Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PERUBAHAN iklim yang terjadi sekarang ini telah berdampak pada produksi ternak khususnya ruminansia kecil. Adaptasi terhadap perubahan lingkungan ini menyebabkan ternak mengalami penurunan kualitas dan kuantitas.
Hal itu terjadi karena munculnya stres nutrisional. Ternak yang mengalami stres nutrisional berisiko mempengaruhi pertumbuhan, metabolisme, produksi, performa reproduksi, kualitas dan kuantitas susu, imunitas alami ternak serta resiko
terserang penyakit bahkan kematian ternak.
Hal itu disampaikan Prof Dr drh Sarmin MP dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Fisiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, di Balai Senat UGM, Kamis (9/11).
Baca juga : Bisa Panen 6 Kali Setahun, Rumput Gama Umami Pakan Unggul dan Adaptif Iklim
Pada upacara pengukuhan, Prof Sarmin menyampaikan pidato yang berjudul Peran Fisiologi Hewan dalam Mitigasi Cekaman Perubahan Lingkungan sebagai upaya Menjaga Kelestarian dan Produksi Ternak.
Kajian fisiologi hewan yang dilakukannya meneliti struktur fungsional serta mekanisme interaksi hewan terhadap cekaman lingkungan berupa respon morfologi, perilaku, fisiologi, hematologi, kimia darah dan metabolisme dalam bertahan menghadapi perubahan lingkungan.
Oleh karena itu, ujarnya, kajian karakterisasi profil adaptif pada ternak dalam menghadapi perubahan lingkungan terutama cekaman panas dan nutrisi menjadi penting dilakukan untuk menentukan strategi manajemen produksi dan konservasi pelestarian ternak.
Baca juga : Kimia Organik Kunci Hadapi Wabah Penyakit karena Perubahan Iklim
"Peran fisiologi hewan menjadi penting berkontribusi dalam melestarikan dan meningkatkan produktivitas ternak sesuai kaidah animal welfare. Strategi adaptasi dan mitigasi yang tepat berdasarkan penelitian fisiologi hewan terbaru berpotensi memberi solusi untuk mempertahankan produksi ruminansia kecil terhadap perubahan iklim dan cekaman yang mengikutinya," paparnya.
Dikatakan, data-data marker biologi pola adaptasi ternak terhadap setiap cekaman bermanfaat dalam menentukan pemilihan dan menghasilkan bibit ternak lokal asli Indonesia dan pengembangan ras agar adaptif terhadap intensitas cekaman sesuai kondisi alam dan iklim Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian, ujarnya, domba dan kambing umumnya lebih adaptif terhadap cekaman panas dibandingkan ruminansia lainnya, karena memiliki kemampuan konservasi air lebih tinggi, berkeringat dan mampu mengatur pernapasan serta menurunkan produksi panas basal.
Baca juga : Keresahan Kampus Berpotensi Kikis Kepercayaan Publik terhadap Jokowi
Namun begitu, dibanding domba, kambing ternyata dianggap lebih toleran terhadap cekaman panas karena memiliki kemampuan sweating yang lebih tinggi, rasio yang rendah antara bobot badan dengan permukaan tubuh sehingga memungkinkan pembuangan panas yang lebih besar.
"Ruminansia kecil ini menunjukkan berbagai respons adaptif untuk mengatasi dampak cekaman panas di wilayah tropis," jelasnya.
Berbagai respons adaptif ruminansia kecil terhadap cekaman panas dapat ditandai dengan menurunnya nafsu makan serta frekuensi dan waktu memamah biak.
Baca juga : Guru Besar UGM Koentjoro Khawatir Sikap Jokowi Bisa Timbulkan Kekacauan Negara
Ciri-ciri morfologi ternak tersebut sangat penting sebagai bagian adaptasi karena langsung mempengaruhi mekanisme pertukaran panas antara ternak dengan lingkungan sekitarnya.
Sarmin mengatakan hewan ruminansia kecil seperti kambing merupakan hewan ternak ternak yang didomestikasi pertama kali oleh manusia lebih dari 10.000 tahun lalu, dianggap sebagai ternak paling ideal dalam menghadapi berbagai cekaman lingkungan.
Kambing, jelasnya juga tahan terhadap temperatur dan kekeringan yang tinggi. Berbagai kelebihan kambing tersebut, diperkirakan penduduk dunia di masa mendatang akan menjadikan hewan ternak ini sebagai sumber ketahanan pangan yang ekonomis dan adaptif terhadap setiap perubahan iklim.
Menurut laporan badan pangan dunia FAO tahun 2018, diperkirakan ketika populasi ternak lain mengalami penurunan, maka populasi kambing justru meningkat melebihi domba. Bahkan di Indonesia sendiri, berdasarkan data statistik 2023, populasi terbesar ternak produktif di Indonesia adalah kambing yakni 19, 398 juta ekor dibanding sapi dengan jumlah 18,6 juta ekor. (Z-4)
PRESIDEN terpilih Prabowo Subianto (PS) peduli terhadap berbagai faktor yang mengancam keutuhan bangsa.
Meraih gelar profesor bukanlah perkara mudah. Perjalanan panjang dan komitmen tinggi diperlukan untuk memenuhi kualifikasinya.
Belasan Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Kalimantan Selatan, melanggar integritas akademik serius dan terancam dicopot gelarnya.
Universitas Mercu Buana (UMB) melahirkan dua guru besar baru di bidang Ilmu Manajemen yaitu Ahmad Badawi Saluy dan Indra Siswanti.
Perubahan iklim dapat menjadi ancaman besar bagi ketahanan pangan nasional.
Buku yang berjudul Garuda & Trisula: Hubungan Indonesia-Ukraina 1946-2022 menggambarkan hubungan bilateral Indonesia-Ukraina.
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI resmi meluncurkan Balai Ternak Baznas di Kelompok Tani Ternak Maju Jaya, Desa Babakan, Kecamatan Babakan, Kabupaten Banyumas.
BADAN Amil Zakat Nasional (Baznas) RI berkolaborasi dengan SMK Peternakan Lembah Hijau secara resmi meluncurkan Program Balai Ternak Kelompok Lembah Hijau Farm di Desa Tambakboyo
PEMERINTAH berkomitmen menjaga ketersediaan pangan asal ternak sebagai sumber protein hewani tinggi bagi masyarakat. Daging dan telur ayam merupakan komoditas utama peternakan
Peluncuran program Balai Ternak ini merupakan langkah penting sebagai upaya BAZNAS dalam meningkatkan kesejahteraan umat.
Nasib nahas dialami seorang warga Dusun Ngasem, Desa Botol Dayaan, Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sugiyatno. Ia tewas akibat diseruduk sapi.
Produksi segarnya bisa mencapai 50-60 kilogram per meter persegi ubinan. Lebih besar dibanding rumput gajah lokal yang mencapai 30 kilogram per meter persegi ubinan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved