Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KOMISI I DPR telah membentuk Panitia Kerja (Panja) peremajaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) sebagai upaya dan dukungan kepada pemerintah untuk melakukan peremajaan alutsista.
Agar proses perejamaan alutsista tersebut berjalan terukur dan efektif, Komisi I DPR RI meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk menyusun 'road map' peremajaan alutsista yang jelas.
"Yang dibutuhkan adalah road map yang jelas soal peremajaan alutsista. Agar kita bisa mengetahui kebtuuhan sistem alutsista hingga beberapa puluh tahun ke depan sehingga bisa diseleraskan dengan rencana pembelian atau peremajaan alutsista itu sendiri," ujar Anggota Komisi I dari Fraksi Partai Demokrat Rizki Aulia Natakusumah saat dihubungi dari Jakarta, Minggu (2/4).
Karena itu, Rizky melanjutkan pasca masa reses DPR berakhir, Komisi I akan segera menjadwalkan pertemuan dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto guna membahas peremajaan alutsista yang dibutuhkan.
DPR akan mendegar pemaparan dari pemerintah terkait alutsista yang dibutuhkan untuk menjaga wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesi (NKRI).
"Nanti setelah reses kita akan sama-sama dengr paparan dari pemerintah yang diwakili oleh Menhan," ungkap Rizki.
Rizki melanjutkan, proses pemeliharaan alutsista yang sudah ada juga tidak kalah penting untuk dibahas. DPR juga ingin melihat bagaimana kesiapan dan ketersediaan alutsista yang dimiliki oleh negara.
"Karena ini berkaitan dengan pertahanan kita jadi kesiapan alutsista memang harus diutamakan," paparnya.
Terkait anggaran pertahanan, di tahun ini pemerintah menganggarkan anggaran senilai Rp 22 triliun. Jumlah ini hanya 16,5% dari total anggaran Kemenhan sehingga belum bisa disebut ideal untuk bisa memenuhi kebutuhan pertahanan termasuk untuk memenuhi kesejahteraan para prajurit.
"Di satu sisi kita sebagai manusia mengerti karena anggarannya kan minim. Perlu banyak yang diurus termasuk dengan kesejahteraan prajurit juga harus bisa ditunjang terkait dengan biaya operasional dan sebagainya," ungkapnya.
Terkait isu adanya mafia pengadaan alutsista, Rizki berharap Kemenhan mampu menjaga akuntabilitas penggunaan anggaran terkait pengadaan alutsista. Alutsista adalah aspek yang paling sensitif untuk menunjang dan menjaga martabat negara.
"Kemenhan selaku pengguna anggaran terbesar di kementerian Pak Jokowi harus bisa akuntabel dalam mengendalikan dan memegang anggaran tersebut," paparnya. (Uta/OL-09)
DPR RI menggelar rapat tertutup dengan Kemenhan dan Panglima TNI. Salah satu pembahasannya yakni soal usulan penambahan uang operasional prajurit TNI khususnya di Papua.
Peserta rapat menyatakan setuju kegiatan tersebut digelar tertutup.
Prabowo mengatakan Indonesia prihatin terhadap krisis yang saat ini masih terjadi, terlebih melihat jumlah korban yang terus bertambah setiap harinya.
Menhan Prabowo menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan AS dalam kerja sama untuk memodernisasi peralatan pertahanan Indonesia untuk memenuhi kekuatan TNI.
WAKIL Menteri Pertahanan (Wamenhan) M Herindra keceplosan menyebut periode berikutnya sebagai pemerintahan Jokowi-Gibran saat rapat bersama Komisi I DPR.
KEMENTERIAN Pertahanan (Kemenhan) memaparkan jurus menangani konflik di Papua. Hal itu dilakukan melalui dua pendekatan.
KSAU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, menegaskan komitmen TNI AU untuk terus memodernisasi alutsista guna menjaga keamanan udara NKRI.
PENGAMAT militer Soleman Ponto ungkap prioritas utama dari alat utama sistem senjata (alutsista) yang harus diperbarui. Ponto menilai alutsista dari TNI Angkat Laut (AL) yang paling penting.
TNI AU dan Airbus membahas beberapa hal, khususnya soal teknologi baru yang dimiliki oleh perusahaan asal Eropa itu.
TNI AU tak hanya mengandalkan alutsista buatan Amerika dan Rusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved