Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

SPI Kembangkan Tanaman Kopi di Pegunungan Meratus

Denny S Ainan
17/8/2021 08:30
SPI Kembangkan Tanaman Kopi di Pegunungan Meratus
SPI mengembangkan tanaman kopi lokal Kalimantan di Pegunungan Meratus.(MI/Denny S)

SERIKAT Petani Indonesia (SPI) Kalimantan Selatan mengembangkan tanaman kopi lokal di wilayah Pegunungan Meratus. Puluhan ribu bibit akan ditanam di desa-desa pedalaman sebagai bagian dari upaya peningkatan ekonomi masyarakat dan dukungan terhadap gerakan penyelamatan meratus atau dikenal Save Meratus.

Kemarin, SPI Kalsel didampingi Pena Hijau Indonesia menyerahkan bantuan bibit sekaligus penanaman kopi kepada perwakilan masyarakat adat di Desa Kiyu, Kecamatan Batang Alai Timur. Sebelumnya kegiatan serupa juga dilakukan di beberapa desa binaan seperti Desa Patikalain (Papagaran) dan Pantai Mangkiling di Kecamatan Hantakan, Hulu Sungai Tengah.

"Sejauh ini ada empat desa yang akan kita kembangkan menjadi sentra kopi. Selanjutnya kita akan perluas ke desa-desa lain di kawasan Pegunungan Meratus khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah," kata Dwi Putera Kurniawan, Ketua SPI Kalsel, Senin (16/8).

Lebih jauh dikatakan Dwi, kopi merupakan komoditas yang kini banyak diminati masyarakat dunia termasuk produk kopi lokal asal Kalsel. Sejauh ini pihaknya belum bisa memenuhi permintaan pasar ekspor karena keterbatasan produksi kopi petani.

Menurut sejarah, kopi masuk ke Kalimantan atau tanah borneo pada jaman penjajahan Belanda dan kemudian Indonesia menjadi salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia. "Selain jenis robusta yang tumbuh subur di tanah perbukitan, kopi jenis liberika banyak tumbuh di dataran rendah dan pesisir Kalimantan," tuturnya.

Di Kalsel menurut Dwi, akibat anjloknya harga kopi dan ekspansi perkebunan sawit besar-besaran telah menyebabkan ribuan hektar tanaman kopi tergusur. Diperkirakan ada sekitar 200 hektar hutan kopi peninggalan Belanda yang banyak tersebar di Kabupaten Banjar (Kopi Aranio) dan Tanah Laut.

Adapula kopi dari kawasan pegunungan meratus seperti Pantai Mangkiling, Hinas Kanan dan Kiyu. Meski tidak dirawat, produksi kopi dari hutan kopi ini tetap menjadi penghasilan tambahan bagi warga. Karena itu SPI bertekad untuk mengembangkan kopi lokal dari kawasan pegunungan meratus ini.

Bupati Hulu Sungai Tengah, Aulia Oktafiandi menyatakan dukungannya terkait rencana pengembangan komoditas kopi di kawasan pegunungan Meratus ini. "Pemda akan mensuport rencana pengembangan komoditas kopi, karena kopi punya nilai ekonomi tinggi, ramah lingkungan dan kita harapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat," tuturnya.

Di sisi lain Pemkab Hulu Sungai Tengah berharap masyarakat atau petani tidak setengah-setengah sehingga pengembangan kopi dapat dilakukan dari hulu ke hilir, termasuk pangsa pasar. Di masa datang Hulu Sungai Tengah akan memiliki brand kopi lokal Kopi Meratus yang dapat bersaing dengan produk kopi lain di Indonesia seperti Aceh, Sulawesi dan Bali. (OL-13)

Baca Juga: Biden: Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan Sudah Tepat



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya