Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
IKATAN Dokter Indonesia (IDI) adalah perkumpulan para dokter Indonesia yang berdiri pada 24 Oktober 1950 di Jakarta. Dengan jumlah total saat ini yang telah mencapai kurang lebih 210.000 dokter di seluruh Indonesia maka peran strategis dokter menjadi niscaya bagi bangsa.
Tidak hanya dalam konteks jumlah tetapi juga dalam konteks peran yang telah dan akan dapat dilakukan oleh para dokter Indonesia.
Dokter tidak hanya berperan sebagai penyembuh. Namun juga intelektualisme yang melekat dengan dirinya. Orang-orang yang telah terdidik dengan nilai standar yang tinggi sejak pendidikan dasar, menengah hingga perguruan tinggi.
Rasionalitas pemikiran yang telah terasah dalam proses pendidikan yang panjang mestinya menjadikan kumpulan dokter adalah bagian para sarjana dan kelompok kelas menengah yang mampu memberikan sumbangsih dalam perjalanan bangsa secara sosial dan politik.
Problematika kesehatan di Indonesia sedang menghadapi berbagai masalah penyakit seperti penyakit infeksi yang belum tuntas disertai munculnya new emerging dan re-emerging disease, penyakit menular yang sampai saat ini belum teratasi dengan baik, penyakit tidak menular (PTM) dengan kecenderungan jumlah yang naik setiap tahunnya, krisis kesehatan mental serta tingginya angka kematian Ibu melahirkan dan gangguan stunting pada anak.
Pola problematika yang cenderung bertambah setiap tahun menjadikan beban berat bagi pemerintah, masyarakat dan juga para tenaga medis dan tenaga kesehatan. Pola gaya hidup malas gerak/sedentary lifestyle, pola makan yang tidak sehat ditambah dengan kurangnya aktivitas fisik, stress dan kurangnya istirahat memicu timbulnya penyakit akibat gaya hidup seperti hipertensi, diabetes mellitus, obesitas, kanker dan jantung dikalangan masyarakat Indonesia.
Akibatnya aspek pembiayaan kesehatan yang besar sebanyak 23,9% - 25% digunakan untuk pengeluaran penyakit katastropik seperti penyakit jantung, gagal ginjal, kanker dan stroke.
Data Riset Burden of Diseases tahun 2018 menunjukkan Penyakit Tidak Menular akan terus meningkat dan sebagian besar dialami pada usia produktif.
Berdasarkan hasil studi TNP2K dengan data dari BPJS, pada 2014 terdapat 6.116.535 kasus dengan total pembiayaan sebesar Rp9.126.141.566.873 (9.1 Trilyun). Pada 2018, angka kasus menjadi 19.243.141 kasus dengan jumlah pembiayaan Rp20.429.409.135.197 (Sumber : Web Kemkes).
Data-data yang ada menunjukkan pola penanganan kesehatan masyarakat di Indonesia masih berfokus pada penanganan kuratif. Dan ini menjadi problematika tersendiri karena pola penanganan yang bersifat preventif dan promotif masih belum menjadi prioritas utama. Terlebih dengan munculnya Pandemi covid-19, beberapa waktu lalu, yang bukan tidak mungkin akan muncul hal serupa di masa yang akan datang harus menyadarkan kita tentang pentingnya penyiapan sistem ketahanan kesehatan bangsa yang lebih baik.
Sejak masa prakemerdekaan, dokter pribumi telah menunjukkan kiprah karya nyata yang sangat besar. Proses pendidikan dokter pribumi yang semula diperuntukkan sebagai manteri cacar semakin meningkat level kemampuan dan pengabdiannya.
Sebagai orang-orang muda terdidik, para dokter pribumi banyak juga yang ambil peran dalam jalur sosial politik kebangsaan. Sejarah mencatat peran dr. Wahidin Sudirohusodo, dr. Soetomo, dr. Tjipto Mangunkusumo dll dalam peran kebangsaan yang sangat menentukan.
Hal ini dapat dimaknai bahwa seorang dokter tidak hanya bertanggungjawab terhadap kesehatan rakyatnya namun juga terhadap kesehatan bangsanya.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI), yang lahir 73 tahun lalu, telah terbukti menjadi kumpulan dokter-dokter pengabdi penerus cita-cita kemerdekaan Indonesia. Hampir di semua lini pengabdian di seluruh wilayah Indonesia para dokter yang notabene anggota IDI menjadi ujung tombak dinamika penanganan dan peningkatan derajat kesehatan rakyat.
Di usia 73 tahun ini, sudah saatnya IDI melakukan transformasi sehingga mampu dan terus berdinamika menjawab tantangan zaman. Berangkat dari problematika kesehatan rakyat yang ada dan juga situasi internal dan eksternal yang pasti akan berdampak maka saatnya IDI bergerak menuju tahapan lanjutan bagi proses pendewasaannya.
Pandemi covid-19, era Millenialisme, dan perkembangan teknologi informasi dalam tahun-tahun belakangan ini semakin mempercepat komunikasi, informasi dan globalisasi di hampir semua lini kehidupan. Nilai-nilai lama yang sudah dianggap usang mulai berganti dengan nilai-nilai baru yang dianggap lebih baik, lebih efisien dan instan.
Para Dokter Indonesia, khususnya dokter-dokter muda, berada di titik nadir, satu persimpangan jalan yang harus benar dan tepat untuk dipilih. Nilai Etik, Kesejawatan, penguatan profesionalisme dan pemahaman yang jernih terkait aspek hukum, sosial dan politik menjadi tambahan prioritas baru yang harus dipegang teguh dan dikuatkan.
Berkaca dari proses pembentukan UU Kesehatan No.17 tahun 2023 yang baru saja disahkan menjadi cerminan bagi IDI dan Dokter Indonesia untuk tidak hanya adaptif tapi harus mampu menjawab sebuah keniscayaan bahwa nasib dokter Indonesia harus ditentukan dan diperjuangkan oleh para dokter Indonesia itu sendiri. Dan hal ini tidak mungkin terjadi jika para dokter Indonesia tidak melek secara politik.
Peran-peran pada aspek layanan kesehatan dan pengabdian serta peran sosial yang selama ini telah melekat sebagai bagian utama peran seorang dokter Indonesia harus dikuatkan pula pada peran-peran strategis secara sosial dan politik.
Penguatan kepemimpinan, idealisme sebagai bagian dari tanggung jawab seorang intelektual dan juga penguatan kemampuan pada aspek pendidikan keprofesian dan pelayanan sebagai bagian yang melekat dari seorang professional menjadi pekerjaan rumah yang tidak ringan.
Dokter Indonesia dan IDI masa depan harus dideskripsikan sejak hari ini. Proses transformasi adalah hal yang niscaya.
Seiring mengikuti proses pendewasaan IDI sebagai organisasi Dokter Indonesia yang semakin bertambah usianya. Usia memang tidak pernah menjamin kedewasaan, tetapi pengalaman, ujian dan dinamika perjalanan kehidupan Dokter dan Ikatan Dokter Indonesia dalam sejarah kebangsaan yang cukup panjang akan menjadikan Dokter Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia semakin kokoh, menyala, menerangi dan memberikan manfaat yang lebih besar untuk profesi, rakyat dan bangsa Indonesia.
Selamat Hari Ulang Tahun Ikatan Dokter Indonesia,
Selamat berbahagia Dokter Indonesia Anggota Ikatan Dokter Indonesia
Saatnya Memperkuat Ikatan Tradisi Luhur, Bersatu dan Mengabdi untuk Rakyat Indonesia!
Jika penempatan dokter dan tenaga kesehatan lainnya dikendalikan oleh pemerintah pusat, dokter dan tenaga kesehatan yang bertugas di daerah bisa mendapat kepastian karier dan insentif.
Tingginya aktivitas fisik dan rasa ingin tahu yang besar pada anak-anak sering kali menjadi faktor penyebab utama terjadinya cedera dan luka.
Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi menyampaikan kekhawatirannya terhadap eksekusi kebijakan kesehatan yang dinilai masih semrawut dan tidak tepat sasaran.
IKATAN Dokter Indonesia (IDI) menekankan bahwa pemerintah harus adil kepada dokter lokal. Khususnya gaji bagi dokter lokal harus lebih tinggi dari dokter asing.
Rasio dokter spesialis terhadap penduduk Indonesia di tingkat nasional 1,5 per 10.000 penduduk.
JDN merupakan asosiasi yang beranggotakan para dokter muda dengan usia di bawah 40 tahun itu dibentuk untuk membangun hubungan yang lebih kuat dan mendorong kolaborasi antardokter muda.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved