Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PENGURUS Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan informasi detail terkait peluang Lifter putri Indonesia, Windy Cantika Aisha mendapatkan medali perak Olimpiade 2020 Tokyo, menyusul adanya dugaan doping yang menimpa juara utama asal Tiongkok Hou Zhihui.
Diketahui sebelumnya, Hou Zhihui yang merupakan peraih medali emas Olimpiade 2020 Tokyo pada nomor 49kg putri, menjadi salah satu dari sejumlah atlet di ajang Olimpiade Tokyo yang akan diuji doping oleh Badan Pengujian Internasional (ITA).
"Menanggapi berita tentang adanya kasus doping di Olympic game khusunya kelas 49kg putri, sampai saat ini kami, saya selaku Kepala Binpres (Bidang Pembinaan dan Prestasi) PB PABSI, belum mendapatkan fakta yang aktual," kata Kabid Binpres PB PABSI Hadi Wiharja, dalam keterangannya, Rabu, (28/7).
"Seyogyanya kita harus menunggu informasi dari IOC (Komite Olimpiade Internasional), WADA (Badan Anti-Doping Dunia), maupun panitia Olimpiade di Tokyo," imbuhnya.
Menurut Hadi, masalah doping pada atlet di ajang Olimpiade bukanlah kali pertama, diceritakannya hal serupa juga pernah terjadi pada gelaran Olimpiade Sydney 2000. Di mana ketika itu terjadi diskualifikasi pada nomor 48kg putri.
Baca juga : Lifter Rahmat Erwin Abdullah Sabet Medali Perunggu Olimpiade Tokyo
"Ini selalu memang ada saja kasus ini, seperti di Sydney. waktu itu kelas 48kg juaranya adalah Izabela Dragneva dari Bulgaria, Tara Nott dari USA, dan Lisa Rumbewas dari Indonesia. Seminggu kemudian baru diketahui bahwa Izabela Dragneva kena doping, sehingga naiklah peringkat Tara Nott menjadi medali emas, Lisa Rumbewas menjadi perak, dan Sri indriani menjadi medali perunggu," tutur Hadi.
Melihat dari apa yang sudah terjadi, Hadi pun meminta publik Indonesia untuk bersabar karena menurutnya proses tersebut membutuhkan waktu yang sangat panjang, minimal sepekan. Sesuai dengan ketentuan IOC dan WADA.
"Itu pun melalui proses yang sangat panjang minimal sepekan lebih. karena ada ketentuan dari IOC, tuan rumah, dan WADA. jadi sampai saat ini, belum ada keterangan resmi bahwa apakah kasus ini atau dopping ini benar-benar terjadi," tukasnya.
Dapat diketahui, Hou Zhihui menyabet medali emas setelah berhasil mencatatkan angkatan seberat 210kg dengan rincian 94kg snatch dan 116kg clean and jerk.
Sementara, Medali perak direbut lifter India Chanu Saikhtom Mirabai. Dia meraih total angkatan 202kg dari hasil angkatan snatch 87kg dan clean and jerk seberat 115kg.
Tempat ketiga diraih oleh lifter Indonesia Windy Cantika Aisha yang mengangkat total 194kg dengan rincian 84kg snatch dan 110 clean and jerk.
Apabila, Zhihui dinyatakan positif menggunakan dopping hal itu akan membuat lifter Indonesia berpeluang membawa pulang medali perak, dan lifter India membawa pulang medali emas. (OL-7)
Tiga lifter andalan Indonesia yang akan berjuang di Olimpiade Paris 2024 yaitu lifter putra Eko Yuli Irawan (61 kg) dan Rizki Juniansyah (73 kg), serta lifter putri Nurul Akmal (+81 kg).
PT Pupuk Indonesia bersama tiga anak perusahaannya komiemen memperkuat dukungan untuk memajukan olahraga angkat besi nasional.
Atlet angkat besi Indonesia terus berlatih menjaga kebugaran tubuh dalam masa pemusatan latihan di Montpeiller, Prancis, menuju laga Olimpiade Paris 2024.
Rizki Juniansyah, atlet angkat besi Tanah Air, akan berlaga di Olimpiade Paris 2024. Rizki yang turun di kelas 73 kg putra berhasil meraih tiket ke Paris usai menjadi juara dunia IWF 2024 di Phuket.
Kejuaraan Asia Angkat Besi 2023 di Tashkent, Uzbekistan, menjadi saksi bisu pencapaian terbaru Nurul Akmal.
ketika menjalani pelatihan nasional untuk persiapan menuju Olimpiade, waktu tidur Rizki Juniansyah ditingkatkan menjadi 8 jam pada malam hari serta 2 jam pada siang hari.
Cynthia Temitayo Ogunsemilore terbukti melanggar aturan antidoping setelah dilakukan uji sampel oleh Badan Pengujian Internasional Antidoping (ITA).
Kasus doping pertama ditemukan di ajang Olimpiade Paris 2024. Dia adalah Sajjad Sehen, judoka asal Irak yang dinyatakan positif menggunakan steroid anabolik yang dilarang digunakan.
Dikenal sebagai Gabigol, pesepak bola berusia 27 tahun itu diskors Pengadilan Antidoping Brasil, Maret lalu, karena berusaha mengelabui tes doping.
Striker berusia 27 tahun itu disebut menyulitkan petugas kala uji doping mendadak, April lalu, di markas Flamengo di Rio de Janeiro.
Pogba, saat ini, sedang menjalani skorsing larangan bermain selama empat tahun karena kegagalan tes doping.
Simona Halep mengatakan dirinya telah menerima wild card untuk tampil di Miami Terbuka, yang digelar selepas Indian Wells Masters.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved