Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Saat Memanen Emas Tiba

Budi Ernanto
28/8/2018 00:20
Saat Memanen Emas Tiba
(MI/Budi Ernanto)

CABANG pencak silat benar-benar menjadi tambahan emas bagi kontingen Indonesia di Asian Games Jakarta-Palembang 2018. Betapa tidak? Bukan cuma dua atau tiga medali emas yang disumbangkan cabang bela diri asli Nusantara tersebut, melainkan delapan. Tidak kurang, Sekjen Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) Erizal Chaniago pun seolah tidak percaya dengan aksi sapu bersih para pesilat 'Merah Putih'.

"Sebenarnya kita memprediksi hanya tujuh medali emas setelah delapan pesilat kita maju ke final. Tapi, rupanya Aji (Bangkit Pamungkas) bisa membuat kejutan sehingga kita bisa menyapu bersih," ujar Erizal.

Meski begitu, ia berharap para atlet tidak terlalu euforia berlebihan. Pasalnya, masih ada lima kelas lagi yang akan diperebutkan Indonesia, besok (Rabu, 29/8).

"Tentu kita berharap bisa menyapu bersih lagi. Untuk itu kita berharap dukungan para penonton," lanjutnya.

Pesilat putri Puspa Arumsari membuka keran medali emas di Padepokan Pencak Silat, Jakarta, kemarin. Saat bermain di nomor seni tunggal putri, ia menjadi yang terbaik setelah mengumpulkan 467 poin, mengalahkan pesilat Singapura Nurzuhairah Mohammad Yazid yang membukukan 445 poin dan Cherry May Regalado (Filipina) dengan 444 poin.

Sementara itu, tujuh medali emas lainnya disumbangkan Aji Bangkit Pamungkas (85 kg-90 kg), Hendy dan Yola Primadona Jampil (ganda putra), Komang Harik Adi Putra (65-70 kg), Iqbal Candra Pratama (60-65 kg), Sarah Tria Monita (55 kg-60 kg), serta Nunu Nugraha, Asep Yuldan Sani, dan Anggi Faisal Mubarok (tim putra), dan Abdul Malik (50 kg).

"Semua lawan di ganda putra sudah pernah kami jumpai. Kami dengar mereka menaikkan level agar lebih unggul dari Indonesia. Karena itu, kami bikin gerakan baru. Gerakan yang dibuat khusus untuk Asian Games. Kami juga sudah empat tahun berlatih untuk bisa tampil di Asian Games," kata Yola Primadona.

Tidak ada kecurangan

Di tengah keberhasilan Indonesia tersebut, pesilat putra Malaysia, Mohd Al Jufferi Jamari, mengamuk lantaran merasa dicurangi saat kalah dari Komang Harik Adi Putra di nomor tarung putra kelas 65kg-70kg.

Ofisial pertandingan menyatakan Jamari kalah teknik dari Komang setelah mundur saat pertarungan ronde ketiga menyisakan dua detik. Mundurnya Jamari tak lepas dari kekecewaannya yang merasa juri berat sebelah dalam memberi penilaian.

Mengomentari insiden tersebut, Erizal Chaniago menegaskan tidak ada kecurangan. Menurutnya, tudingan kontingen Malaysia ketika atlet mereka memilih mundur karena merasa dicurangi bisa dipatahkan.

"Tidak ada untungnya melakukan hal-hal yang justru merugikan kami sendiri. Bisa dilihat kok, dari tayangan ulang CCTV," kata Erizal.

Senada, manajer tim pencak silat Edy Prabowo juga membantah anggapan yang menyebut Indonesia berbuat curang. Dia memastikan atlet Indonesia bermain dengan kualitas tinggi. Dia pun meminta anggapan yang menyebut ada kecurangan jangan ditanggapi serius.

(R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya