Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
AKSARA Sunda adalah salah satu tulisan yang digunakan oleh suku Sunda di Indonesia.
Aksara Sunda ini sudah menjadi bagian tulisan tradisional dan bersejarah di Indonesia.
Bagaimana tidak dari puluhan macam jenis aksara di Indonesia, terdapat beberapa yang masih populer salah satunya adalah aksara Sunda.
Baca juga : Bagaimana Bentuk Aksara Sunda? Simak Penjelasannya Mulai Sejarah hingga Jenisnya
Aksara Sunda ini dibaca seperti pada umumnya dari kiri ke kanan.
Selain aksara Sunda di Indonesia juga masih ada berbagai macam jenis tulisan tradisional ini.
Namun untuk aksara Sunda ini memiliki nilai sejarah dan kegunaannya yang cukup menarik.
Baca juga : Mengenal Aksara Bali Lengkap dengan Sejarah dan Penggunaannya
Dalam sejarahnya, suku Sunda sudah mengetahui soal tulis menulis sejak abad ke-5.
Saat itu di zaman Kerajaan Tarumanegara banyak suku Sunda yang sudah mengenal tulisan.
Baca juga : Rekam Jejak Diplomasi Menuju NKRI di Museum Linggarjati
Lalu pada masa kolonial, suku Sunda dipaksa dengan keadaan.
Saat itu pengenalan aksara bersamaan dengan penyebaran Islam di Indonesia.
Penyebaran tersebut berlangsung di Cirebon dan Banten.
Baca juga : Hari Kebangkitan Bahasa Sunda: Sejarah, Kontroversi, dan Semangat Kebangkitan
Pada tahun 1705 suku Sunda resmi meninggalkan dan tidak menggunakan kembali aksara Sunda.
Lalu di akhir abad ke-19 hingga pertengaha abad ke-20 banyak peneliti yang menemukan prasasti dengan aksara Sunda.
Sejak saat itu hingga kini masih banyak yang mempelajari soal aksara Sunda.
Baca juga : Sejarah Kerajaan Tarumanegara, Raja-raja, Peninggalan Prasasti, hingga Karya Sastranya
Saat ini aksara Sunda penggunaannya sebagai papan nama di museum museum.
Selain itu sering juga ditemukan di kampus dan sarana pendidikan lainnya.
Baca juga : Ini Jumlah 38 Provinsi di Indonesia dan Ibu Kotanya
Hal tersebut agar anak-anak generasi muda bisa mengetahui tentang aksara Sunda.
Untuk aksara Sunda ini juga masih dipelajari.
Bahkan pelajarannya bersamaan dengan Bahasa Sunda di kurikulum sekolah.
Baca juga : Refleksi Piala Dunia, antara Dominasi Kekuatan Tradisional dan Keberpihakan Sejarah
Biasanya aksara Sunda ini tertulis di bawah nama jalan di wilayah Jawa Barat. (Z-12)
SEBANYAK 10.001 bendera merah putih dipasang di Museum Gedung Perundingan Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat, untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Saat ini kondisi yang dialami para pengusaha tekstil adalah import dari negara luar yang tak terkendali. Hal ini tentu harus menjadi perhatian pemerintah untuk membantu pengusaha dalam negeri.
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
SAMPAI 2023, total rumah tidak layak huni di Jawa Barat mencapai 45,83%. Kabupaten Sukabumi menjadi daerah dengan jumlah rumah tidak layak huni terbanyak.
Nilai rapor dimanipulasi pihak sekolah agar masuk ke delapan sekolah menengah atas (SMA) negeri di Depok
Dukungan itu menguat karena Ono Surono dinilai sebagai sosok pluralisme, sehingga perubahan bisa terjadi.
Seni tradisional Indonesia, sebagai benteng kebudayaan Nusantara, semakin tergerus di tengah arus perubahan zaman.
Misi budaya yang ditampilkan dengan membawakan 7 tarian tanah air antara lain Tari Yapong, Tari Greget, Tari Tokecang, Tari Tortor, Tari Engbal, Tari Piring dan Tari Saman.
Menggelar acara di tempat terbuka seperti Candi Borobudur, membawa tantangan tersendiri.
Orang tua perlu mengetahui kapan sebaiknya anak diberikan obat herbal atau obat konvensional.
Seni dan budaya tradisional asli daerah tidak boleh lenyap ditelan gegap gempitanya seni dan budaya milik bangsa asing.
Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat berharap perusahaan dapat tumbuh dan berkembang dengan lebih baik lagi, agar dapat mempertahankan eksistensinya di masa mendatang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved