Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Tidak Ada Moratorium untuk Pulau Komodo

Insi Nantika Jelita
27/11/2020 17:11
Tidak Ada Moratorium untuk Pulau Komodo
.(MI/Rommy Pujianto)

PEMERINTAH tidak berencana menutup sementara atau moratorium Pulau Komodo, Nusa Tenggara Tenggara. Paslanya, pemerintah berusaha melindungi komodo yang merupakan hewan langka di dunia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan itu usai Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Pengembangan Lima Destinasi Pariwisata (DPSP), Jumat (27/11). Rapat itu juga dihadiri Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat.

"Tempatnya Pak Gubernur Viktor, di (Pulau) Komodo. Jangan ada orang asing pikir beliau memoratorium sementara tempat itu. Justru kita melindungi komodo ini dan menyiapkan di sana lebih bagus," ungkap Luhut.

Sebelumnya pada 2019, Viktor Laiskodat pernah menyampaikan rencana pihaknya bakal menutup sementara Kawasan Taman Nasional Pulau Komodo. Rencana penutupan sementara itu diberlakukan selama satu tahun dalam tujuan konservasi satwa komodo dan eskosistem.

Namun, saat ini pemerintah justru ingin mengembangkan kawasan tersebut untuk menjadi destinasi kelas atas. Bahkan, Luhut menyampaikan pemerintah bakal mematok mahal tarif bagi wisatawan yang ingin melihat langsung komodo.

"Kalau mau ke sana lihat komodo ya mereka harus bayar mahal. Kenapa kita harus komersial? Supaya kita bisa merawat binatang ini," tutur Luhut.

Dalam pemberitaan sebelumnya, dikatakan bahwa proyek Jurassic Park yang sedang berjalan di Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, untuk melindungi pengunjung atau wisatawan dari komodo. Proyek itu didesain sehingga manusia terpisah jauh dari komodo dan lainnya sehingga mereka aman dan tidak terganggu.

Viktor Laiskodat mengatakan, proyek itu dibangun karena Pulau Rinca sedang didesain untuk dikunjungi banyak wisatawan (mass tourism). Ini berbeda dengan Pulau Komodo yang akan membatasi pengunjung dengan tarif masuk yang mahal.

Menurutnya, kekhawatiran berbagai pihak proyek tersebut merusak atau mengganggu habitat komodo itu tidak benar. "Komodo baik-baik saja di situ," kata Viktor. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu
Berita Lainnya