Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
BURSA Efek Indonesia (BEI) masih menghentikan sementara (suspend) perdagangan efek PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), karena dinilai melakukan penundaan pembayaran jumlah pembagian berkala sukuk global yang telah jatuh tempo.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengungkapkan pihaknya berpendapat hal tersebut mengindikasikan adanya permasalahan pada kelangsungan usaha Perseroan (going concern issue).
Baca juga: Tiga Hal untuk Penguatan Fondasi Ekonomi
"Atas hal tersebut, pada 18 Juni 2021 bursa melakukan penghentian sementara perdagangan efek PT Garuda Indonesia di seluruh pasar terhitung sejak sesi I perdagangan efek hingga pengumuman bursa lebih lanjut," jelasnya saat dikonfirmasi, Rabu (28/7).
Di satu sisi Nyoman menegaskan, penghentian sementara perdagangan efek GIAA bukan merupakan sanksi, melainkan sebuah tindakan perlindungan terhadap investor.
"Serta memberikan kesempatan kepada managemen GIAA untuk melakukan tindakan dalam memperbaiki issue going concern dimaksud," ucapnya.
Suspensi tersebut, lanjut Nyoman, juga akan mempercepat perusahaan untuk memperbaiki hal-hal yang menjadi penyebab penghentian sementara sehingga saham GIAA dapat diperdagangkan kembali dan pemegang saham dapat menjual sahamnya di bursa.
BEI akan mempertimbangkan pencabutan penghentian sementara perdagangan efek GIAA, jika kondisi kelangsungan usaha perseroan telah menunjukkan perbaikan diantaranya pembayaran utang dan kewajiban yang telah jatuh tempo.
"Kemudian ada keberhasilan restrukturisasi kewajiban perseroan serta kondisi-kondisi lainnya yang dapat berpengaruh pada kelangsungan usaha GIAA," tutur Nyoman.
BEI pun menempatkan saham GIAA di papan pemantauan khusus atau watchlist. Diketahui, perusahaan pelat merah itu mengalami kerugian sebesar US$2,5 miliar atau Rp36,2 triliun pada tahun lalu akibat pandemi. Hal itu disampaikan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia pada Sabtu (17/7). Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020, GIAA membukukan pendapatan sebesar US$1,49 miliar. Angka tersebut merosot tajam dibanding sebelum terdampak pandemi atau pada 2019 yang mencetak pendapatan US$4,57 miliar.
Seperti diketahui, kondisi finansial Garuda terpuruk dengan adanya utang mencapai Rp70 triliun dan bertambah Rp1 triliun setiap bulannya. Selain itu, perusahaan pelat merah itu merestrukturisasi bisnis dengan memangkas jumlah armada pesawat yang dioperasikan. (OL-6)
Kerja sama ini akan menjadikan Garuda Indonesia sebagai official carrier yang mendukung aksesibilitas transportasi udara menuju Nusantara.
AirAsia dan Garuda minta penetapan tarif batas atas dan bawah dikaji ulang
Penerbangan Garuda Indonesia yang memulangkan jemaah haji kelompok terbang (kloter) 31 Embarkasi Makassar (UPG 31) dari Tanah Suci mengalami penundaan alias delay hingga 39 jam.
Dengan kejadian ini, Kementerian Agama akan mempertimbangkan kembali keterlibatan Garuda Indonesia pada penerbangan jemaah haji di tahun mendatang.
Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia memastikan siap mengirimkan pesawat pengganti menyusul peristiwa Return to Base (RTB) pada penerbangan GA-6239 rute Solo-Jeddah
JEMAAH haji kloter 5 dari Debarkasi Makassar tiba dari Arab Saudi Kamis (27/6), menggunakan Pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GIA 1204.
Profesionalisme adalah kunci utama dalam mengembangkan BUMN agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 47,04 poin.
Jumlah emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), per 19 Juli 2024, mencapai 934 perusahaan. Angka tersebut sudah naik dari jumlah yang tercatat pada akhir 2024.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (29/7) sore ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG ditutup menguat 0,72 poin.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (26/7) sore ditutup menguat dipimpin oleh saham-saham sektor energi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved