Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PEMERINTAH Sulawesi Tengah (Sulteng), hingga kini terus berupaya menangani stunting atau tengkes.
Wakil Gubernur Sulteng Ma’mun Amir mengatakan, saat ini semua pihak diminta bersinergi menangani stunting dengan fokus pada upaya preventif atau pencegahan.
“Pencegahannya dengan memberikan asupan gizi yang baik kepada ibu hamil dan balita di titik-titik rawan stunting yang sudah dipetakan,” terangnya, Minggu (13/8).
Menurut, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting itu, jika ibu hamil tidak diberi asupan gizi yang bagus, sangat berpotensi melahirkan anak stunting.
Baca juga : 2.572 Dispensasi Perkawinan Anak di Sulawesi Selatan Disetujui Pengadilan
“Oleh karena itu pemberian gizi yang baik kepada ibu hamil utama dilakukan. Karena jika gizi tercukupi, insya Allah tidak terjadi stunting,” tegasnya.
Baca juga : Stunting Bisa Menjadi Ancaman Bangsa
Terkait pencegahan, lanjut Ma’mun, pemerintah
akan memberi bantuan gizi kepada ibu-ibu hamil, khususnya bagi ibu hamil yang datang dari keluarga kurang mampu.
“Mereka yang kurang mampu sangat rentan, makanya fokus bantuan gizi itu kepada mereka. Tentu kami berharap stunting di Sulteng bisa hilang,” tandasnya.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 yang dilakukan Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting pada balita secara nasional sebesar 21,6 %.
Angka itu masih berada di atas target RPJMN 2020-2024 yaitu 18,4 %.
Sementara data di Sulteng berada pada peringkat ketujuh, dengan prevalensi stunting sebesar 28,2 %. (Z-8)
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengungkapkan pengukuran terhadap bayi secara menyeluruh di Indonesia sudah selesai dilakukan.
Dharma Wanita BKKBN memberikan motivasi dan strategi kepada anggota di daerah dan provinsi untuk bersama mengatasi tengkes yang masih di atas 20%.
PERAYAAN Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 di Semarang diperkirakan akan dihadiri 10 ribu orang dari seluruh Indonesia, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu
Percepatan penurunan stunting di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Jateng), bukan hanya upaya menurunkan persentase stunting dengan secepat-cepatnya.
Kasus tengkes (stunting) di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, telah terjadi penurunan sebesar 6,2%. Angkanya turun dari 12,9% pada 2022.
BALITA stunting atau tengkes tertinggi di Kota Malang, Jawa Timur, akibat paparan rokok. Celakanya, kebanyakan balita itu dari keluarga miskin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved