Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
TEMPAT pengungsian mandiri di Kampung Cijati RT 03/07 Desa Sukasari Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, sempat terendam banjir saat hujan deras, Jumat (25/11). Mereka pun menutupi genangan air menggunakan jerami karena tempat pengungsian mandiri berada di pematang sawah.
Hasbi Asidiki, warga setempat, menuturkan selama berdiam di tempat pengungsian hampir enam hari, sudah tiga kali terjadi hujan. Pada Jumat (25/11) hujan relatif cukup deras.
"Hari ini (Sabtu) juga hujan lagi. Pada Jumat, tenda kebanjiran karena air menggenang di pematang sawah yang dijadikan tempat pengungsian mandiri," kata Hasbi, Sabtu (26/11).
Saat air menggenangi tenda pengungsian yang menggunakan terpal, para penyintas berinisiatif menutupi alas menggunakan jerami. Meskipun tak efektif, tetapi setidaknya bisa mengurangi volume air.
"Kami tetap memaksakan tinggal di tenda. Mau berteduh di rumah masih takut. Apalagi anak saya masih trauma, udah enggak mau pulang ke rumah," tuturnya.
Di kampungnya terdapat dua titik pengungsian mandiri. Satu titik berada di pematang sawah dan satu titik lagi berada di bantaran rel kereta api.
"Di sawah ada tujuh tenda berisi 15 kepala keluarga atau sekitar 50 orang. Kalau di bantaran rel kereta api ada 12 KK sekitar 50 orang," jelasnya.
Dari jumlah pengungsi, terdapat sekitar 30 orang anak kecil. Sedangkan warga lanjut usia sekitar 25 orang.
"Lansia ada satu orang yang meninggal dunia karena sakit. Sudah kami makamkan. Ada juga satu orang anak kecil yang mengalami luka sengatan tawon. Sudah tiga hari enggak mau makan. Saya sudah laporan ke PMI. Tadinya mau dievakuasi untuk diobati, tapi anaknya enggak mau," ucapnya.
Hasbi menuturkan warga memilih mengungsi secara mandiri. Alasannya, karena bisa sambil memantau kondisi lingkungan wilayah mereka. "Kalau untuk kebutuhan sehari-hari, kami paling minta ke posko-posko relawan terdekat. Kalau anak kecil kebutuhan yang diperlukan kebanyakan
pampers," katanya.
Tak sedikit di antara pengungsi yang mengeluh sakit. Rata-rata mereka mengalami ISPA serta demam. "Untuk obat saya sudah minta ke IMI (Ikatan Motor Indonesia) karena di sana ada posko logistik," ujarnya.
Hasbi tak mengetahui sampai kapan mereka harus berada di pengungsian. Ia pun mengaku rumahnya ikut rusak terdampak gempa. "Keluarga pengin cepat pulang, tapi rumah masih rusak dan masih trauma," pungkasnya.
Kepala BNPB, Letjen Suharyanto, mengaku sudah mendata ulang titik-titik pengungsian. Hasil survei di lapangan, data sementara terdapat sebanyak 110 titik pengungsian tersebar di Kabupaten Cianjur.
"Baik pengungsian terpusat, besar, dengan kekuatan 200-500 orang, maupun yang hanya 5-10 orang. (Lokasinya) memang terpencar di 15 kecamatan," kata Suharyanto pada konferensi pers di Pendopo Bupati Cianjur, Jumat (25/11) petang.
Karena itu, kata Suharyanto, dibutuhkan strategi, tenaga, dan kekuatan ekstra dalam pendistribusian logistik. Seiring berjalannya waktu, kata Suharyanto, diharapkan akan semakin baik. "Sehingga para pengungsi sebanyak 60 ribuan orang lebih, semuanya bisa terlayani," ucapnya.
Suharyanto menuturkan bisa jadi jumlah titik pengungsian bertambah. Di setiap titik pengungsian sudah diidentifikasi warga yang mendiaminya. "Dari mulai nama, umur, dan lainnya," ucapnya.
Dari pengungsi yang sudah terdata, lanjutnya, di antaranya perempuan sebanyak 21.071 orang, ibu hamil sebanyak 650 orang, dan penyandang disabilitas sebanyak 34 orang. Namun datanya akan berkembang terus bersamaan dilakukannya pendataan. "Jadi datanya belum final karena kami terus melakukan pendataan," pungkasnya. (OL-13)
Baca Juga: Kunjungi Korban Gempa Cianjur, Menteri BUMN Apresiasi Aksi PLN Hadirkan Food Truck
kini Sumarni bersama keluarganya sudah bisa menempati bangunan rumah yang ideal.
BNPB mengungkapkan bahwa bencana paling mematikan tahun ini ialah tanah longsor. Hal itu terlihat dari jumlah korban meninggal dunia yang ditimbulkan
Rencana pemberian bantuan pangan tersebut merupakan instruksi dari bupati.
Dari jumlah 43.921 rumah, yang baru ditangani sampai 2023 sebanyak 13.891 rumah atau sebesar 31,63%.
Bantuan diberikan kepada 137 KK terdiri dari sekitar 90 anak-anak dan 305 orang dewasa yang terdampak erupsi Gunung Semeru pada Rabu (29/5).
Pelatihan keterampilan yang diberikan Kemensos, diharapkan bisa memberikan tambahan penghasilan untuk menopang ekonomi mereka.
Seorang anak dicabuli ketika sedang mengungsi dari banjir Gorontalo
Olimpiade Paris 2024 akan diwarnai dengan berbagai kisah inspiratif, kontroversi, dan semangat persatuan di tengah situasi global yang kompleks.
Puluhan warga sipil Palestina tewas dan terluka pada Minggu (14/7) akibat serangan udara Israel yang menghantam sebuah sekolah di kamp pengungsi Nuseirat, Gaza tengah.
Dua kapal yang mengangakut 44 imigran Bangladesh dan Rohingya terdampar di Pulau Rote, NTT, Senin (8/7).
Juru bicara PRCS, Nebal Farsakh, melaporkan pengungsian hampir dua juta orang di Jalur Gaza di tengah kondisi yang semakin memburuk.
Pernyataan itu muncul setelah dilaporkan bahwa dokter Jerman mengatur evakuasi 32 anak-anak yang terluka parah dari Gaza, namun pemerintah menundanya selama berbulan-bulan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved