Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
INDUSTRI pertahanan dalam negeri diharapkan terus melahirkan prestasi terbaiknya. Pasalnya, hal tersebut dapat membuat ekonomi dan kedaulatan bangsa Indonesia menjadi kuat.
Untuk itu, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mendorong hadirnya motor listrik khusus atau Electric Tactical Motor Bike karya anak bangsa yang bisa digunakan dalam operasi militer.
Motor tersebut tidak hanya diharapkan mampu meluncur di medan beraspal dengan baik, namun di medan operasi militer. Kendaraan taktikal sangat diperlukan untuk mendukung kerja operasi pasukan khusus di jalanan hutan yang terjal dan berkelok, dan dengan konsep operasi senyap.
Uji rancangan motor listrik tersebut, merupakan hasil desain anak bangsa dan dikaji serta diuji PT Eltran Indonesia (anak perusahaan Len) di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertahanan Kementerian Pertahanan (Balitbang Kemenhan), Jakarta.
Balitbang Kemenhan memiliki tugas menyelenggarakan penelitian, pengkajian serta pengembangan strategi dan sistem pertahanan, sumber daya manusia, kemampuan dan pendayagunaan industri nasional serta penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan untuk pertahanan negara.
"Kami terus mengkaji dalam FGD (fokus group discussion/diskusi terstruktur dengan topik yang ditentukan) ini sebagai sebuah tahapan dalam penelitian pengembangan yang pada prinsipnya Litbang pertahanan ini yang menjadi tujuan utama adalah bagaimana produk Litbang ini bisa digunakan oleh user. Oleh sebab itu forum ini (FGD) memang sengaja kita buat dan memang menjadi sebuah tahapan dari Litbang dimana kita perekayasa atau peneliti ini berdiskusi dengan user," kata Arif Harmanto Kapuslitbang Alpahan Balitbang Kemenhan.
"Tujuan akhirnya, hasil Litbang ini bermanfaat untuk user. Bagaimana bisa bermanfaat, tentu harus sesuai dengan apa yang diinginkan user. Maka dari itu, forum ini kita mencari masukan dari user, dari inisial desain, kita minta masukan dari user. Dari situ kita coba akomodasi apa-apa yang menjadi kebutuhan user," tambahnya.
Lebih jauh disampaikannya, hasil tersebut selanjutnya dilakukan redesain agar nanti produk akhirnya bisa dipergunakan oleh user dengan sempurna.
Baca juga : Jelang Pemilu 2024, Kemendagri Serahkan Hak Akses NIK ke KPU
"Pertama kita harus punya komitmen dari industri pertahanan untuk menghasilkan produk yang memang benar benar berkualitas dan bisa digunakan user di lapangan, dalam hal ini adalah TNI," tambahnya.
"Tetapi kita juga mengharapkan dari user bahwasanya mungkin sebuah produk dari industri pertahanan hasil dari Litbang, belum bisa dikomparasikan dengan produk dari luar. Oleh sebab itu komitmen bahwa kita menggunakan produk dalam negeri ini jangan kita membandingkan dari luar 100 persen. Kalau ada kurang-kurangnya sedikit mungkin komitmen dari user untuk tetap menggunakan, seiring berjalannya waktu memberikan masukan pada industri apa-apa saja yang kurang dan disempurnakan di masa mendatang," tambahnya.
Dengan demikian, keinginan Indonesia untuk bisa 100 persen menggunakan produk dalam negeri bisa tercapai. "Kita tidak akan pernah menggunakan produk dalam negeri tanpa mencobanya. Industri harus berusaha semaksimal mungkin memenuhi produk yang memang benar dibutuhkan oleh user, dan terbuka dengan saran. Marilah cintai produk dalam negeri untuk menumbuhkan perekonomian Indonesia. Indonesia tumbuh, Indonesia maju," tutupnya.
GM Pemasaran dan Penjualan PT Eltran Ridwan menambahkan. FGD tersebut merupakan serangkaian dari Litbang mandiri, yang menjadi kerja sama PT Eltran Indonesia dengan Litbang Kemenhan.
"Jadi kita melakukan pengembangan penelitian motor listrik, dan sekarang sudah berjalan sesuai roadmap, terus memperkenalkan serta meminta masukan-masukan dari pihak kesatuan yang lainnya dari TNI. Dengan begitu, motor yang kita kembangkan bisa sesuai dengan penggunaan operasinya," paparnya.
Ia mengungkapkan, FGD berjalan dengan antusiasme tinggi dan dinamis. "Banyak sekali masukan dari satuan yang memang butuh untuk kita kembangkan lagi. Kesatuannya tadi di antaranya ada dari Puslaik (Pusat Kelaikan Kemenhan), Dirtekinhan (Direktorat Potensi Pertahanan) Kemenhan, Kopassus. Semua kesatuan hadir. Selanjutnya kita menyesuaikan dengan masukan-masukan dari kesatuan itu," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto mendorong industri pertahanan Indonesia secara keseluruhan agar senantiasa menjalankan manajemen yang sebaik-baiknya. Diamanatkannya, harus ada perubahan drastis dalam budaya industri pertahanan secara keseluruhan.
Terlebih, Presiden Joko Widodo memberi instruksi untuk membesarkan industri pertahanan Indonesia. Hal tersebut, sebagai bentuk dari pengabdian patriot-patriot bangsa untuk ikut menjaga kedaulatan bangsa Indonesia. (RO/OL-7)
DPR RI menggelar rapat tertutup dengan Kemenhan dan Panglima TNI. Salah satu pembahasannya yakni soal usulan penambahan uang operasional prajurit TNI khususnya di Papua.
Peserta rapat menyatakan setuju kegiatan tersebut digelar tertutup.
Prabowo mengatakan Indonesia prihatin terhadap krisis yang saat ini masih terjadi, terlebih melihat jumlah korban yang terus bertambah setiap harinya.
Menhan Prabowo menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan AS dalam kerja sama untuk memodernisasi peralatan pertahanan Indonesia untuk memenuhi kekuatan TNI.
WAKIL Menteri Pertahanan (Wamenhan) M Herindra keceplosan menyebut periode berikutnya sebagai pemerintahan Jokowi-Gibran saat rapat bersama Komisi I DPR.
KEMENTERIAN Pertahanan (Kemenhan) memaparkan jurus menangani konflik di Papua. Hal itu dilakukan melalui dua pendekatan.
KSAU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, menegaskan komitmen TNI AU untuk terus memodernisasi alutsista guna menjaga keamanan udara NKRI.
PENGAMAT militer Soleman Ponto ungkap prioritas utama dari alat utama sistem senjata (alutsista) yang harus diperbarui. Ponto menilai alutsista dari TNI Angkat Laut (AL) yang paling penting.
TNI AU dan Airbus membahas beberapa hal, khususnya soal teknologi baru yang dimiliki oleh perusahaan asal Eropa itu.
TNI AU tak hanya mengandalkan alutsista buatan Amerika dan Rusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved