Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PENGADILAN Prancis, Kamis (10/6), menjatuhkan vonis 4 bulan penjara bagi pria yang menampar Presiden Emmanuel Macron.
Damien Tarel, 28, diganjar vonis 18 bulan penjara oleh pengadilan namun 14 bulan di antaranya adalah hukuman percobaan setelah menampar Macron pada Selasa (8/6).
Tarel telah ditahan sejak insiden itu dengan jaksa menyebut aksinya tidak bisa diterima dan dilakukan dengan sengaja.
Baca juga: WHO Desak Warga Eropa Lakukan Perjalanan yang Bertanggungjawab
Tarel langsung menjalani hukuman penjara setelah vonisnya dibacakan di Kota Valence.
Dalam putusannya, pengadilan menerima rekomendasi dari jaksa untuk vonis 18 bulan penjara namun Tarel hanya diharuskan menjalani hukuman selama 4 bulan.
Tarel, yang terancam vonis maksimal 3 tahun penjara dan denda sebesar 45 ribu euro telah melepaskan haknya untuk menjalani sidang secara penuh.
Pria berambut panjang itu mengaku dirinya melakukan aksinya secara spontan dan tanpa berpikir setelah menantikan kedatangan Macron di depan sebuah sekolah di Desa Tain-l'Hermitage.
Di pengadilan, Tarel mengaku bersimpati dengan gerakan antipemerintah, rompi kuning. Dia juga mengaku sempat berencana melemparkan telur ke Macron saat Presiden Prancis itu melawat ke wilayahnya.
"Macron mewakili kemerosotan negara kita," ujar Tarel di pengadulan.
Tarel, yang merupakan pengangguran dan mendapatkan santunan dari pemerintah bersama kekasihnya yang menyandang disabiliaas, mengaku marah pada Macron yang mendatangi dirinya. Dia menyebut hal itu sebagai sekadar taktik kampanye busuk.
"Ketika saya melihat wajahnya yang sok bersahabat namun penuh kebohongan itu, saya mengerti dia berusaha membujuk saya untuk memilihnya," ujar Tarel di pengadilan.
Tamparan itu, lanjut Tarel, terjadi karena dirinya dilanda kemarahan setelah merasa diperlakukan tidak adil.
Dalam vonisnya, pengadilan juga memerintahkan Tarel untuk segera mencari pekerjaan atau pelatihan kerja. (AFP/OL-1)
NOMOR telepon yang digunakan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan anggota penting pemerintahannya termasuk di antara target potensial untuk spyware Pegasus
Pembicaraan berkisar seputar perdagangan internasional, perlindungan iklim dan keanekaragaman hayati, pandemi covid, pasokan vaksin hingga masalah internasional dan regional lainnya
Presiden Prancis Emmanuel Macron ditampar wajahnya saat menyapa kerumunan di tenggara Prancis, Selasa (8/6), hal itu mengundang kecaman luas menjelang pemilihan regional bulan ini.
"Islamisme radikal di Mali dengan tentara kita di sana? Tidak pernah," katanya
Prancis, yang telah menyerukan gencatan senjata yang cepat selama beberapa hari, mengatakan mendukung mediasi yang dipimpin oleh Mesir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved