Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
EDAMAME membuat Tino Ahmad bertahan di masa pandemi. Petani di Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, itu mengaku memetik keuntungan besar dari memanen kedelai edamame.
“Selama pandemi, kami justru bisa panen besar dengan harga jual tinggi. Tahun ini keuntungan kami melimpah,” tambah Tino, kemarin.
Pasar edamame sangat terbuka. Di Banyuwangi, menurut Tiono, pasar membutuhkan pasokan dari petani sebanyak 1-3 ton per minggu. Namun, tantangan itu belum bisa dipenuhi petani yang membudidayakan edamame.
Selain memetik keuntungan dari kedelai, petani juga memanfaatkan bagian lain dari tanaman ini untuk pakan ternak. Di antaranya daun dan kulit kedelai.
Saat ini Tino mengaku memiliki lahan yang ditanami edamame seluas 1/4 hektare. Untuk menggarapnya, ia melibatkan 30 buruh tani. “Edamame tidak sulit dibudidayakan. Penanaman dan perawatannya tidak sulit. Untuk mengatasi penyakitnya juga tidak butuh biaya besar,” tandasnya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Ilham Juanda mengakui potensi edamame di Banyuwangi sangat bagus. “Kami akan mendorong petani untuk mengembangkannya lebih luas.”
Saat ini edamame baru ditanam di lahan seluas sekitar 100 hektare. Mulai digeluti petani pada 2016, tanaman itu banyak dikembangkan di wilayah Banyuwangi Selatan.
Keuntungan besar juga dipetik petambak udang di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Setiap pekan, mereka mampu panen 2-3 tiga ton.
“Selain untuk kebutuhan warga, permintaan udang juga datang dari sektor pariwisata, sebagai konsumsi turis. Tahun ini saya mencetak untung hampir Rp1 miliar,” kata Anggelus Naing Galang, petambak muda.
Pemuda lulusan IPB itu mengembangkan udang di enam petak tambak. Setelah tebar benih, dalam waktu dua bulan, ia bisa memanen 15-20 ton udang. Usaha ini ia tekuni sejak 2 tahun lalu.
Kantong Dani Sugandi tidak pernah kosong di masa pandemi. Pemuda warga Kampung Ciroyom, Padaasih, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, itu memproduksi helm custom. Ia menjualnya lewat media sosial.
“Konsumen saya juga datang dari luar negeri. Saya menekuni ini saat pandemi mulai datang. Harga helm bervariasi mulai Rp800 ribu hingga Rp1,5 juta,” tandasnya. (UA/JL/BB/BK/N-2)
Kecap berwarna hitam dan rasanya manis atau asin. Bahan dasar pembuatannya umumnya adalah kedelai atau kedelai hitam.
Tempe telah diajukan untuk memperoleh predikat Warisan Budaya tak Benda dari Unesco. Hal itu diungkapnya usai menghadiri perayaan Hari Tempe Nasional
Jika nilai tukar dolar AS terusĀ meningkat, perajin tahu harus mencari strategi agar produksi tidakĀ terhenti.
Penelitian menunjukkan tingginya kandungan isoflavon dalam kedelai kemungkinan besar membuatnya sangat mendukung kulit
Mendukung program ketahanan pangan dan ketersediaan stok nasional, PT FKS Multi Agro (MA) Tbk berinisiatif menyerap kedelai lokal dari ratusan petani di Kabupaten Grobogan.
Komisi IV DPR menyoroti terkait perkembangan produksi dan harga beras dalam rapat kerja (raker) bersama Menteri Pertanian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved