Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BEBERAPA hari terakhir Jakarta diterpa hujan deras. Seperti sebuah keniscayaan, banjir pun datang dan membuat Jakarta ‘takluk’. Meski sudah bertahun-tahun menghadapi situasi serupa, kondisi tidak juga berubah sepenuhnya. Apa yang bisa dilakukan, khususnya oleh kaum muda yang akan paling lama terdampak perubahan iklim dan bencana?
Sebagai latar belakang, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Januari-September 2022, ada 1.037 kejadian banjir dan 842 cuaca ekstrem di Indonesia. Berdasarkan data yang dihimpun di aplikasi SiBAJA (Siaga Bencana Jakarta) pada 2020 ada 975 kejadian banjir di Jakarta, menunjukkan kerawanan ibu kota negara ini.
Salah satu upaya mitigasi yang dilakukan pemerintah adalah dengan memasang alat peringatan dini banjir (APB) di lokasi rawan. Pada 2020, BNPB sudah memasang APB di Jawa tengah dan Bangka-Belitung untuk membangun kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat. Kemudian, Pemerintah Daerah DKI Jakarta juga sudah memasang APB di 14 titik lokasi rawan banjir. Alat peringatan ini berbentuk menara pengeras suara dengan empat sisi.
Pemasangan alat peringatan ini juga didukung dengan adanya Instruksi Gubernur DKI Jakarta No.52 tahun 2020 tentang Percepatan Peningkatan Sistem Pengendalian Banjir di Era Perubahan Iklim. Seharusnya, peringatan banjir sudah menjadi lebih optimal dan pengendaliannya pun menjadi lebih baik.
Hanya saja, ada kekurangan dalam sistem peringatan banjir ini. Harga pengadaan barang dan pemeliharaan alat peringatan dini banjir bisa dikatakan cukup tinggi. Sementara penggunaannya dinilai tidak efektif. Beberapa masyarakat melaporkan alat ini justru tidak berfungsi saat banjir terjadi.
Melihat masalah yang ada, pada 2017 kaum muda di Jakarta berinisiatif membuat alat peringatan banjir sederhana. Bahan yang digunakan adalah pipa plastik (paralon kecil), pengeras suara ukuran kecil, kabel, dan bola plastik bekas. Kaum muda menamai hasil inovasinya ‘bola penyelamat’, karena komponen utamanya adalah bola plastik yang berfungsi sebagai pendorong untuk membunyikan alarm. Alat ini sudah diuji coba dan berfungsi ketika banjir.
Meski demikian, sumber energi alat ini masih tergantung pada aliran listrik (AC) yang dianggap berisiko jika dinyalakan dan mengalami kontak dengan air. Diperlukan sumber energi lain agar inovasi ini benar-benar aman dan bermanfaat.
Kolaborasi
Pada 2018, Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) bersama Yayasan Kausa Resiliensi Indonesia menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk melakukan pendampingan pengembangan alat peringatan dini banjir. Pendampingan dilakukan melalui Urban Resilience dan dilanjut Urban Nexus, bagian dari program Kemanusiaan dan Ketangguhan Plan Indonesia.
Secara bertahap, APB yang dibuat oleh kaum muda dikembangkan agar lebih detail pengawasan dan aman komponennya. Beberapa perubahan yang dibuat termasuk mengganti sumber energi menjadi panel surya yang tidak bergantung pada aliran listrik. Pengeras suara APB juga dimaksimalkan, hingga dapat didengar hingga satu kilometer. Kemudian, APB dampingan Urban Nexus sudah diberikan lampu tanda bahaya, dengan harapan peringatan dini juga bisa bermanfaat bagi orang dengan disabilitas pendengaran. Terakhir, alat ini dibungkus dengan kotak besi untuk melindungi komponennya, juga pipa besi untuk melindungi talinya.
Alat yang dirakit bersama komunitas warga ini terhitung mudah dibuat dan dipelihara secara mandiri. Dana yang dibutuhkan untuk membuat alat peringatan banjir ini hanya Rp5-6 juta, dengan komponen yang mudah didapatkan dan diganti. Penentuan lokasi pemasangan APB juga disepakati bersama dan disosialisasikan kepada warga.
Dengan demikian, warga menjadi kian familiar dengan APB kaum muda dan langsung bisa mengenali sinyal-sinyal bahaya sebelum banjir melanda. Diharapkan, hal ini membantu mengurangi kepanikan warga dan memberi waktu bagi mereka untuk bersiap-siap menyelamatkan diri, barang berharga, dan memperingatkan orang sekitar.
Perlu perhatian
Bertahun-tahun setelah alat ini dibuat, APB yang dikembangkan oleh kaum muda mulai mendapat perhatian. Pada 2020, case study tentang manfaat alat ini yang telah membangunkan warga saat malam hari akan terjadi banjir juga telah dipublikasikan di Preventionweb, sebuah situs yang dikelola UNDRR (United Nation Disaster Risk Reduction) untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Dalam artikel itu disampaikan bahwa warga akhirnya dapat menyelamatkan diri dan barang-barangnya karena terbangun saat alat peringatan dini menyala pada Januari 2020. Hingga saat ini pun alat masih berfungsi dan juga semakin banyak titik rawan banjir yang terpasang alat ini.
Memasuki pertengahan 2021, alat peringatan banjir ini terpilih sebagai finalis dalam SAFE STEPS D-Tech Awards 2021, penghargaan yang diselenggarakan oleh Asian Venture Philanthropy Network (AVPN) dan Prudence Foundation. Selanjutnya, pada 2022, alat peringatan banjir ini dipresentasikan di Ignite Stage Asia-Pacific Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction (APMCDRR) di Brisbane.
Belum lama, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria juga turut meninjau APB buatan kaum muda dalam pameran Jakarta Innovation Days. Bisa dibilang, APB buatan kaum muda Urban Nexus ini telah mendapatkan banyak perhatian, baik di dalam maupun di luar negeri. Apakah APB ini bisa menjadi solusi atas masalah banjir yang ada di Jakarta? Jawabannya, tentu tidak. Namun, APB bisa membantu upaya penyelamatan saat terjadi banjir.
Penulis ingin menekankan satu pesan penting; kaum muda memiliki peran penting dalam setiap upaya kesiapsiagaan bencana, termasuk dalam mengembangkan alat peringatan banjir. Inovasi yang dilakukan oleh kaum muda dampingan Urban Nexus membuktikan bahwa mereka punya suara, peduli, dan mampu berkarya untuk komunitasnya. Maka kita tidak sebaiknya mengecilkan peran mereka.
Penulis berharap dalam peringatan hari pengurangan risiko bencana sedunia ini, kita bisa memberikan ruang bagi kaum muda. Tak hanya dalam bentuk pengembangan alat fisik, tapi juga nantinya dalam pengambilan keputusan dan kebijakan.
Perlu diingat, kaum muda adalah berhak menyuarakan dan memutuskan kebutuhan mereka, termasuk dalam pembuatan kebijakan-kebijakan strategis. Mari, dukung agar kaum muda semakin berdaya. Hanya dengan melibatkan kaum mudalah kita bisa benar-benar menjadi inklusif dan mendapatkan manfaat yang tak terkira bagi semua.
Dalam Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) RTRW Tahun 2024-2044, Pemprov DKI mendorong agar 70% penduduk di Jakarta dapat berkegiatan disimpul transportasi massal.
Penghargaan ini diberikan atas kontribusi pembangunan sistem informasi geospasial yang terhubung dan terintegrasi untuk pertukaran data yang lebih cepat, efektif, dan efisien
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan menolak kebijakan Pemprov DKI Jakarta terkait penataan dan pembersihan tenaga honorer, terutama para guru.
Komisi E DPRD DKI Jakarta meminta Pemprov DKI segera menerapkan kebijakan sekolah gratis khususnya bagi sekolah swasta. Diharapkan, kebijakan tersebut bisa dijalankan pada tahun depan.
Hasil verifikasi gelombang I tahap dua yang sudah dilakukan dari 130 Ribu, hanya 77 ribu yang layak menerima KJP.
Pemprov Jakarta perlu merumuskan solusi untuk meminimalisasi kerugian yang dirasakan masyarakat dari kebijakan pembatasan usia kendaraan
Penyebab penyakit jantung secara umum dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yakni kelompok umur muda di bawah 40 tahun dan kelompok umur tua di atas 40 tahun.
Mariam juga menyampaikan dukungannya terhadap karya-karya kreatif anak muda Indonesia.
Kehadiran para pemimpin muda di panggung politik nasional membawa pengaruh kepada psikologis pemilih.
Pesta Prestasi mewadahi komunitas anak muda untuk berkreativitas dan bersenang-senang melalui serangkaian kegiatan aktivasi dan penampilan.
Tular Nalar juga menghadirkan Bioskop Keliling yang bekerja sama dengan Jaringan Radio Komunikasi Indonesia.
FILM dokumenter 'Yang Tak Pernah Hilang' yang diproduseri Dandik Katjasungkana akan diputar di Jakarta pada Sabtu, 22 Juni 2024 di XXI Epicentrum
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved