Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MENGAJARI buah hati berpuasa di bulan Ramadan bukanlah perkara mudah. Padahal, membiasakan anak menjalani puasa sejak kecil penting agar anak terbiasa untuk melaksanakan salah satu ibadah dari rukun Islam.
Menurut Pakar Psikologi Anak Universitas Airlangga (UNAIR) Dewi Retno Suminar, anak bisa diajarkan berpuasa sedini mungkin. Namun, orangtua tetap harus memperhatikan porsi pikiran dan kekuatan fisik anak dalam berpuasa.
Dewi mengungkapkan ada cara yang tepat untuk mengajarkan anak berpuasa tanpa harus dipaksa. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan saat anak mengajari anak berpuasa, seperti dilansir dari laman resmi UNAIR.
Baca juga: Tips untuk Anak Belajar Puasa Menurut Pakar Kesehatan
1. Memperhatikan usia anak
Menurut Dewi, orang tua harus memahami usia anak karena usia menentukan perkembangan kognitif anak dan ini juga terkait dengan cara berkomunikasi atau cara mengajarkan anak berpuasa.
Untuk anak usia di bawah tujuh tahun dengan masa perkembangan kognitif praoperasional, lanjut Dewi, cara terbaik mengajarkan puasa adalah dengan memberikan contoh langsung atau memberi kesempatan anak untuk meniru perilaku orang tuanya.
Baca juga: Hikmah Puasa Ramadan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Misalnya saat anak bangun sahur, biarkan anak melihat apa yang dilakukan orang tuanya dan jelaskan mengapa mereka harus sahur.
“Memberikan suasana Ramadan di dalam rumah, dengan sahur, puasa, dan shalat tarawih bersama akan menguatkan proses tiru anak dalam berpuasa,” jelasnya.
Sedangkan untuk anak usia tujuh tahun ke atas dengan masa perkembangan kognisi operasional konkrit, cara terbaik mengajarkan puasa pada anak adalah dengan memberikan reward dan penguatan saat anak mampu berpuasa satu bulan penuh secara konsisten. Reward yang diberikan bisa berupa pujian atau hadiah, tergantung masing-masing keluarga karena terkadang ada anak yang tidak cukup diberi pujian tetapi harus diberi hadiah.
2. Memahami kondisi fisik anak
Dewi juga menyampaikan bahwa orangtua penting untuk memperhatikan kondisi fisik anak. Orang tua bisa memberikan makanan bergizi dan bila perlu, orang tua bisa memberikan vitamin pada anak.
Dewi menyatakan bahwa mengajarkan puasa pada anak sedini mungkin merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Cara mengajarkan sesuatu kepada anak adalah dengan membiasakan diri berbuat baik dan menjauhi keburukan. Jika anak sudah terbiasa, lanjutnya, maka anak akan mudah melakukan kebaikan dan tidak merasa terbebani dalam melaksanakannya.
Beberapa manfaat mengajarkan puasa pada anak sedini mungkin antara lain dapat mengajarkan anak menjadi anak yang shaleh dan shalehah, mengajarkan anak untuk dapat menghargai orang yang kurang beruntung, mengajarkan anak tentang empati terhadap orang lain, membentuk anak menjadi lebih bersyukur dengan apa yang dimiliki dan dapat membantu anak untuk berolahraga (menahan diri).
“Dengan belajar berpuasa sejak dini, anak akan lebih mudah diajarkan tentang empati, menghargai orang lain dan bersyukur. Puasa dapat dijadikan sebagai media agar anak-anak mengerti ketika orang tidak makan, sehingga mereka merasa bersyukur ketika masih bisa makan dan juga memahami orang lain yang tidak mampu membeli makanan atau mengalami kelaparan,” tutup Dewi. (Z-10)
Hasil dari partisipasi kegiatan selama bulan Ramadan sebesar Rp50 juta disumbangkan kepada YPAC (Yayasan Penyandang Anak Cacat) Jakarta.
Chief Marketing Officer Lion Parcel, Kenny Kwanto, mengungkapkan pihaknya berhasil mencatatkan pertumbuhan 40% tonase pengiriman pada periode Ramadan lalu.
Angka pertumbuhan 5% di tiga bulan kedua tahun ini diperkirakan bakal sulit tercapai.
BPS mengungkapkan inflasi pada April 2024 yang bertepatan dengan momen Lebaran menjadi yang terendah dalam kurun tiga tahun terakhir.
Tradisi Halal Bihalal menjadi waktu yang spesial bagi umat Muslim untuk berkumpul, bermaaf-maafan, dan mempererat hubungan setelah menjalani bulan Ramadan.
Konsumsi Avtur sempat melonjak selama puncak arus mudik Lebaran yang terjadi pada 5-7 April dan puncak arus balik Lebaran pada 15 April.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved