Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Sajak-sajak W S Wirawan 

Sajak Kofe
24/12/2021 13:30
Sajak-sajak W S Wirawan 
(Ilustrasi: Syahnagra Ismaill )

Topi Hitam Don River 

Merapal doa 
entah sampai kapan 
menyebut mazmur sepanjang hidup 
Maria, oh Dolorosa 

Meskipun penuh peluh 
cinta-Mu menetes tanpa batas 
mengembara jauh; tinggalkan tanah air, 
aku rindu suara-Mu 

2021 


Tsarya  

Serangkaian wajah-wajah purba 
seakan hadir gentayangan di bilik awan  
nostalgia bidadari yang tak lagi bersama 
mata berkedip otak berpikir 
menilik kaji di negeri Tsarya 

Di tanah asing, 
kita berada di peluk berbeda 
negeri ramah bak tiada lagi di bumi 
nian pelik memang kuakui, namun 
demi ilmu penuh puji syukur kulalui 

Rindu negeri pertiwi 
menusuk dingin, buatku membusuk 
mengais ilmu di tanah seribu salib 
tak tahunya gigil tanpa mata hari 

Tak ada alasan; mengapa begitu 
menjadi patriot untuk diri sendiri 
mungkin karena cintaku begini 
mengakar pada Nusantara 

2021 

 

Potret 

Kuterawang potret biru 
subuh tertusuk salju 
terpisah jarak tujuh ribu 
denganmu kutahan rindu 

Percayalah, mama 
kubuat bangga dirimu 

Biarlah aku belajar dulu 
buku demi buku di seberang, 
negeri baru hening beku 

2021 
 

Tak Berguna Cemas 

Mama; jangan cemas, 
papa jangan juga ikut bergetir 

Bilamana mama, papa sebut; 
diriku dulu memang penakut, 
kini aku berbeda sudah 

Di sini; aku belajar, bekerja serabutan 
di Rostov yang berlahan gambut 
tiadaku bermoral “Gabut” 

Mama, papa 
jika pulang bolehlah kau jemput 
di terminal pemberhentian 

2021 

Maria, oh Dolorosa, menyebut mazmur sepanjang hidup. 

Birunya Biru 

Birunya laut kulihat ke dasi 
birunya langit kutengok ke atas topi 
birunya uang kusimpan di celengan 
birunya biru yang terbentur kursi ekonomi 

Birunya jejak negeriku 
biru kehidupanku esok pagi  
biru-biru biarlah kumaknai bijak, 
sebab biru langitlah yang akan kugapai. 

2021 

 

Kupeluk Pelikku 

Di tanah yang asing 
dari pecinta pelukmu ini; 
aku temukan negeri asri 
bak tiada lain di bumi 

Nian pelik memang kuakui 
jalan bercabang di ujung pandangan 
untuk dia kukuat dan bagi Dia kusembah. 

2021 


Dua Kota Berbeda 

Dua kota berbeda, 
Jakarta - Kuala Lumpur 
kupakai sejenak untuk berlibur
biar tak sia-sia jerih payah 
belajar di Rusia 

2021 

 

Belajar, Belajar, Bekerja 

Senja lembanyung jingga 
mungkin jauhnya tak terhingga 
matahari mulai mengantuk 
waktunya bekerja semalam suntuk 

2021 

 

Baca juga: Sajak-sajak Sihar Simatupang
Baca juga: Sajak-sajak Maria Regine
Baca juga: Sajak Kofe, Warung Puisi Pascakontemporer Indonesia

 

 

 

 


William Stefanus Wirawan, suka membaca dan menulis, lahir di Kota Bogor, Jawa Barat, pada 5 September 1997. Ia adalah alumni program Pertukaran Pelajar Indonesia-Rusia pada 2018 di Southern Federal University, Rostov on Don. Menamatkan pendidikan S-1 Teknik Mesin di Universitas Kristen Petra Surabaya pada 2016. Puisi-puisi di sini tergabung dalam antologi puisi Doa Tanah Air: suara pelajar dari negeri Pushkin yang akan segera diterbitkan. Kini, menempuh pendidikan kombinasi pada program Magister dan PhD Mechanical and Aerospace Engineering di Gyeongsang National University, Korea Selatan. Ilustrasi: Syahnagra Ismaill. (SK-1) 

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iwan Jaconiah
Berita Lainnya