Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KAPAL selam TNI AL KRI Nanggala-402 yang hilang di Perairan Bali dianggap memiliki kondisi yang sudah tua dan kelebihan muatan ketika memulai latihan militer pada Rabu (21/4) lalu, ungkap Analis Pertahanan dari Janes, Ridzwan Rahmat pada Jumat (23/4).
Kapal selam yang hilang itu dilaporkan membawa 53 awak selama pelatihan, kata Kementerian Pertahanan Indonesia. Namun, menurut Ridzwan, muatan kapal itu memiliki kapasitas maksimum 40 orang.
Dia juga menilai, selama lebih dari 40 tahun, kapal selam era Perang Dingin itu masuk dalam kategori kapal tertua di dunia dan tidak dibangun untuk menahan tekanan lebih dari 230 meter atau 754 kaki.
Tingkat kelangsungan hidup dianggap rendah untuk korban kecelakaan kapal selam di perairan dalam lebih dari 200 meter. Sementara korban yang selamat dengan naik ke permukaan laut dikatakan tak kurang dari 50 meter. Tekanan pada kedalaman yang lebih dalam cukup kuat itu bisa menghancurkan lambung kapal.
Baca juga: 2 Kapal Perang Australia Bantu Cari KRI Nanggala 402
Menurut Ridzwan, insiden tersebut bisa dihindari jika kapal tidak kelebihan muatan atau disimpan dalam pelayanan untuk waktu yang lama.
Siklus hidup khas untuk kapal selam angkatan laut hanya sekitar 30 hingga 35 tahun, kata Ridzwan. KRI Nanggala-402 dibangun di Jerman pada 1977 dan bergabung dengan jajaran TNI AL Indonesia pada 1981. Dia berpandangan, seharusnya kapal itu sudah dinonaktifkan.
“Itu adalah kecelakaan yang 'menunggu' untuk terjadi,” kata Ridzwan.
Tim penyelamat kemungkinan harus menghancurkan lambung kapal atau menara komando karena kapal selam tidak memiliki kursi penyelamat, katanya. Harapan untuk bertahan hidup dikatakan semakin redup.
“Mungkin saja orang tidak selamat,” tandas Ridzwan.
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan, cadangan oksigen KRI Nanggala-402 ketika dalam kondisi black out atau mati listrik hanya mampu bertahan hingga tiga hari pascahilang kapal selam itu. Ini berarti cadangan oksigen kapal selam itu hanya bisa bertahan hingga Sabtu (24/4). (Bloomberg/OL-4)
KSAU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, menegaskan komitmen TNI AU untuk terus memodernisasi alutsista guna menjaga keamanan udara NKRI.
PENGAMAT militer Soleman Ponto ungkap prioritas utama dari alat utama sistem senjata (alutsista) yang harus diperbarui. Ponto menilai alutsista dari TNI Angkat Laut (AL) yang paling penting.
Peserta rapat menyatakan setuju kegiatan tersebut digelar tertutup.
Menhan Prabowo menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan AS dalam kerja sama untuk memodernisasi peralatan pertahanan Indonesia untuk memenuhi kekuatan TNI.
TNI AU dan Airbus membahas beberapa hal, khususnya soal teknologi baru yang dimiliki oleh perusahaan asal Eropa itu.
TNI AU tak hanya mengandalkan alutsista buatan Amerika dan Rusia.
Mantan Komandan Kala Seram KRI Nanggala 402 wafat setelah menjalani perawatan di RS Mintohardjo, Jakarta.
Perumahan ini dibangun di atas lahan 2 hektare dan mulai dibangun sejak 23 Agustus 2021. Ada 53 unit rumah khusus untuk Pahlawan KRI Nanggala 402
Kegiatan tersebut adalah murni dukungan kemanusian dari Noah, Musica Studio, serta paduan suara Unpar tanpa ada unsur komersial sedikitpun.
TNI Angkatan Laut membangun monumen untuk mengenang peristiwa tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 di Laut Bali.
Selama pelaksanaan operasi salvage ini telah dilaksanakan penyelaman sebanyak 20 kali dan berhasil mengangkat material-material penting
BEBERAPA bagian kapal yang sudah diketahui posisinya sedang diupayakan untuk diangkat dan ditarik ke pangkalan terdekat yakni Banyuwangi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved