Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SEHUBUNGAN 116 Tahun Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei 1908-2024), Presidium Gerakan Penegak Kedaulatan Rakyat (GPKR) menyampaikan sejumlah pikiran/pernyataan.
Presidium GPKR terdiri dari Abdullah Hehamahua, Didin S Damanhuri, Fachrul Razi, Hafid Abbas, M Din Syamsuddin, Oegroseno, Paulus Januar, Rochmat Wahab, Sabriati Aziz.
Berikut isi lengkap pernyataan GPKR yang dirilis.
Baca juga : Harkitnas 2024, Bangkit untuk Indonesia Emas dengan Inovasi dan Teknologi
1. Bangsa Indonesia perlu bersyukur ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa pernah mengalami Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 1908. Tanggal tersebut menandai bangkitnya kesadaran rakyat Indonesia sebagai suatu bangsa yang ingin membebaskan diri dari penjajahan dan memerdekakan diri sebagai bangsa dan negara yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
2. Kebangkitan Nasional sejatinya adalah pembebasan diri dari tirani, penegakan hak dan kedaulatan rakyat, serta perjuangan bersama untuk keadilan dan kemakmuran bersama. Kebangkitan Nasional berupa kesadaran kebangsaan telah dikukuhkan dan menjelma dalam berbagai bentuk kedaulatan (sovereignty). Rinciannya sebagai berikut.
a. Kedaulatan kultural (cultural sovereignty) lewat Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Baca juga : Dinasti Politik dan Nepotisme Jokowi Bertentangan dengan Kedaulatan Rakyat
b. Kedaulatan politik (political sovereignty) dengan Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.
c. Kedaulatan teritorial (territorial sovereignty) melakui Deklarasi PM Juanda pada 13 Desember 1959.
3. Ketiga bentuk kedaulatan itu kini menghadapi tantangan besar, yakni runtuhnya kedaulatan itu sendiri. Seyogianya Bangsa Indonesia pada era globalisasi dewasa ini dapat mengukuhkan kedaulatan harga diri (dignity sovereinty) dalam pergaulan antarbangsa yang menuntut kemampuan bersaing dan bertanding. Namun, alih-alih dapat bangkit maju, Bangsa Indonesia terpuruk.
Baca juga : Anies : Kita Ingin Anak Muda Dapat Posisi Karena Prestasi, Bukan Koneksi
Kedaulatan ekonomi hancur oleh ketakadilan ekonomi, sehingga yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Kekayaan sumber daya alam terkuras dan terjarah oleh segelintir orang yang bersekongkol dengan pejabat korup. Begitu pula kedaulatan politik, kedaulatan rakyat diambil alih oleh kedaulatan partai. Oligarki politik bersekongkol dengan oligarki ekonomi membuat hak rakyat dirampas/dibeli paksa pada setiap Pemilu/Pilpres.
Demokrasi beralih bentuk menjadi kleptokrasi (ada penguasa yang menggunakan kekuasaan untuk memperkaya diri). Korupsi, kolusi, nepotisme, dan politik dinasti merajalela. Keteladanan dan kenegarawanan pemimpin nasional terjerembap ke titik nadir. Pada muaranya, kedaulatan rakyat sebagai pesan utama Kebangkitan Nasional terjatuh bahkan dijatuhkan oleh rezim yang berkuasa.
4. Memperingati 116 Tahun Kebangkitan Nasional menuntut rakyat bangkit dari keterpurukan. Saatnya rakyat bergerak membangkitkan diri dari kebangkrutan. Kalau tidak, eksistensi negara bangsa akan lenyap, tidak tersisa kecuali nama dan tidak tersisa kecuali kerangka.
5. Bangkit dari Bangkrut bukan mengada-ada. Saatnya Bangsa Indonesia memiliki kesadaran baru, membebaskan diri dari penjajahan baru, memerdekakan dari belenggu tirani, berjuang menegakkan kedaulatan rakyat dengan kembali ke UUD 1945 (hasil permufakatan para pendiri bangsa) dengan beberapa adendum prinsipil. (RO/Z-2)
Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono dari FISIP UI menegaskan dalam upaya menuju Indonesia Emas 2045, diperlukan kehadiran individu dengan karakter sosial yang kuat di dalam politik.
Hari Kebangkitan Nasional menjadi momentum untuk merefleksikan perjuangan para pahlawan.
Kini siapa yang menguasai teknologi, dia pula yang akan menguasai peradaban.
Budi Utomo (Boedi Oetomo) ialah organisasi yang didirikan tanggal 20 Mei 1908 oleh Dr. Soetomo dan para mahasiswa Stovia.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berharap, Harkitnas jadi momentum upaya membangun semangat untuk bangkit di tengah krisis global.
Caleg terpilih dapat mendaftaran diri dalam kontestasi Pilkada 2024. Kendati demikian, mereka harus mengundurkan diri sebagai caleg terpilih.
Titi mengaku kecewa dengan dugaan adanya plagiasi yang dilakukan oleh anak kedua dari Koordinator Masyarakat Anti Korupsi (MAKI) tersebut.
PKB mendorong pemisahan pelaksanaan pileg dan pilpres dengan meminta revisi Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2023 tentang Pemilu.
Keserentakan pada Pemilu 2024 lalu merupakan salah satu dari lima model yang direkomendasikan Mahkamah Konstitusi (MK).
Pemberitaan tentang keputusan Presiden Biden untuk mundur dari kampanye 2024 dan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris sebagai penggantinya telah mengejutkan banyak pihak
Joki pantarlih adalah sebutan untuk orang di luar pantarlih yang menggantikan tugas-tugas pantarlih saat melakukan coklit ke rumah-rumah warga.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved