Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ANGGOTA Komisi I DPR dari Fraksi NasDem, Willy Aditya, menyesalkan langkah Presiden Prancis Emmanuel Macron yang terkesan tidak bisa berbuat apa-apa terkait dengan karikatur Nabi Muhammad SAW yang dibuat Charlie Hebdo.
Seharusnya Macron dapat menggunakan bahasa yang lebih elegan agar umat Islam di dunia tidak tersinggung dan marah atas pernyataannya yang berlindung di bawah kebebasan berekspresi.
“Ada poin krusial mengapa kemarahan terkait dengan kartun kali ini begitu besar, yakni statement dari Presiden Macron,” ujar Willy.
Menurut Willy, pada dasarnya masyarakat Indonesia paham dengan maksud yang disampaikan Macron. Namun, pernyataan Macron yang cenderung melakukan pembiaran kepada pembuat karikatur seolah-olah menegaskan dirinya terlibat dalam pelecehan simbol agama. “Ini yang kita sesalkan,” tegasnya.
Willy juga mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia yang dinilai sudah tepat dalam merespons isu yang terjadi di Prancis, dari respons Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) hingga pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengecam aksi penodaan agama di Prancis.
“Apa yang disampaikan juga sudah tepat. Tidak berlebihan, tetapi juga tidak permisif. Pesan dari Presiden Jokowi juga jelas dan tidak menimbulkan polemik,” tegas Willy.
Willy mengaskan, Presiden Jokowi telah mengungkapkan bahwa terorisme harus diperangi bersama. Terorisme tidak identik dengan ajaran
agama apa pun. Jokowi juga menyatakan kebebasan berekspresi ialah hak dan harus dihormati, tetapi kebebasan tidak boleh mencederai simbol agama.
“Pesan ini saya kira sudah jelas dan lugas. Itu karena hal yang demikian bukan lagi kebebasan berekspresi, melainkan provokasi. Apalagi, jika itu disampaikan seorang kepala negara. Itu yang saya kira menimbulkan gejolak yang begitu besar.”
Willy juga mengutuk terorisme yang menewaskan tiga warga Paris. Tindakan terorisme tidak bisa dibenarkan dengan alasan apa pun. Terorisme ialah wujud dari sikap biadab dan kepengecutan dalam kehidupan umat manusia.
Mendukung
Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily pun mendukung jika Indonesia menarik Duta Besar RI di Prancis. “Kita semua tahu bahwa kebebasan pers sangat dijunjung tinggi di Prancis. Namun, tetap saja tidak bisa melewati batas-batas tertentu. Tidak perlu menyinggung hal yang sangat dihormati ajaran Islam, yaitu Nabi Muhammad SAW,” tutur Ace.
Ace menilai pernyataan Macron terkait dengan kebebasan pers telah melecehkan umat Islam sehingga mendapatkan kecaman keras dari umat Islam di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia.
Menurut Ace, Macron harusnya bisa lebih sensitif terhadap kondisi psikologis umat Islam, terlebih pernyataan Macron terkait dengan karikatur Nabi Muhammad.
“Sikap Presiden Jokowi tersebut merupakan langkah protes atas pernyataan Macron yang tidak sensitif terhadap Islam,” ucap Ace.
Selain itu, Politikus Golkar itu juga mengecam perilaku Abdoullakh Abouyezidovitch yang membunuh seorang guru bernama Samuel Paty yang telah membahas karikatur Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berekspresi. Samuel Paty ditemukan tewas setelah kepalanya ditebas Abdoullakh Abouyezidovitch pada 16 Oktober 2020. (Ant/P-1)
NOMOR telepon yang digunakan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan anggota penting pemerintahannya termasuk di antara target potensial untuk spyware Pegasus
Pembicaraan berkisar seputar perdagangan internasional, perlindungan iklim dan keanekaragaman hayati, pandemi covid, pasokan vaksin hingga masalah internasional dan regional lainnya
Damien Tarel, 28, diganjar vonis 18 bulan penjara oleh pengadilan namun 14 bulan di antaranya adalah hukuman percobaan setelah menampar Macron pada Selasa (8/6).
Presiden Prancis Emmanuel Macron ditampar wajahnya saat menyapa kerumunan di tenggara Prancis, Selasa (8/6), hal itu mengundang kecaman luas menjelang pemilihan regional bulan ini.
"Islamisme radikal di Mali dengan tentara kita di sana? Tidak pernah," katanya
Prancis, yang telah menyerukan gencatan senjata yang cepat selama beberapa hari, mengatakan mendukung mediasi yang dipimpin oleh Mesir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved