Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
TIM Kunjungan Kerja Spesifik Komisi I DPR RI mengapresiasi pemaparan Komandan Satuan Bravo 90 Paskhas TNI AU, terkait kesiapan dalam melaksanakan tugas pokok TNI seperti operasi militer untuk perang, dan operasi militer selain perang dengan dukungan alutsista dan sarana prasarana yang dimiliki.
Komisi I DPR RI juga mendukung tercapainya program usulan SatBravo 90 Paskhas TNI AU, di antaranya target pembangunan sarana dan prasarana, dan pembangunan material sampai dengan tahun 2024.
Mengingat kondisi sarana prasarana maupun alutsista yang dimiliki saat ini sudah tidak sesuai dengan zaman, dan diharapkan kebutuhan Indonesia untuk memiliki TNI yang kuat dari 2021-2024 segera dapat teralisasi.
“Kemudian ada juga kebutuhan untuk tempat latihan, kebutuhan alat angkut yang cepat. Jadi ini memang harus didorong kebutuhan mereka. Mudah-mudahan konsep yang kita inginkan, punya TNI yang kuat dari 2021-2024 kebutuhan ini sudah masuk,” papar Wakil Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto di Satuan Bravo 90 Paskhas TNI AU Rumpin, Bogor, Jumat (4/6/2021).
Utut menambahkan, secara konsep keprajuritan dan kesiapan para prajurit yang berada di SatBravo 90 Paskhas TNI AU memiliki kemampuan yang mumpuni, namun dari sisi peralatan dan sarpras yang ada perlu didukung. Utamanya terkait dengan alat penyadap sebagai penunjang kinerja mereka yang saat ini masih berteknologi 2G sedangkan, kemajuan yang ada saat ini sudah sampai 5G.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Tim Kunspek Komisi I DPR RI Bambang Kristiono yang beranggapan bahwa memang dibutuhkan dukungan perbaikan dan penyempurnaan yang signifikan dalam alutsitsa yang dimiliki oleh SatBravo 90 Paskhas TNI AU.
Baginya bukan lagi dibutuhkan reformasi saja, tetapi juga revolusi perbaikan bagi alutsista Indonesia.
“Kita lihat saja satu contoh tadi, kita sekarang sudah berada di era 4G menuju 5G tapi peralatan yang kita miliki masih 2G. Ini bagaimana? Artinya semua peralatan ini tidak secara optimal bisa kita operasikan atau bisa kita gunakan untuk situasi yang sekarang ini, dengan kata lain sudah tidak sesuai dengan jamannya," jelasnya.
"Makanya ini perlu satu menurut saya ya perlu satu revolusi bukan lagi reformasi. Menurut saya, revolusi perbaikan dan penyempurnaan alat pertahanan keamanan yang kita miliki sekarang harus kita lakukan itu,” tutur Bambang.
Turut Hadir dalam Kunker Spesifik Komisi I ke Satuan Bravo 90 Paskhas TNI AU Rumpin, Bogor, diantaranya: Dede Indra Permana, Rudianto Tjen, Junico B.P. Siahaan, Dan Irine Yusiana Roba Putri (F-PDI Perjuangan), Bobby Adhityo Rizaldi, dan Christina Aryani (F-Golkar), Rachel Maryam Sayidina, dan Imron Amin (F-Gerindra), Helmy Faishal Zaini (F-PKB), Sjarifuddin Hassan, dan Darizal Basir (F-Demokrat), dan Sukamta (F-PKS). (RO/OL-09)
DPR RI menggelar rapat tertutup dengan Kemenhan dan Panglima TNI. Salah satu pembahasannya yakni soal usulan penambahan uang operasional prajurit TNI khususnya di Papua.
Peserta rapat menyatakan setuju kegiatan tersebut digelar tertutup.
Prabowo mengatakan Indonesia prihatin terhadap krisis yang saat ini masih terjadi, terlebih melihat jumlah korban yang terus bertambah setiap harinya.
Menhan Prabowo menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan AS dalam kerja sama untuk memodernisasi peralatan pertahanan Indonesia untuk memenuhi kekuatan TNI.
WAKIL Menteri Pertahanan (Wamenhan) M Herindra keceplosan menyebut periode berikutnya sebagai pemerintahan Jokowi-Gibran saat rapat bersama Komisi I DPR.
KEMENTERIAN Pertahanan (Kemenhan) memaparkan jurus menangani konflik di Papua. Hal itu dilakukan melalui dua pendekatan.
KSAU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, menegaskan komitmen TNI AU untuk terus memodernisasi alutsista guna menjaga keamanan udara NKRI.
PENGAMAT militer Soleman Ponto ungkap prioritas utama dari alat utama sistem senjata (alutsista) yang harus diperbarui. Ponto menilai alutsista dari TNI Angkat Laut (AL) yang paling penting.
TNI AU dan Airbus membahas beberapa hal, khususnya soal teknologi baru yang dimiliki oleh perusahaan asal Eropa itu.
TNI AU tak hanya mengandalkan alutsista buatan Amerika dan Rusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved