Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEMATIAN gajah sumatra kembali terjadi di Provinsi Riau. Seekor anak gajah ditemukan mati pada Sabtu, (12/8) karena diduga terserang virus.
Satwa dilindungi itu terancam punah karena populasinya terus berkurang setiap tahun. Anak gajah sumatra bernama Rizki tersebut ditemukan mati di Pusat Konservasi Gajah, Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasim, Kabupaten Siak.
Tim medis sempat memberikan pengobatan dan merawat Rizki. Namun, hewan betina berumur tiga tahun iti tidak tertolong karena kondisi fisiknya terus melemah.
Baca juga: Perburuan Liar Terus Terjadi, Gajah Sumatra Terancam Punah di Riau
Tim dokter hewan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau langsung melakukan bedah organ dalam atau nekropsi untuk menyelidiki penyebab kematian. Menurut dokter, ditemukan pembengkakan di bagian mata, pendarahan lambung, paru-paru, limpa dan usus besar.
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyimpulkan sementara anak gajah mati karena terserang virus Elephant Endotheliotropic Herves.
Baca juga: Bayi Gajah Sumatra Ditemukan Mati di Perkebunan Sawit
Populasi Menurun
Sementara itu, Populasi gajah Sumatera terus menurun. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memperkirakan jumlah gajah Sumatera di habitat aslinya Provinsi Riau tersisa hanya 200 hingga 300 ekor.
Selama delapan tahun terakhir, ditemukan 28 kasus kematian hewan dilindungi ini. Atau kematian gajah rata-rata 2 hingga 3 ekor per tahun.
Sebagian besar gajah Sumatera mati mengenaskan karena dibunuh dengan cara diracun. Oknum warga memburu satwa endemik ini untuk diambil gadingnya. Gajah liar juga dibunuh karena dianggap hama bagi sebagian petani kelapa sawit.
(MGN/Z-9)
Anak Gajah Sumatra Mati di Taman Hutan Raya Riau
Fitra Asrirama AMD A
KEMATIAN gajah sumatra kembali terjadi di Provinsi Riau. Seekor anak gajah ditemukan mati pada Sabtu, (12/8) karena diduga terserang virus.
Satwa dilindungi itu terancam punah karena populasinya terus berkurang setiap tahun. Anak gajah sumatra bernama Rizki tersebut ditemukan mati di Pusat Konservasi Gajah, Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasim, Kabupaten Siak.
Tim medis sempat memberikan pengobatan dan merawat Rizki. Namun, hewan betina berumur tiga tahun iti tidak tertolong karena kondisi fisiknya terus melemah.
Tim dokter hewan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau langsung melakukan bedah organ dalam atau nekropsi untuk menyelidiki penyebab kematian. Menurut dokter, ditemukan pembengkakan di bagian mata, pendarahan lambung, paru-paru, limpa dan usus besar.
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyimpulkan sementara anak gajah mati karena terserang virus Elephant Endotheliotropic Herves.
Populasi Menurun
Sementara itu, Populasi gajah Sumatera terus menurun. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memperkirakan jumlah gajah Sumatera di habitat aslinya Provinsi Riau tersisa hanya 200 hingga 300 ekor.
Selama delapan tahun terakhir, ditemukan 28 kasus kematian hewan dilindungi ini. Atau kematian gajah rata-rata 2 hingga 3 ekor per tahun.
Sebagian besar gajah Sumatera mati mengenaskan karena dibunuh dengan cara diracun. Oknum warga memburu satwa endemik ini untuk diambil gadingnya. Gajah liar juga dibunuh karena dianggap hama bagi sebagian petani kelapa sawit.
(MGN/Z-9)
Kabar gembira datang dari Pusat Konservasi Gajah (PKG) Provinsi Riau. Satu ekor Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrana) telah lahir pada Sabtu (6/4) pada pukul 03.30 WIB dini hari.
Meskipun dalam senyap, banyak masyarakat yang peduli terhadap keberlangsungan hidup satwa liar. Bahkan, tidak sedikit yang menyerahkan jiwa dan raga untuk itu. Salah satunya Erni Suyanti.
Pada dini hari Senin, 26 Februari 2024, pukul 00.10 wib. telah lahir seekor bayi gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) dengan jenis kelamin betina di Pusat Latihan Gajah (PLG) TNWK.
SEBANYAK 2 gajah liar berjenis kelamin jantan telah bergerak keluar habitatnya hingga sampai wilayah perkotaan di Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau.
Kerja sama itu diwujudkan dengan mengalokasikan area konservasi untuk hewan tersebut di areal BUMN Perkebunan Sawit di bawah naungan Subholding PalmCo, di Kabupaten Indragiri Hulu.
Seekor anak gajah Sumatra mati akibat terkena jeratan di TAman Nasional Teso Nilo, Riau.
Nenek moyang harimau berasal dari Asia, bukan Afrika. Mereka berevolusi dan beradaptasi dengan lingkungan Asia, sehingga memiliki karakteristik yang sesuai dengan habitat tersebut.
Seekor harimau Sumatra (Panthera tigris Sumatrae) ditemukan mati terjerat di Sigaruntang, Desa Sungai Pua, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (25/7).
BEA Cukai tunjukkan keseriusannya dalam penanganan perdagangan ilegal satwa dan tumbuhan Indonesia, melalui jalinan kerja sama internasional dengan Foreign Customs Attaché Club (FCAC).
Balai Besar KSDA Riau melakukan pelepasliaran seekor Harimau Sumatra berjenis kelamin betina bernama Puti Malabin di landscape Rimbang Baling Provinsi Sumatera Barat, pada Jum'at (28/6).
Lima satwa itu adalah empat landak jawa dan satu kukang.
Sebanyak tiga pelaku dibekuk di dua lokasi berbeda, dua orang di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan dan satu orang di Kecamatan Guguk Panjang Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved