Aktivitas Alam Terbuka di Kalsel Cukup Rawan

AKTIVITAS luar ruang yang berhubungan dengan alam terbuka seperti pendakian gunung dan menjelajah hutan (outdoor) di Kalimantan Selatan dinilai cukup rawan. Badan SAR Nasional Banjarmasin menggelar pelatihan teknik pencarian dan pertolongan (rescue) gunung dan hutan.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Banjarmasin, Al Amrad, Rabu (24/8), mengatakan, aktivitas outdoor di gunung dan hutan
berpotensi menimbulkan kecelakaan.

"Dalam rangka meningkatkan kompetensi rescuer, kita menggelar latihan SAR beregu terkait teknik pencarian dan pertolongan di gunung dan  hutan," ujarnya.

Pelatihan digelar 23-25 Agustus 2022 berlokasi di kawasan Kiram, Kabupaten Banjar. Materi pelatihan berupa teori dan praktik seperti navigasi darat dengan narasumber Mahasiswa Pencinta Alam dari Universitas Lambung Mangkurat serta materi Animal Rescue tentang Hewan Liar.

Baca juga: Dua Tahun Food Estate, Produktivitas Petani Meningkat

"Selain perairan SAR di gunung dan hutan juga penting, guna semakin meningkatkan kompetensi rescuer agar jika terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan, kita bisa segera merenspons dengan cepat," ungkap Al Amrad.

Pantauan Media Indonesia, kegiatan pendakian gunung dan penjelajahan hutan di Kalsel belakangan ini semakin ramai. Seperti pendakian Merah Putih untuk memperingati HUT ke-77 Kemerdekaan RI di puncak Gunung Halau-halau (1.901 mdpl) gunung tertinggi di Kalsel yang diikuti 100-an peserta.

Sementara kasus pendaki yang tersesat baru-baru ini terjadi di Gunung Hauk, Kabupaten Balangan, dan hutan pamathon, Kabupaten Banjar. Adapun gunung-gunung yang kerap didaki di Kalsel antara lain Gunung Halau-halau, Gunung Hauk, Gunung Pindihan, Gunung Margaringsai, Gunung Aur Bunak, Gunung Kahung dan Gunung Periuk. (OL-16)