Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PERMASALAHAN air bersih sangat krusial dihadapi masyarakat saat ini. Seperti halnya di Dusun Tolonggeru, Desa Monggo, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Masyarakat setempat sudah lama mengalami kekurangan air bersih.
Terkait hal itu, Badan Wakaf Al Qur’an (BWA) Jakarta bantu mewujudkan aliran air bersih, sehingga masalah air bersih bukan lagi momok menakutkan bagi warga Dusun Tolonggeru.
CEO BWA Jakarta Heru Binawan mengatakan, peresmian sarana air bersih di Dusun Tolonggeru merupakan yang ke-38 di seluruh Indonesia. Sedangkan proyek pertama sarana air bersih di NTB lokasinya di kaki Gunung Doro Mboha Desa Madawau.
“Limit waktu pengerjaan proyek sarana air bersih di Dusun Tolonggeru selama 8 bulan. Yakni mulai pekerjaan tanggal 1 Juni 2021 dan selesai tanggal 30 Januari 2022 lalu,” ujar Heru Binawan di Bima, Kamis (31/3).
Heru mengatakan, total panjang pipa penyalur air sepanjang 9,5 kilometer, jenis wakaf yang dikerjakan antara lain bak beton tertutup kapasitas 25.000 liter air, bendung beton di sumber air panjang 5 meter dan tinggi 1 meter, paket sambungan ke rumah warga, masjid, gereja dan lainnya.
“Azas manfaatnya untuk masjid, 2 gereja dan 300 unit rumah warga,” terangnya.
Heru berharap, warga Dusun Tolonggeru dapat menggunakan sarana air bersih dengan baik. Kemudian dapat menjaga dan merawatnya sehingga azas manfaat dapat dirasakan dalam waktu jangka panjang.
“Sarana air bersih ini tolong dijaga dengan baik, siapa pun yang menjaganya pasti dijaga oleh Allah SWT. Karena hakikatnya, sarana air bersih ini milik Allah SWT,” pintanya.
Tokoh Masyarakat Bima yang berdomisili di Jakarta, Irwansyah Al Karim mengungkapkan, walaupun berdomisili di Jakarta tidak pernah lupa dengan kampung halaman. Sebagai relasi atau kerabat BWA Jakarta menyiapkan sarana air bersih dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi keluarga yang ada di Dusun Tolonggeru.
“Semoga keberadaan sarana air bersih ini mampu mencukupi kebutuhan rumah tangga, sarana ibadah bahkan untuk kebutuhan pertanian,” ucap pria asal Desa Mpuri ini.
Baca juga : Unibis Peduli Berikan Donasi bagi Korban Bencana Gempa Pasaman Barat
Irwansyah meminta warga setempat agar menjaga amanah ini dengan baik. Yakni ikut berpartisipasi atau ambil bagian untuk merawat sarana air bersih ini dengan sebaik-baiknya, sehingga sarana air berish ini dapat dirasakan oleh anak cucu kita di masa akan datang.
“Sarana air bersih ini adalah amanah yang harus dijaga bersama. Untuk itu diminta kepada keluarga yang ada di Dusun Tolonggeru merawat dan memeliharanya,” harapnya.
Dijelaskannya, selain membantu sarana air bersih, kita juga melaksanakan sunatan ceria terhadap 21 anak dusun setempat. Satu hal yang menarik, sebut Bang Irwan sapaanya, dari total 21 anak tersebut 8 orang beragama Islam dan 13 orang lainnya non muslim.
“BWA juga menyalurkan zakat untuk 16 orang warga muslim setempat,” jelasnya.
Irwan menambahkan, walaupun hidup berbeda agama, suasana kerukunan di Dusun Tolonggeru sangat harmonis. Hal itu menunjukan bahwa sikap toleransi antar umat beragama sangat kental di dusun setempat.
“Toleransi adalah sikap yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga terwujud lingkungan yang aman, tentram dan yang pasti akan jauh dari konflik,” sebutnya.
Mewakili Masyarakat Dusun Tolonggeru, Abdul Majid, mengucapkan terimakasih kepada BWA dan rombongan yang ikut hadir pada kesempatan tersebut. Katanya, BWA sudah mampu mewujudkan sarana air bersih untuk kebutuhan warga Dusun Tolonggeru, semua itu tidak terlepas dari do’a kita semua serta partisipasi keluarga Bima yang ada di Jakarta.
“Semoga semua yang berpartisipasi untk mewujudkan sarana air bersih di Dusun Tolonggeru mendapat ganjaran pahala dan naungan dari Allah SWT,” pintanya.
Diceritakannya, sebelum ada bantuan ini, masyarakat di sini kesulitan air bersih. Untuk mendapatkan air bersih, warga harus ke Taman Wisata Madapangga yang cukup jauh dari permukiman warga Tolonggeru.
“Mata air di Taman Wisata Madapangga satu – satunya sumber kehidupan warga Tolonggeru. Saat ini harus bersyukur karena Allah SWT menggerakkan hati orang – orang baik yang berkecimpung di BWA membantu mewujudkan saran air bersih,” ungkapnya. (RO/OL-7)
BMKG) menyebutkan sejumlah daerah di Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat sudah mulai mengalami kekeringan ekstrem setelah nyaris tiga bulan tidak diguyur hujan.
IBUNDA dari sorang hafiz Muhammad Naja Hudia Hafifurahman, Dahlia Andayani, mengembuskan napas terakhirnya pada Senin, 15 Juli 2024, pukul 07.56 Wita di RSUP Mataram NTB.
Tokoh Nusa Tenggara Barat KH Lalu Zulkifli Muhadli bergabung dengan Partai Demokrat menjelang Pilkada 2024.
AHY menjelaskan Zulkiflimansyah merupakan gubernur petahana. Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu dianggap telah membawa kemajuan dan kesejahteraan untuk masyarakat NTB.
Mantan Bupati Lombok pastikan akan maju Pilgub NTB
Madu khas Sumbawa, misalnya, yang hanya bisa ditemukan secara alami di hutan-hutan Sumbawa, memiliki potensi untuk bisa menembus produk pasar global.
Melalui aplikasi bima+, Tri memperkenalkan berbagai fitur baru mulai dari konten hiburan, fitur gaming, paket internet HappyFlex, ekstra kuota tambahan, cashback, hingga rewards menarik.
Perpanjangan penahanan itu dilakukan untuk memperdalam penyidikan dugaan korupsi dan penerimaan gratifikasi di Bima. Penyidik pun telah menjadwalkan pemeriksaan saksi.
Penerbangan perdana ini dimulai dari Bandara Internasional Lombok pada pukul 14.55 WITA yang landing di Bandara Sultan Muhammad Salahudin, Bima pada pukul 15.15 WITA.
Penyidik KPK menemukan dokumen terkait korupsi dan gratifikasi di Pemkot Bima.
Yudian menyampaikan kepada ratusan mahasiswa akan pentingnya sejarah kemerdekaan dan cara-cara mensyukurinya pada masa kini.
Faktor penyebabnya diduga limbah domestik, pertanian, perikanan, kandungan minyak, yang sangat bergantung pada geografis, pola arus dan global warming.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved