Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Angka Kasus Covid-19 dan BOR Di Cianjur Turun

Benny Bastiandy
15/8/2021 16:42
Angka Kasus Covid-19 dan BOR Di Cianjur Turun
Ilustrasi(DOK MI)

KASUS baru konfirmasi covid-19 mingguan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masih berfluktuatif namun cenderung turun. Satu di antara indikatornya terlihat dari tingkat keterisian rumah sakit (bed occupancy rate) yang juga terus turun.

Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal menjelaskan berbagai indikator menunjukkan kasus covid-19 di Kabupaten Cianjur mulai terkendali. Kondisi itu dimungkinkan tak terlepas pemberlakuan PPKM.

"Angka kasus mingguan terlihat naik-turun. Kita saat ini memang turun kasus mingguannya," kata Yusman, Minggu (15/8).

Berdasarkan data, sepekan terakhir angka konfirmasi covid-19 di Kabupaten Cianjur saat ini berada pada kisaran 478 kasus. Sebelumnya rata-rata mencapai 700 kasus per pekan.

"Kalau untuk tingkat keterisian rumah sakit, itu sekarang di  angka rata-rata 50%. Sebelumnya bisa mencapai 100% bahkan lebih. Banyak yang tidak bisa masuk ke ruang isolasi. Tapi di IGD menumpuk. Sekarang di IGD tidak terjadi penumpukan, di ruang isolasi juga masih banyak yang kosong," beber Yusman.

Tingkat keterisian di pusat isolasi Vila Bumi Ciherang dan BPLK Ciloto, sekarang rata-rata di kisaran 50%. Indikator-indikator tersebut, kata Yusman, setidaknya bisa menjadi motivasi bagi Pemkab Cianjur terus mengendalikan angka kasus covid-19.

"Di Cianjur, lonjakan kasus yang sangat signifikan terjadi pada Juni dan Juli," ungkapnya.

Menyangkut vaksinasi, jelas Yusman, saat ini sudah tidak berkonsep kepada tahapan. Artinya, saat ini semua warga Kabupaten Cianjur dari berbagai kalangan atau masyarakat umum bisa mendapatkan vaksin.

"Tapi memang cakupannya masih cukup rendah. Dosis pertama itu baru sekitar 200 ribuan atau 10% dari target sebanyak 1,9 juta orang. Jadi masih ada 1,7 juta penduduk yang belum divaksin," pungkas Yusman. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya