Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEPALA Stasiun Klimatologi Yogyakarta, BMKG, Reni Kraningtyas menyampaikan, berdasarkan monitoring perkembangan ikim di wilayah D.I Yogyakarta, pada dasarian Il Januari 2023 (pertengahan Januari 2023), secara umum, wilayah D.I Yogyakarta masih dalam periode musim hujan. Fenomena La Nina diprakirakan akan terus melemah dan berlangsung hingga Maret 2023.
Berdasarkan pengamatan gejala fisis dan dinamika atmosfer - laut terkini, ia menyebut, pergerakan monsun asia/angin baratan yang biasanya membawa uap air melemah. "Dominasi angin di atas wilayah Jawa khususnya D.I Yogyakarta berasal dari Selatan yang dominan bersifat kering," kata Reni, Rabu (25/1/2023).
Anomali suhu permukaan laut di Samudera Hindia Selatan Jawa, lanjut dia, pada Januari dasarian ll, yaitu -0.1 °C sd 0.25 °C. Kondisi tersebut diperkirakan akan menjadi netral (-0.25 °C s.d 0.25 °C) dan akan berlangsung sampai dengan bulan Mei 2023.
Fenomena La Nina pada Desember 2022 dasarian Ill dalam kategori lemah. Pada Januari 2023, La Nina masih dalam kategori lemah dengan indeks ENSO -0 65. "Kemudian diprakirakan akan terus melemah dan berlangsung hingga Maret 2023," kata dia.
Indian Ocean Dipole(IOD) menunjukkan kondisi netral dengan indeks -0.04 (penambahan suplai uap air di wilayah Indonesia bagian barat tidak signifikan) dan diprakirakan akan bertahan hingga Juli 2023.
Beberapa kondisi dinamika atmosfer dan laut di atas menyebabkan beberapa hari terakhir ini cuaca cerah dan tidak terjadi hujan. Pihaknya memperkirakan, kondisi seperti ini berlangsung tidak lama sekitar 3 hingga 5 hari ke depan dan akan kembali ke kondisi normal (potensi hujan kembali ada).
Dalam tiga bulan ke depan, pihaknya memprakirakan, curah hujan di wilayah D.1 Yogyakarta akan bervariasi.
Curah hujan bulan Februari 2023 dengan kriteria menengah - tinggi berkisar 201 - 500 mm bulan. Curah hujan bulan Maret 2023 dengan kriteria menengah - tinggi berkisar 151 - 400 mm/bulan. Sementara itu, curah hujan bulan April 2023 dengan kriteria rendah - tinggi umumnya berkisar 0 - 500 mm/bulan.
"Masyarakat dihimbau agar waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang terjadi pada periode musim hujan 2022/2023 di wilayah D.1. Yogyakarta," pesan dia.
Untuk para petani, mereka diimbau supaya mulai mempersiapkan pola tanam yang sesuai dengan kondisi tersebut agar tidak mengalami gagal panen. "Senantiasa memperbarui informasi iklim di wilayah D.I. Yogyakarta melalui media sosial BMKG," tutup dia. (OL-13)
Baca Juga: BMKG: Gempa Magtudo 4,7 Cianjur Akibat Sesar Cugenang
Pindah ke Pulau Jawa, di wilayah Yogyakarta diprakirakan akan berawan. Sedangkan untuk wilayah Serang, Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya berpotensi hujan ringan.
STASIUN Meteorologi Maritim Belawan, Sumatra Utara (Sumut), menyebutkan gelombang setinggi 2,0 meter hingga 2,5 meter diprakirakan berpeluang terjadi perairan Sumatra.
Suhu udara umumnya berkisar antara 16 hingga 35 derajat Celcius dan kelembaban berkisar antara 47% hingga 99%.
Dalam tiga hari ke depan, mulai Rabu (31/7), tinggi gelombang laut terutama di perairan selatan Bali berpotensi mencapai 3 meter.
Pengamatan cuaca pukul 05.30 WIB melihat adanya perubahan cuaca Rabu (31/7) ini, yakni potensi hujan ringan hingga sedang terjadi di sebagian besar daerah daerah di kawasan pegunungan
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan.
BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan British Council memberangkatkan 23 pegawai ke beberapa universitas di Inggris.
Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan.
Musim semi terjadi saat periode atau masa peralihan dari musim dingin ke musim panas. Kondisi ini berkaitan dengan posisi kemiringan Bumi terhadap Matahari.
Fenomena ini tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis maupun ekstrem
Masyarakat diimbau waspada terkait fenomena pasang maksimum air laut yang terjadi pada 19-22 Januari 2019 tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved