Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
JOHN Isner mengaku dirinya tidak bersemangat tampil di Wimbledon setelah WTA dan ATP memutuskan turnamen Grand Slam itu tidak akan menghasilkan poin peringkat sebagai tanggapan atas pelarangan petenis Rusia dan Belarus tampil di turnamen tenis di Inggris itu sebagai tanggapan atas invasi Moskow ke Ukraina.
Keputusan yang diambil WTA dan ATP terhadap turnamen yang akan bergulir antara 27 Juni dan 10 Juli itu mengancam membuat Wimbledon hanya menjadi sekadar turnamen eksebisi.
Isner memenangkan laga terpanjang dalam sejarah tenis, 11 jam dan 5 nenit, di Wimbledon 2010. Dia kemudian kalah 26-24 di set penentuan laga semifinal Wimbledon, empat tahun lalu.
Baca juga: ATP & WTA Kompak Hapus Poin Peringkat Wimbledon 2022
"Saat ini, sejujurnya, saya tidak bersemangat tampil di Wimbledon. Saya kemungkinan akan datang pada Sabtu dan bermain pada Senin dan lihat apa yang terjadi. Hal itu karena poin adalah mata uang kami," ujar Isner setelah memenangkan laganya di putaran pertama Prancis Terbuka, Minggu (22/5).
"Kami bermain agar peringkat kami semakin baik, untuk naik peringkat. Kami berada di bawah tekanan untuk tampil apik agar peringkat dunia kami semakin baik. Itu tidak akan terjadi di Wimbledon pada tahun ini."
"Jadi, saya rasa sejumlah pemain akan tampil lepas karena tidak ada ancaman lagi tampil di sana, untuk memperbaiki peringkat mereka," lanjutnya.
Petenis Amerika Serikat (AS) itu mengaku tidak setuju dengan keputusan Wimbledon yang melarang petenis Rusia dan Belarus untuk tampil. Meski begitu, Isner enggan mengkritik keputusan ATP yang tidak memberikan poin bagi para peserta Wimbledon.
"Saya tidak mengatakan keputusan ATP salah namun saya lebih senang bermain untuk mendapatkan poin. Namun, saya mendukung ATP bahwa para pemain Rusia dan Belarus seharusnya diizinkan bermain," tegas Isner.
"Mereka sama sekali tidak ada kaitannya dengan invasi yang terjadi. Seluruh dunia mengingkan hal itu segera berakhir. Saya rasa sangat burik invasi itu mempengaruhi dunia olahraga," pungkasnya. (AFP/OL-1)
Dengan kemenangannya dalam tempo 2 jam 27 menit, Carlos Alcaraz menjadi orang kedua di Era Open yang memenangi empat final Grand Slam pertamanya.
Petenis Ceko Barbora Krejcikova mmengalahkan petenis Italia Jasmine Paolini untuk meraih gelar Wimbledon,
Carlos Alcaraz menikmati momen bersama penonton Centre Court setelah mengalahkan Daniil Medvedev, mengamankan tempat di final Wimbledon.
Novak Djokovic akan menghadapi Carlos Alcaraz di final Wimbledon, mengulangi pertemuan final tahun lalu. Djokovic mengalahkan Lorenzo Musetti dalam tiga set langsung di semifinal.
Carlos Alcaraz bangkit dari ketertinggalan satu set untuk mengalahkan Daniil Medvedev dan mencapai final Wimbledon, di mana ia akan menghadapi Novak Djokovic.
Laga antara Jasmine Paolini dan Donna Vekic berlangsung selama 2 jam dan 51 menit, memecahkan rekor sebagai laga tunggal putri paling lama di babak semifinal Wimbledon.
Isner, yang memainkan laga terpanjang sejarah tenis di Wimbledon 2010, pekan lalu mengumumkan dirinya akan pensiun selepas AS Terbuka.
Isner, yang berusia 38 tahun, merupakan perempat finalis di Flushing Meadows pada 2011 dan 2018.
Juara Wimbledon dua kali asal Inggris itu kesulitan menghadapi petenis jangkung asal Amerika Serikat (AS). Murray bahkan gagal sama sekali mematahkan servis Isner.
Unggulan ketiga asal Spanyol itu tanpa kesulitan menundukkan Isner dalam upaya meraih gelar ke-11 di Roma.
Tampil kuat sepanjang 62 menit menghadapi Isner, petenis berusia 20 tahun itu berhasil merebut kemenangan dua set langsung dengan skor akhir 6-2 dan 6-0.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved