Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

DI Yogyakarta Kembangkan Hutan Tematik

Ardi Teristi H
29/8/2022 15:47
DI Yogyakarta Kembangkan Hutan Tematik
Warga mengunjungi kawasan Taman Hutan Raya Bunder, di Patuk, Gunungkidul, D.I Yogyakarta(ANTARA FOTO/Andreas Fitri)

KEPALA Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DI Yogyakarta Kuncoro Cahyo Aji menyampaikan pihaknya akan mengembangkan hutan tematik berdasarkan kearifan lokal, seperti tumbuhan maupun pepohonan yang ada. Ia mencontohkan, salah satu wana tematik yang akan dikembangkan adalah alas bunder yang disebut dengan Wana Wiyata artinya hutan untuk belajar.

"Harapannya semakin banyak orang yang mengetahui tentang hutan, mulai dari apa saja tanaman yang ada di Jogja hingga cara pengelolaan hutan yang benar," ujar dia dalam Gelar Budaya Alas Bunder (Geber) 2022 di Tahura Bunder, Gunungkidul, Minggu (28/8).

Pengembangan hutan tematik ini juga diharapkan memberi dorongan masyarakat untuk terlibat dalam pengelolaan hutan karena hal tersebut menjadi kunci kesuksesan pengelolaan hutan.

Menurut Kuncoro, konsep yang diangkat dalam wana tematik yaitu Sociopreneur. Konsep ini bertujuan ingin mengembangkan entrepreneur di kawasan hutan. Di Alas Bunder, misalnya, terdapat lima desa penyangga hutan dengan 10 UMKM yang dibina langsung oleh Bank BPD DIY dan DLHK DIY.

Baca juga: Kisah Marwi Menjalin Kolaborasi Kelola Hutan Kabupaten Lombok Tengah Menjadi Ekowisata

Kuncoro juga menjelaskan, penyelenggaraan Geber 2022 memiliki tiga fokus yaitu kesejahteraan masyarakat, pemberdayaan disabilitas, dan pencegahan stunting.

Saat membacakan sambutan Sri Sultan, Paniradya Pati Kaistimewan DIY Aris Eko Nugroho mengatakan kegiatan ini juga diharapkan mendorong kreativitas para seniman untuk berkreasi dan menjadi media hiburan tanpa menghilangkan nilai kultural budaya bangsa.

Kegiatan Geber diharapkan dapat membangkitkan kembali nilai-nilai budaya lokal yang dulu tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat.

"Seni budaya tradisional penting untuk dilestarikan, sebagai representasi dari nilai kearifan lokal. Gelar budaya semacam ini juga akan mendukung dan memperkuat posisi DIY sebagai pusat seni budaya, kota pendidikan serta kota pariwisata," tutur Aris.

Pada rangkaian acara Geber 2022 ini terdapat penampilan peserta lomba kesenian dari beberapa desa dan penampilan kesenian tradisional Gunungkidul. Mata acara ini diharapkan mampu ikut mempresentasikan budaya lokal yang penting untuk dilestarikan.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya