Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DPR periode sekarang baru menyelesaikan tujuh undang-undang, bagaimana penilaian Anda?
Kita bisa menilai bahwa DPR sekarang kinerjanya masih sama buruknya dengan DPR sebelumnya. Di periode terdahulu,
pada tahun pertama (2015) hanya tiga RUU (Rancangan Undang-Undang) Prolegnas (Program Legislasi Nasional) yang dapat disahkan.
Tujuh UU apakah bukan berarti sedikit lebih baik?
Saya kira mesti diperjelas 7 RUU yang disebut sebagai hasil kerja DPR 2019-2020 tidak semuanya merupakan RUU Prolegnas. Faktanya baru satu RUU Prolegnas yang disahkan DPR, yakni RUU Minerba. Enam RUU lain yang disahkan DPR ialah RUU Kumulatif Terbuka, pengesahan perppu, ratifikasi perjanjian internasional, dan lainnya.
Bagaimana dengan alasan Ketua DPR Puan Maharani yang ingin mengutamakan mutu ketimbang kuantitas legislasi?
Pernyataan Puan yang mengatakan lebih mengedepankan mutu ketimbang kuantitas itu sesungguhnya bukan baru kali ini dipakai sebagai semacam slogan rasionalisasi DPR untuk melawan kritik akan buruknya kinerja mereka dilihat dari jumlah capaian RUU. Pernyataan itu bukan milik Puan, melainkan statement standar pimpinan DPR.
Apakah alasan pandemi covid-19 tidak dapat diterima?
DPR bisa saja tetap berkiprah di tengah pandemi untuk menghasilkan RUU jika ada dukungan manajemen yang baik. Bagaimana memastikan rapat virtual bisa membuahkan hasil yang jelas itu yang harusnya diatur. Jangan sampai ketika dikritik DPR beralasan pandemi, padahal mereka sesungguhnya sangat bersemangat membahas RUU Cipta Kerja.
Apa yang mesti diperbaiki DPR?
Mulai dari perencanaannya. Mekanisme perencanaan DPR selama ini selalu mengabaikan perencanaan yang realistis. Selain itu, DPR harus membuat prioritas berdasarkan kebutuhan rakyat, bukan berdasarkan nafsu atau keinginan politik mereka. Mekanisme pembahasan RUU juga harus diubah. DPR misalnya, hanya membahas isu-isu krusial, sedangkan pasal-pasal standar di- serahkan saja pada staf ahli. (Cah/P-2)
KEMENTERIAN Kesehatan mengungkapkan rasa syukurnya karena polemik pemecatan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Prof. Budi Santoso selesai.
KEPALA Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Michael Rolandi mengatakan bahwa keterbatasan alokasi anggaran daerah menjadi salah satu penyebab polemik KJMU.
Polemik sempat terjadi ketika insiden bendera negara peserta, termasuk Indonesia, yang dikibarkan terbalik ketika latihan seremoni pembukaan pekan lalu.
Surat Kemendagri dan Pj Gubernur Papua Tengah sangat jelas yaitu membatalkan SK mutasi yang dikeluarkan dan mengembalikan ASN yang dimutasi pada jabatan semula.
Biaya pengurusan Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP), menjadi lebih mahal dan lebih sulit untuk diperoleh karena dimonopoli satu organisasi.
Substansi RUU Kesehatan berpotensi menghilangkan sistem yang mulai terbangun dengan didukung beberapa undang-undang yang masih relevan misalnya UU No. 38 tahun 2014.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved