Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KONTESTASI Pilkada 2020 di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, yang menghadirkan dua pasangan calon, yakni Etik Suryani-Agus Santosa (EA) melawan Joko Santosa-Wiwaha Aji Santosa (Joswi), diprediksi bakal berlangsung sengit.
EA yang diusung PDIP bersama Partai NasDem, Partai Golkar, dan Partai Demokrat dinilai punya modal besar untuk memenangi pertarungan. Demikian pula Joswi yang diusung Partai Gerindra, PAN, PKB, dan PKS berikut dukungan enam parpol nonparlemen.
Pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Agus Riewanto menyebut pertarungan tersebut sebagai kontestasi berebut suara loyalis dan swing voters atau suara rasional. “Pilkada Sukoharjo akan menjadi pertarungan pemilih loyalis melawan swing voters. Sama-sama kuat perkiraan saya, tergantung kejelian,” kata pengajar ilmu hukum tata negara UNS itu.
EA dan Joswi sudah ditetapkan KPU Sukoharjo pada 6 September silam sebagai kontestan. Dalam sidang pleno penentuan nomor urut, EA mendapatkan nomor 01 dan Joswi 02. Sejak 26 September, mereka pun pun sudah berkampanye untuk merebut simpati di tengah pandemi covid-19.
Tim pemenangan paslon merasa yakin menang. EA yang diusung koalisi empat parpol yang menguasai 27 kursi di DPRD Sukoharjo yakin bisa meraih sedikitnya 75% suara. Joswi yang ditopang partai pemilik 18 kursi parlemen menargetkan minimal 60% suara.
Agus Riewanto menilai pemilih loyalis jelas menjadi harapan utama EA, sementara pemilih rasional atau swing voters digiring tim pemenangan Joswi sebagai modal untuk mendulang suara.
Pemilih loyalis memiliki karakter unik, yakni fanatik terhadap parpol tertentu. Dalam hal ini PDIP sangat kuat, apalagi Etik Suryani merupakan istri bupati sekarang. ‘’EA dipastikan bergerak optimal untuk memberikan efek sosial dan ekonomi agar bisa dirasakan dan apalagi pada masa pandemi covid-19 yang
sangat berdampak bagi warga perdesaan,’’ kata Agus.
“Lebih dari itu, EA juga menguasai birokrasi mengingat Agus Santosa yang berposisi sebagai calon wakil bupati pernah menjabat sekretaris daerah,” imbuhnya.
Di sisi lain, paslon nomor 02 dalam kampanye harus berusaha kuat menarik swing voters. Isu seputar dinasti politik yang tidak baik bagi perkembangan demokrasi dimainkan sebagai amunisi meraih suara pemilih rasional yang merupakan pemilih mapan dengan tingkat pendidikan menengah ke atas dan
tinggal di perkotaan.
“Tentu kaum kritis ini menjadi ladang tim pemenangan Joswi dalam berburu suara. Belum lagi keberadaan ormas seperti NU juga menentukan. Mereka ini cerdas untuk mencermati program kerja secara saksama paslon,” terang Agus.
Optimistis
Keyakinan akan menang pun dilontarkan Joko Santosa. “Saya terharu, dukungan masyarakat luar biasa. Mereka menginginkan perubahan di berbagai aspek kehidupan. Saya optimistis memenangi pilkada demi kemakmuran masyarakat Sukoharjo,” ungkap pria yang akrab disapa Joko Paloma itu.
Etik Suryani yang tidak kenal lelah menyapa warga di pelosok perdesaan dengan program visi-misi Sukoharjo lebih makmur juga sangat yakin menang. “Kami mohon doa restu dan semoga semua dilancarkan sampai 9 Desember 2020 nanti. Kami mohon doanya supaya kami, Etik dan Agus, bisa menang di Pilkada
Sukoharjo 2020,” tandasnya.
Debat yang digelar KPU Sukoharjo dengan tema Sosial dan kebangkitan ekonomi kerakyatan di era adaptasi kebiasaan baru pada 17 Oktober silam setidaknya memberikan gambaran siapa yang lebih menjanjikan. Dari visimisi yang mereka sampaikan, masyarakat Sukoharjo bisa berancang-ancang untuk menjatuhkan pilihan.
Seorang warga Telukan, Kecamatan Grogol, Suparman, mengaku hingga kampanye berlangsung lebih sebulan dan juga berlangsungnya debat pilkada pertama, dirinya belum menentukan pilihan. “Masih saya cermati, mungkin pada debat kedua November ini, saya sudah bisa menjatuhkan pilihan. Yang jelas dalam pilkada ini saya tidak mau terjebak oleh iming-iming sesaat,” katanya. (X-8)
Tulisan ini akan menjelaskan mengenai misi paslon masing-masing dengan menggunakan amanat konstitusi sebagai lensa analisis.
JIKA tidak ada aral melintang pada Jumat, 22 Desember 2023, seluruh rakyat Indonesia menantikan sesi kedua debat capres-cawapres.
Koalisi Masyarakat Sipil menilai kehadiran Mayor Teddy pada acara debat capres putaran pertama merupakan pelanggaran terhadap ketentuan UU TNI.
Mendagri Tito Karnavian menilai kehadiran Mayor Teddy Indra Wijaya dalam debat capres sebagai bentuk penyamaran seorang ajudan dalam melindungi pimpinannya.
Anies dianggap tampil dengan baik saat debat pada 12 Desember lalu.
Riset Indonesia Indicator menyebut milenial dan gen Z menjadi yang paling aktif mebahas soal debat capres perdana pada Selasa, (12/12).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved