Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DUA atlet Indonesia, Rifki Ardiansyah Arrosyid dan Aqsa Sutan Aswar berhasil menyumbang medali emas untuk Tanah Air pada hari kedelapan Asian Games 2018, Minggu 26 Agustus. Prestasi keduanya membuat Indonesia semakin mengalahkan batas, terutama dalam pencapaian medali emas mereka sepanjang sejarah.
Rifki menjadi penyumbang medali emas pertama Indonesia pada hari kedelapan. Ia sukses meraih medali tersebut usai meraih kemenangan di babak final cabang olahraga (cabor) karate nomor 60 kilogram.
Pada babak itu, Rifki tidak mudah meraih kemenangan tersebut. Buktinya, ia hanya menang dengan skor tipis 9-7.
Keberhasilan Rifki itu menambah koleksi medali emas untuk Indonesia menjadi 11 keping. Pencapaian ini juga membuat mereka menyamakan rekor sendiri dalam mengoleksi medali emas di Asian Games sepanjang sejarah.
Terakhir kali, Indonesia meraih 11 medali emas pada Asian Games 1962. Saat itu pula Indonesia menjadi tuan rumah dia pada ajang tersebut.
Prestasi juga berhasil didapat oleh atlet jetski Aqsa Sutan Aswar pada hari yang sama. Aqsa mampu menyumbang medali emas usai memenangkan pertandingan di nomor endurance open.
Aqsa sejatinya hanya mampu finis di peringkat kedua pada final. Namun, hal itu sudah cukup mengantar Aqsa juara lantaran sang atlet mampu berhasil memenangkan Moto2 dan finis ketiga di Moto3.
Indonesia patut berbangga melihat prestasi Rifki dan Aqsa. Sebab, dengan kesuksean meraih medali emas, koleksi medali emas Indonesia sudah menjadi 12 keping.
Pencapaian ini menjadi yang terbaik bagi Indonesia dalam mengoleksi emas di Asian Games sepanjang sejarah. Mereka berhasil melampaui perolehan terbaik mereka pada Asian Games 1962. Saat itu, Indonesia mengoleksi 11 medali emas.
Melihat perjuangan Rifki dan Aqsa menunjukkan para kontingen Indonesia memiliki semangat yang mengalahkan batas di Asian Games. Seperti dengan apa yang ada pada semangat Combiphar selaku pemasok resmi (Official Supplier) Asian Games 2018. Serta bangga mendukung atlet Indonesia untuk mengalahkan batas di Asian Games 2018.
Berikan dukungan untuk atlet Indonesia melalui games #IndonesiaKalahkanBatas, persembahan OBH Combi dan dukung Indonesia menjadi posisi #1. Menangkan juga tiket nonton Asian Games 2018 atau Voucher belanja setiap harinya dari OBH Combi! Klik di sini.
Berbicara medali emas nomor perorangan tunggal putra, Indonesia harus menunggu selama tiga edisi Asian Games terakhir.
Terhitung sejak 27 Agustus, koleksi 64 medali adalah yang terbaik, mengalahkan raihan sebelumnya yang mencapai 51 medali (11 emas, 12 perak, 28 perunggu) pada Asian Games 1962 silam - dan ini belum berakhir.
ABDUL Malik yang turun pada kelas C putra 55 kg melengkapi kegemilangan tim pencak silat Indonesia di Asian Games 2018. Delapan medali emas yang diperebutkan hari ini, seluruhnya direbut para atlet Indonesia.
CABANG olahraga dayung membawa Indonesia melampaui perolehan medali emas Asian Games Bangkok 1978.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved