keduanya menjadi langkah pertama OPPO dalam mengadopsi AI Phone.
Salah satu tantangan utama dalam penerapan AI di pendidikan adalah risiko plagiarisme.
AI Center yang dibentuk akan berfungsi sebagai pusat penelitian dan pengembangan AI, menggabungkan keahlian teknis dari USC dan keunggulan akademik UKI.
Di industri GPS tracker, AI diterapkan pada produk dashcam untuk meminimalisasi risiko kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian pengemudi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved