Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DUKUH Gumuk, Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang terletak di lereng Gunung Merapi, dikenal sebagai sentra pertanian tembakau dan bunga mawar.
Kini desa yang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Merapi itu mulai dikenal dengan kopi gumuknya yang bercita rasa khas dengan 3 varian rasa berbeda sesuai proses pemanggangannya yaitu natural, honey, dan wine.
Karakteristik unik dari kopi arabika asli lereng Merapi ini memiliki karakteristik rasa yang sedikit fruity, bercampur dengan sedikit rasa nutty serta sugar cane yang halus.
Baca juga: Danone Aqua Dorong Kemandirian Penyandang Disabilitas dan ABK di Klaten
Setiap minggu banyak pesepeda yang mampir menikmati kopi di kedai yang diberi nama “Gumuk Coffee” yang dikelola oleh Kelompok Karya Muda Komunitas Petani Konservasi Dukuh Gumuk.
Banyak Penduduk Turut Tanam Kopi
“Kopi Gumuk baru mulai bisa dirasakan hasilnya beberapa tahun belakangan ini, sejak dikembangkan tahun 2017 di bawah program CSR-nya AQUA. Dengan hasil yang mulai nyata, kami berharap akan semakin banyak penduduk yang ikut menanam kopi,” ujar Ketua komunitas petani, Joko Susanto, dalam keterangan, Selasa (3/10).
Secara Geografis Dukuh Gumuk, Desa Mriyan menyimpan potensi alam yang luar biasa. Untuk menuju Gumuk pendatang harus melewati jalan menanjak yang cukup ekstrem.
Namun di sepanjang jalan itu juga pengunjung dapat menikmati pemandangan alam yang sangat indah. Rumah penduduk yang berjajar rapi, mirip Desa Penglipuran di Bali.
Baca juga: Danone-AQUA dan Pemkot Bandung Revitalisasi Area Kuliner di RS Hasan Sadikin
Selain itu halaman di hampir setiap rumah ditanami bunga mawar dengan aneka warna. Hembusan angin dingin pegunungan bercampur dengan wangi bunga mawar memberi sensasi tersendiri bila kita mengunjungi desa ini.
Saat ini terdapat 40 petani kopi yang ikut dalam program pemberdayaan masyarakat AQUA, yang sejak awal ikut menanam bibit tanaman kopi yang dibagikan oleh AQUA.
Kopi yang dihasilkan dijual di kedai yang juga menjadi tempat komunitas berkumpul seminggu sekali untuk membahas persoalan persoalan di desa.
“Minimal sekarang kita bisa minum kopi gratis dari kebun sendiri, tidak perlu membeli lagi. Selain itu tiap akhir minggu banyak juga pesepeda yang mampir ke kedai ini,” tambah Joko yang siang itu didampingi oleh Parli yang menjadi barista di kedai Gumuk.
Baca juga: Danone AQUA Bantu Pasokan Air Bersih untuk Masyarakat di Bogor
Selain memberikan bibit tanaman kopi, AQUA juga memberikan pelatihan barista bagi beberapa pemuda desa serta membantu berbagai perlengkapan kedai kopi.
Jadi tidak mengherankan bila di kedai ini, pengunjung bisa menikmati kopi layaknya kedai kopi di perkotaan, karena kedai telah dilengkapi dengan roastery, penggiling biji kopi dan mesin membuat aneka jenis kopi.
Tanaman Kopi untuk Penahan Longosr
Lebih lanjut joko menjelaskan bahwa tanaman kopi yang dibudidaya penduduk juga berfungsi sebagai penahan longsor yang kerap terjadi di desa yang berada pada ketinggian 1000-meter d iatas permukaan laut (mdpl).
“Dulu kami selalu khawatir bisa musim hujan tiba karena kerap terjadi longsor, kini dengan adanya tanaman kopi longsor bisa dicegah”, tambah Joko.
Joko mengatakan Desa Mriyan ini masuk Kecamatan Tamansari yang dikukuhkan sebagai Kecamatan Konservasi karena sebagian besar areanya adalah daerah recharge yang mana demografisnya memiliki karakteristik untuk menggerakan aliran air tanah secara vertikal ke daerah yang lebih rendah.
Selanjutnya, budi daya kopi ini juga bertujuan untuk menjaga kontur tanah agar tetap kuat menghindari dari longsor dan supaya lahan yang ada menjadi lebih produktif.
Selain kopi, pabrik AQUA Klaten juga membantu komunitas petani melakukan konservasi dan budi daya tanaman anggrek Merapi.
Saat ini sudah ada puluhan pohon anggrek Merapi yang dipelihara dan dikembangkan. Anggrek yang dibudidayakan hingga saat ini sudah terdapat 23 varian, salah satunya adalah varian anggrek langka yaitu Vanda Tricolor.
Baca juga: Pabrik Aqua Klaten Dukung Kemandirian Ekonomi Penyandang Disabilitas ODGJ
Konservasi anggrek dilakukan dengan membuat greenhouse berukuran 4 meter x 6 meters. Mereka merawat anggrek di tempat tersebut selama 1,5 hingga 2 tahun sebelum dilepasliarkan ke area Gunung Merapi.
Uniknya, masyarakat dapat membeli anggrek ini namun tidak bisa untuk dibawa pulang melainkan hanya untuk dirawat di greenhouse dan nantinya akan di epas liarkan. Jadi masyarakat secara langsung dapat berkontribusi dalam pelestarian Gunung Merapi.
Pabrik AQUA Klaten melalui program keberlanjutannya di Desa Mriyan ini juga mendirikan Pusat Belajar Konservasi Komunitas (PBKK).
Rama Zakaria, Stakeholder Relation Manager Pabrik AQUA Klaten menjelaskan bahwa PBKK ini dapat menjadi tempat bagi petani dan seluruh Masyarakat untuk melakukan diskusi, penelitian, kajian untuk selanjutnya menerapkan ilmu mereka.
“PBKK Ini yang sebenarnya kita sebut research environment, karena sebenarnya ilmu di masyarakat itu sangat banyak, kita hanya memfasilitasi memberikan wadah bagi petani dan masyarakat untuk belajar dan mengembangkan ilmu yang telah dimilik," jelas Rama. (RO/S-4)
Nenek moyang harimau berasal dari Asia, bukan Afrika. Mereka berevolusi dan beradaptasi dengan lingkungan Asia, sehingga memiliki karakteristik yang sesuai dengan habitat tersebut.
Konservasi mangrove ini tidak hanya berfokus pada penanaman, tetapi juga pada pengembangan bibit mangrove yang berkualitas.
DALAM menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kompleks, peran generasi muda dalam upaya konservasi menjadi sangat krusial. Generasi muda tidak hanya sebagai pewaris bumi
Penetapan kawasan konservasi yang sentralistik tersebut mengasingkan peran masyarakat lokal maupun masyarakat hukum adat.
Karst Maros-Pangkep di Sulawesi Selatan kaya akan situs seni cadas yang terkenal sebagai lukisan gua tertua di dunia.
Berdasarkan kajian habitat yang dilakukan pada tahun 2016, maka Hutan Lindung Gunung Batu Mesangat cukup layak untuk dijadikan lokasi pelepasliaran orangutan.
Kopi adalah minuman favorit banyak orang di seluruh dunia, terkenal dengan kemampuannya untuk memberikan energi dan meningkatkan konsentrasi.
Jateng Fair 2024 mempersembahkan tema "Sensational of Central Java Coffee", menampilkan berbagai produk kopi dari 20 kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Indonesia, dengan kekayaan budaya dan alamnya, menawarkan berbagai kuliner lezat, termasuk minuman tradisional yang menggugah selera.
Akhir pekan ini, jalan-jalan ke Temu Bisnis Kemitraan Nasional Rantai Pasok (Kenarok) di Living World Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten, yuk!
Perjuangan Mikael untuk mendapatkan kemenangan tidak mudah banyak hal yang harus ia persiapkan dan tantangan yang harus dilewati.
Secret Bar: Soiree berhasil menghadirkan kembali budaya kopi yang baru. Mikael, yang baru saja memenangkan World Barista Championship Busan 2024, mempersembahkan tiga minuman kopi inovatif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved