Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KEMENTERIAN Pertahanan akan menerima hibah 14 drone ScanEagle dan peningkatan performa (upgrade) 3 unit Helikopter Bell 412 dari pemerintah Amerika Serikat (AS).
Pemberian hibah bertujuan memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).
"Kami hadir di Komisi I DPR untuk menyampaikan permohonan persetujuan penerimaan hibah 14 drone Scan Eagle UAV dan upgrade Helikopter Bell 412 dari pemerintah AS," kata Wakil Menteri Pertahanan, Sakti Wahyu Trenggono, saat rapat kerja dengan Komisi I DPR, Rabu (26/2).
Sejak 2014 hingga 2015, pemerintah AS menawarkan program hibah (FMF) kepada TNI. Oleh karena itu, pada 2017 TNI AL mengambil program FMF hibah berupa Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan upgrade helikopter Bell 412.
Baca juga: Jokowi Minta Prabowo Perkuat Industri Alutsista
Sesuai ketentuan, Kementerian Pertahanan membentuk tim pengkaji untuk melakukan penilaian kelayakan barang. Mulai dari aspek teknis, ekonomis, politis, hingga strategis. Dari kajian tersebut, Kementerian Pertahanan memutuskan untuk menerima program hibah.
Drone ScanEagle memiliki nilai US$ 28,3 juta. Armada itu dibutuhkan TNI AL untuk meningkatkan kemampuan ISR maritim dalam menjaga pertahanan negara.
ScanEagle merupakan bagian ScanEagle Unmanned Aircraft Systems, yang dikembangkan dan dibangun oleh Insitu Inc., anak perusahaan The Boeing Company. UAV didasarkan pada pesawat miniatur robot SeaScan Insitu. yang dikembangkan untuk industri perikanan komersial.
Menurut laman Boeing, drone ScanEagle dapat beroperasi di atas 15.000 kaki (4.572 m) dan bermanuver di medan perang untuk misi yang diperpanjang hingga 20 jam. Drone dengan bobot maksimum tempat pilot diizinkan lepas landas (maximum takeoff weight/MTOW) sebesar 22 kg, digerakkan mesin piston model pusher berdaya 15 hp.
Kecepatan terbang jelajah ScanEagle berada di kisaran 111 km/jam dan kecepatan maksimum 148 km/jam. Batas ketinggian terbang mencapai 5.950 m. ScanEagle sanggup berada di udara dengan lama terbang (endurance) lebih dari 24 jam. ScanEagle akan digunakan untuk melaksanakan patroli maritim dan integrasi ISR (intelijen, pengawasan, dan pengintaian).
Baca juga: Legislator Harap PT Len Industri Buat Alutsista Mandiri
Sementara itu, upgrade peralatan Helikopter Bell 412 dengan nilai US$ 6,3, juga dibutuhkan TNI AL untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas. Sekaligus, meningkatkan kemampuan pertahanan negara.
"Nantinya, drone ScanEagle akan digunakan TNI AL untuk kepentingan khusus. Kita hanya keluar dana sekitar Rp 10 miliar untuk mengintegrasikan dan memastikan keamanan data dari peralatan ini dengan alutsista lainnya. Nanti PT LEN yang bertugas untuk mengintegrasikan," paparnya.
Di kawasan Asia Tenggara-Pasifik, drone ScanEagle sudah dioperasikan Angkatan Laut Singapura. Pengguna lainnya, Angkatan Laut dan Angkatan Darat Australia. Bahkan, ScanEagle milik militer Australia sudah teruji perang (battle proven) di Irak.
Menanggapi permintaan dari Kementerian Pertahanan, Komisi I DPR RI secara prinsip menyetujui keinginan dari pemerintah untuk mendapatkan hibah dari pemerintah AS. Namun, parlemen mengingatkan Kementerian Pertahanan untuk mengedepankan kehati-hatian dan kerahasiaan data. Serta, tidak membebani APBN dalam setiap penerimaan hibah dari negara lain.(OL-
DPR RI menggelar rapat tertutup dengan Kemenhan dan Panglima TNI. Salah satu pembahasannya yakni soal usulan penambahan uang operasional prajurit TNI khususnya di Papua.
Peserta rapat menyatakan setuju kegiatan tersebut digelar tertutup.
Prabowo mengatakan Indonesia prihatin terhadap krisis yang saat ini masih terjadi, terlebih melihat jumlah korban yang terus bertambah setiap harinya.
Menhan Prabowo menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan AS dalam kerja sama untuk memodernisasi peralatan pertahanan Indonesia untuk memenuhi kekuatan TNI.
WAKIL Menteri Pertahanan (Wamenhan) M Herindra keceplosan menyebut periode berikutnya sebagai pemerintahan Jokowi-Gibran saat rapat bersama Komisi I DPR.
KEMENTERIAN Pertahanan (Kemenhan) memaparkan jurus menangani konflik di Papua. Hal itu dilakukan melalui dua pendekatan.
KSAU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, menegaskan komitmen TNI AU untuk terus memodernisasi alutsista guna menjaga keamanan udara NKRI.
PENGAMAT militer Soleman Ponto ungkap prioritas utama dari alat utama sistem senjata (alutsista) yang harus diperbarui. Ponto menilai alutsista dari TNI Angkat Laut (AL) yang paling penting.
TNI AU dan Airbus membahas beberapa hal, khususnya soal teknologi baru yang dimiliki oleh perusahaan asal Eropa itu.
TNI AU tak hanya mengandalkan alutsista buatan Amerika dan Rusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved