Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
AKTOR laga dan seni peran Tanah Air, Yayan Ruhian akan menikmati sebagian waktu bulan Ramadan tahun ini di kampung halamannya yang terletak di Desa Cibeber, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat.
Aktor yang berperan dalam film film Star Wars: The Force Awakens itu mengatakan saat dirinya tidak syuting, ia biasanya lebih suka pulang ke kampung halaman dan menyibukkan diri dengan mengurus berbagai kebun dan ternaknya.
“Biasanya saya menengok pohon cengek, sayuran, atau pohon cikur. Iseng-iseng saja. Yang pasti buat aku kalau sedang tidak ada syuting lalu balik ke kampung, rasanya lebih banyak hal yang bisa dikerjakan ketimbang hanya berdiam di Jakarta,” kata Yayan seperti dilansir dari Antara pada Kamis (13/3).
Baca juga : Sambut Ramadan, Bebelac Gelar Program Undian Eksklusif
Selama di kampung halaman, pemain film laga ‘Merantau’ dan ‘The Raid’ itu biasanya akan memanfaatkan sebagian waktu untuk menjalankan hobinya yakni memancing. Selain itu, Yayan juga akan memperhatikan beberapa hewan peliharaannya dengan memberikan makan kepada ayam, kambing, dan ikan.
Yayan juga mengucap rasa syukur atas rezeki yang mengalir dalam beberapa tahun dan karirnya selalu lancar dalam dunia perfilman. Selama ini dikatakan Yayan terlalu fokus pada pekerjaan, sehingga pada Ramadan ia ingin agar bisa pulang ke kampung halaman.
“Mungkin Tuhan memberikan saya rezeki kali ini agar saya lebih berfokus. Berharap bulan ini bisa di kampung dulu, walau pekan ini mesti ke Jakarta untuk menghadiri acara buka puasa dan mengantarkan anak yang hendak kembali studi di Malaysia.,” jelasnya
Baca juga : Menyambut Ramadan dengan Kuliner Istimewa di Wyl's Kitchen Pakubuwono
Yayan juga menjelaskan ingin agar waktu dan hidupnya bisa lebih bermanfaat. Dia juga ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga dan sanak keluarga.
“Saya adalah bagian keluarga yang dipercaya menjadi kepala. Karena itu, saya selalu berusaha dan berharap bisa membawa keluarga kecil saya ke arah yang benar. Mudah-mudahan kami selalu lebih baik seiring waktu. Sepertinya ya memang harus mulai tahu diri. Masa sih dalam 12 bulan ada satu bulan, namun masih terus juga (bekerja),” ungkapnya.
Bulan Ramadhan tahun lalu, Yayan juga menghabiskan waktu bersama istri dan anak-anaknya di kampung. Bagi Yayan, keluarga merupakan prioritas utama dalam kehidupan Yayan.
Baca juga : Warga Cimahi Kecewa tidak Kebagian Beras Murah
Pria 55 tahun itu juga menceritakan dengan penuh nostalgia, seraya menyampaikan betapa bulan Ramadan selalu menjadi momen yang spesial dan penuh kesan bagi dirinya baik saat ini maupun saat masa kecil.
“Salah satu makanan favorit saya saat buka puasa dan sahur adalah petai, meskipun bahan makanan ini sering dihindari oleh sebagian orang karena aromanya yang khas. Bagi saya pete adalah makanan sejuta umat yang selalu hadir dalam menu Ramadan,” ujarnya.
Yayan juga mengenang ramadan saat masih kecil khususnya ketika mengikuti tradisi nyemen yakni sebuah istilah lokal yang menggambarkan anak-anak yang pura-pura berpuasa padahal sudah makan dan minum diam-diam.
“Nyemen adalah kenakalan anak-anak yang mencoba bertahan melawan rasa lapar selama berpuasa dengan makan secara sembunyi-sembunyi. Meski begitu, ketika ditanya, mereka akan mengaku masih menjalankan puasa. Anak-anak kan biasa makan secara ngumpet-ngumpet lalu ketika ditanya orang lain, mengaku masih puasa. Rasanya semua orang pasti pernah mengalami masa-masa seperti itu,” imbuhnya sambil tertawa.
Yayan juga menejaslakan baginya penting untuk menjaga stamina selama berpuasa. Ia juga berusaha untuk menjalani puasa secara santai tanpa merasa terbebani oleh rasa lapar atau haus, namun tetap mematuhi aturan puasa dengan tidak makan atau minum selama waktu yang ditentukan. (Z-3)
Hasil dari partisipasi kegiatan selama bulan Ramadan sebesar Rp50 juta disumbangkan kepada YPAC (Yayasan Penyandang Anak Cacat) Jakarta.
Chief Marketing Officer Lion Parcel, Kenny Kwanto, mengungkapkan pihaknya berhasil mencatatkan pertumbuhan 40% tonase pengiriman pada periode Ramadan lalu.
Angka pertumbuhan 5% di tiga bulan kedua tahun ini diperkirakan bakal sulit tercapai.
BPS mengungkapkan inflasi pada April 2024 yang bertepatan dengan momen Lebaran menjadi yang terendah dalam kurun tiga tahun terakhir.
Tradisi Halal Bihalal menjadi waktu yang spesial bagi umat Muslim untuk berkumpul, bermaaf-maafan, dan mempererat hubungan setelah menjalani bulan Ramadan.
Konsumsi Avtur sempat melonjak selama puncak arus mudik Lebaran yang terjadi pada 5-7 April dan puncak arus balik Lebaran pada 15 April.
Di wilayah itu terdapat tebing setinggi 40 meter yang berada di jalur utama Kampung Pangangonan. Namun tebing mengalami longsor sehingga akses jalan ikut tergerus.
Selain memiliki sumber daya alam (batu bara) yang melimpah, pertanian dan perkebunan yang subur, Berau menyimpan potensi pariwisata yang sangat menawan.
Lia Novianti, pengelola Bintang Batam (BB) Bar di Kampung Bule, Kecamatan Batu Ampar, divonis 1 tahun penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Batam, Kepulauan Riau, pekan lalu.
Lokasi kegiatan di Desa Gasol, Kecamatan Cugenang. Tim fokus pada konsolidasi tanah.
Ada tiga kampung wisata yang dapat menjadi role model dari total 25 kampung wisata di Kota Yogyakarta, yakni Kampung Wisata Prenggan, Kampung Wisata Purbayan, dan Kampung Wisata Rejowinangun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved