Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
HUJAN lebat dan angin kencang yang melanda perairan laut di kawasan Komodo sepekan belakangan ini membuat para nelayan di Kabupaten Manggarai Barat, NTT enggan melaut.
Kondisi ini berdampak pada menurunnya pasokan hasil ikan tangkapan nelayan di sejumlah lokasi pasar. Baik di tempat pelelangan ikan (TPI) maupun para pedagang yang menjual di lorong lorong jalan maupun trotoar pasar di desa Batu Cermin kecamatan Komodo Manggarai Barat (Mabar).
Sumardi Aziz, salah satu nelayan di temui di dermaga TPI kampung ujung kelurahan Labuanbajo, Rabu,21/10 mengatakan situasi mencari di laut Mabar tak bisa dipastikan. Kadang tiba tiba saja angin kencang di sertai hujan dan gelombang.
Sumardi mengaku, pada malam hari lebih sulit mencari ikan karena selalu dikekang arus sangat kencang membuat jangkar larat atau terlepas dan perahu bisa hanyut. Kondisi ini cukup membahayakan nelayan.
"Kami sudah hampir seminggu ini urung turun ke laut, karena pada malam hari arus air laut kencang ditambah gelombang dan seringkali mendadak turun hujan. Gelombang laut cukup membahayakan nelayan dalam mencari ikan," ungkap Sumardi warga desa Batu Tiga kecamatan Boleng ini.
Sumardi menyebut, kalaupun ada ikan segar yang masuk ke darat itupun untung untungan. Nelayan modal nekat melaut meski harus menahan gelombang. Hasilnyapun tidak seberapa banyak. Saat ini ikan yang di jual kebanyakan ikan beku yang sudah disimpan pada pekan sebelumnya, sudah tidak segar lagi.
"Ada yang jual ikan beku itu ikan sudah disimpan lama. Musim begini orang jual dengan harga tentu mahal karena stok terbatas peemintaan banyak harga pasti naik," katanya.
Blasius Janu Pandur ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) cabang Manggarai Barat, membenarkan kondisi cuaca di laut saat ini masih belum bersahabat. Angin kencang dan gelombang tinggi menyulitkan nelayan mencari ikan.
"Bila cuaca tak bersahabat, sebaiknya tak usah melaut menunggu cuaca membaik," imbaunya.
Dia membenarkan jika harga ikan segar mengalami sedikit kenaikan. Bila cuaca kembali normal stok ikan banyak tentu harga normal," katanya. (OL-13)
Baca Juga: PDIP Ajukan Wabup Cirebon Istri dan Supir Terpidana Suap
RIBUAN lampu Penerangan Jalan di Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) padam.
CUACA buruk berupa hujan deras disertai angin kencang masih terus terjadi di sejumlah wilayah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), sejumlah tanggul dan bendungan dalam status siaga.
Prakiraan cuaca BMKG Sabtu 15 Juni 2024
Penggunaan layanan internet berbasis fiber optik bisa dijadikan backbone atau tulang pungung keberlangsungan operasional tenant di Kawasan Industri Kendal.
Meskipun kondisi cuaca buruk, tim pencarian sedang berusaha mendekati lokasi jatuhnya helikopter Presiden Iran, Ebrahim Raisi, usai menentukan koordinat geografisnya.
Tim penyelamat belum menemukan lokasi jatuhnya helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi.
Masih banyak nelayan yang terkendala, dalam hal mendapatkan BBM bersubsidi.
Taiwan dan Tiongkok mencapai kesepakatan mengenai tanggapan terhadap kematian dua nelayan Tiongkok setelah pengejaran oleh penjaga pantai Taiwan.
Untuk mewujudkan program strategis, seluruh pengurus HNSI agar bergandengan tangan dengan pemerintah daerah.
PENCARIAN terhadap enam anak buah kapal (ABK) KM Soneta yang tenggelam di Perairan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, berlangsung hingga Sabtu (13/7) sore.
KAPAL nelayan KM Soneta asal Rembang dengan dengan 16 awak buah kapal (ABK) mengalami kecelakaan dan tenggelam di perairan Karimunjawa Jepara, Jawa Tengah.
KAPAL nelayan asal Kabupaten Rembang, KM Soneta, yang mengangkut 16 anak buah kapal (ABK) di Perairan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, tenggelam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved