Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
HONEYWELL, perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, siap mendukung industri-industri di Indonesia untuk menurunkan emisi CO2 dengan teknologi carbon capture utilization and storage (CCUS) atau penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon yang telah teruji.
“Teknologi Honeywell siap untuk menangkap emisi karbon dioksida dari proses industri dan menyimpannya di bawah tanah agar dapat digunakan untuk beragam aplikasi, seperti pengambilan minyak bumi atau menjadi bahan baku untuk produksi bahan bakar sintetis berkelanjutan," ujar Presiden Honeywell Asia Tenggara dan Chief Commercial Officer High Growth Regions Steven Lien, di Jakarta, hari ini.
Hadir pula, Honeywell President Indonesia & Philippines David Hutagalung, Director HPS Indonesia Sofia Subur, Staf Ahli Ketua SKK Migas Dr Luky Yusgiantoro, Honeywell President Asia Tenggara Steven Lien, dan Director Honeywell STS Simon Reitmaier.
Baca juga : Rencana Produsen Bahan Bakar Fosil Ancam Batas Pemanasan Global
Indonesia memiliki banyak sumber industri CO2, seperti pembangkit listrik tenaga batu bara, pengelolaan gas alam, kilang minyak, dan pabrik kimia.
Tidak heran berdasarkan data 2022, Indonesia berada di urutan ke-9 sebagai negara dengan penghasil emisi CO2 terbesar di dunia dengan angka mencapai 192,7 mtCO2.
Steven menambahkan penangkapan karbon sebelum atau sesudah proses pembakaran industri dapat membantu mengurangi efek gas rumah kaca dan mendukung transisi ke ekonomi rendah karbon.
Baca juga : Tiongkok Luncurkan Proyek Penangkapan Karbon Terbesar di Asia
Dengan teknologi Honeywell CCUS itu, pelaku industri dapat mendeteksi, mengukur, memantau, dan memitigasi lebih dari 20 gas rumah kaca.
“Dekarbonasi industri hulu dan berat merupakan langkah penting untuk mewujudkan target net zero emission Indonesia pada 2060. SKK Migas akan terus berperan aktif dalam penerapan CCS/CCUS di Indonesia di wilayah kerja hulu migas," kata Staf Ahli Ketua SKK Migas Dr Luky Yusgiantoro dalam kesempatan yang sama.
Luky menyebutkan Indonesia memiliki formasi geologi yang dapat digunakan untuk menyimpan karbon secara permanen dengan menggunakan teknologi yang tepat.
Sebab, banyaknya sumber industri CO2 menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang memiliki potensi besar dalam lokasi penangkapan karbon. “Itu di mana kalau misalkan nanti suatu saat program CCS-CCUS ini bisa di-monetize, karbon itu sekarang komoditas, bisa diperjual belikan,” pungkas Luky.
Teknologi-teknologi Honeywell lainnya yang dapat membantu Indonesia mencapai net zero emission pada 2026 di antaranya ialah blue hydrogen melalui penangkapan CO2, renewable fuels atau bahan-bahan terbarukan yang terbuat dari e-metahnol/ethanol, battery energy storage system, dan plastics circularit atau pendauran plastik menggunakan pendauran kimia canggih. (Ant/S-2)
PT Pupuk Indonesia menandatangani Joint Development Study Agreement (JDSA) atau perjanjian studi pengembangan bersama dengan Chevron New Energies International.
Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi cadangan penyimpanan karbon hingga 630 giga ton.
Pemerintah Indonesia menargetkan pengurangan emisi karbon, melalui beragam cara. Salah satu opsi yang diyakini paling berpengaruh, yakni memperkuat ekosistem kendaraan listrik.
Untuk menghadapi tantangan ini, dibutuhkan generasi muda yang peduli pada lingkungan dan memiliki pengetahuan serta keahlian membangun masa depan berkelanjutan.
PT Cemindo Gemilang, produsen Semen Merah Putih, untuk kedua kali meraih penghargaan kategori Continuing Progress in Climate Actions dari World Cement Association (WCA).
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membeberkan keberhasilan pemerintah Indonesia dalam menurunkan emisi karbon dan deforestasi.
Inisiatif ini merupakan langkah konkret menuju pengurangan signifikan jejak karbon yang dapat diadopsi oleh Bandara Soekarno-Hatta maupun bandara lainnya di seluruh Indonesia
Menurut para peneliti, meskipun ada kemajuan yang menggembirakan di Amazon, kondisi di tempat lain kurang menggembirakan.
Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dalam hal penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture Storage/CCS).
Program Pranaraksa menanam 300 bibit yang diestimasi dapat menyerap sebanyak 18 tCO2/tahun.
Pertamina dan ExxonMobil menandatangani Amandemen Pokok-Pokok Perjanjian sebagai kelanjutan dari penjanjian yang sudah dihasilkan pada gelaran G20 November 2022 lalu.
Kerja sama tersebut diwujudkan dengan melakukan Joint Study Agreement antar-kedua perusahaan untuk mengkaji kelayakan CCS/CCUS di Kalimantan Timur, Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved