Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

KPK Temukan Rupiah dan USD Senilai Rp5,6 Miliar Terkait Suap di Ditjen Perkeretaapian

Candra Yuri Nuralam
17/4/2023 11:10
KPK Temukan Rupiah dan USD Senilai Rp5,6 Miliar Terkait Suap di Ditjen Perkeretaapian
Penyidik KPK berhasil mengamankan uang tunai dalam bentuk rupiah dan dolar dengan total Rp5,6 miliar.(Antara)

PENYELIDIK Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berhasil mengamankan uang miliaran rupiah dari pengeledahan empat lokasi, guna mendalami dugaan suap di Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian. Dalam pengeledahan selama dua hari, 13-14 April, KPK mengamankan duit dalam mata uang rupiah dan dolar Amerika. 

"Turut pula diamankan dalam rangkaian penggeledahan dimaksud bukti uang tunai dengan jumlah Rp1,8 miliar dan US$274.000, atau seluruhnya setara senilai Rp5,6 miliar rupiah," kata juru bicara bidang penindakan KPK Ali Fikri melalui keterangan tertulis, Senin (17/4).

Empat lokasi yang digeledah itu ada di Jakarta. Tepatnya di Kantor Kementerian Perhubungan, Kantor Ditjen Perkeretaapian, rumah tersangka, dan kantor pihak swasta yang menjadi rekanan.

Baca juga: Apakah Menaikan Gaji dan Tukin Pejabat Dapat Menghindarkan Korupsi?

"Juga ditemukan dan diamankan berbagai bukti diantaranya sejumlah dokumen terkait proyek di Dirjen Perkeretaapian," ucap Ali.

Uang dan dokumen yang ditemukan itu bakal dianalisis penyidik. Pendalaman dilakukan dengan memeriksa saksi dan tersangka.

Baca juga: Gagal Rayakan Lebaran Gegara Minta THR

"Kami masih terus kumpulkan alat bukti di beberapa tempat lainnya yang perkembangannya akan disampaikan," ujar Ali.

KPK menetapkan 10 tersangka dalam kasus ini. Mereka yakni Direktur PT Istana Putra Agung, Dion Renato Sugiarto; Direktur PT Dwifarita Fajarkharisma, Muchamad Hikmat; mantan Direktur PT KA Manajemen Properti, Yoseph Ibrahim; dan VP PT KA Manajemen Properti, Parjono. Mereka berstatus sebagai pemberi.
 
Lima penerima lainnya yakni Direktur Prasarana Perkeretaapian, Harno Trimadi; pejabat pembuat komitmen (PPK) BTP Jabagteng, Bernard Hasibuan; Kepala BTP Jabagteng, Putu Sumarjaya; PPK BPKA Sulsel, Achmad Affandi; PPK Perawatan Prasarana Perkeretaapian, Fadliansyah; dan PPK BTP Jabagbar, Syntho Pirjani Hutabarat.
 
Tersangka penerima disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
 
Sementara itu, tersangka pemberi disangkakan melanggar Pasal 5 atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya