Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
BENCANA alam masih merundung sejumlah wilayah di Jawa Barat. Curah hujan yang tinggi membuat kejadian pergerakan tanah dan tanah longsor tidak bisa dihindari.
Di Garut, 28 rumah di Desa Ciroyom, Kecamatan Cikelet, mengalami rusak sedang dan berat. Pergerakan tanah mengancam rumah-rumah lain sehingga ratusan warga terpaksa mengungsi ke lokasi yang aman.
“Kami menempatkan mereka mengungsi sementara di gedung olahraga desa. Pergerakan tanah di Cikelet terus meluas dari semula merusak 18 rumah, akhir pekan ini menjalar menjadi 28 rumah,” ungkap Kabid Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Tubagus Agus Sofyan, kemarin.
Kerusakan, tambahnya, terjadi di empat kampung. Lokasi permukiman warga berada di perbukitan dengan tanjakan yang tajam. “Kami menunggu evaluasi yang dilakukan tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Jika memang harus direlokasi, kami akan segera mengoordinasikannya dengan warga dan pemerintah kabupaten,” tambahnya.
Di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, nasib nahas dialami Dedi Rohendi, 43. Ia tertimbun tanah longsor di rumahnya di Kampung Lebak Cihideung, Desa Jayagiri.
Setelah evakuasi dilakukan sehari, kemarin tubuhnya ditemukan sudah tak bernyawa. “Tubuhnya ditemukan di tengah rumah. Proses evakuasi berlangsung selama 19 jam,” tutur Kepala BPBD Duddy Prabowo.
Ia menambahkan wilayah Kampung Lebak Cihideung rawan terjadi tanah longsor susulan. “Karena itu, kami sudah mengosongkan enam rumah karena terancam tanah longsor susulan.”
Tanah longsor di lokasi ini terjadi pada Kamis (24/12). Bencana terjadi pada tebing setinggi 10 meter. Rumah Dedi, yang juga ketua RT setempat, tertimbun. Saat kejadian, empat korban ada di dalam rumah, tetapi tiga lainnya dapat diselamatkan.
Sementara itu, Kabupaten Cianjur juga belum lepas dari bahaya. Kali ini, peristiwa yang sangat diwaspadai ialah bencana akibat angin kencang. “Angin kencang setiap hari terjadi. Kami mewaspadai pohon tumbang,” kata Sekretaris BPBD M Irfan Sofyan. (AD/DG/BB/BK/N-2)
PEMERINTAH Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, memasang lima unit sensor peringatan dini atau Early Warning System (EWS) di titik rawan bencana tanah longsor dan banjir lahar dingin.
Bencana tanah longsor melanda Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Rabu (17/7). Tujuh orang meninggal dunia akibat peristiwa nahas tersebut.
Khusus bagi warga yang tinggal di wilayah aliran sungai dan di bawah pegunungan untuk pindah sementara waktu ke tempat yang lebih aman. Hujan dengan intensitas tinggi yang disertai angin kencang
Mereka telah lama kehilangan tempat tinggal akibat bencana longsor yang terjadi 24 Maret lalu.
Hujan deras dengan intensitas tinggi menyebabkan bencana tanah longsor dan pergerakan tanah. Bencana terjadi di 90 titik tersebar di 17 kecamatan.
total korban tanah longsor di lokasi tambang emas tradisional Desa Tulabolo, Bone Bolango bertambah menjadi 145 orang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved