Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
HARUN melupakan usianya. Meski sudah berumur 75 tahun, pria itu masih giat menggerakkan perkakas kebersihan di tangannya.
Siang itu, bersama beberapa warga, ia membersihkan Balai Adat Desa Ajung, di Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Desa ini terletak di kaki Pegunungan Meratus. Sang balian atau tokoh agama desa itu memimpin persiapan menjelang aruh bawanang, upacara adat yang digelar setelah panen ladang.
Panen diperkirakan akan tiba pada akhir September ini. Harun juga kepala balai adat. “Aruh harus kami lakukan untuk mensyukuri hasil panen,” katanya sambil memeriksa perkakas ritual di ruang induk balai. Ajung berjarak 48 kilometer dari Paringin, ibu kota Kabupaten Balangan. Lewat jalur darat, desa wisata itu bisa dicapai kurang dari 2 jam. Tak terlalu sulit karena saat ini jalannya cukup mulus.
Desa ini dihuni sekitar 187 keluarga suku Dayak Pitap, salah satu bagian dari masyarakat Dayak Meratus atau Dayak Bukit. Mayoritas masih memegang teguh agama leluhur mereka, yakni Kaharingan. Namun, di dalam KTP, mereka merelakan tercatat sebagai penganut Hindu Kaharingan. Saat ini, populasi warga suku Dayak di Kalimatan Selatan ditaksir sekitar 60 ribu jiwa lebih.
Mereka tersebar di kaki Pegunungan Meratus hingga perbatasan dengan Kalimantan Tengah. Warga itu diam di delapan kabupaten, yakni Sungai Tengah, Balangan, Hulu Sungai Selatan, Tabalong, Kotabaru, Tanah Laut, Tapin, dan Banjar.
Masyarakat suku Dayak atau sering disebut komunitas masyarakat adat ini berhimpun di bawah naungan balai adat. Badan Pusat Statistik mencatat adanya 32 balai adat yang tersebar di wilayah Kalimantan Selatan. Ajung salah satunya.
Meski sebagian telah membaur dengan kehidupan urban, warga Dayak tetap menjunjung budaya nenek moyang mereka. Salah satunya Kaharingan sebagai kepercayaan mereka. “Sebenarnya, masyarakat Dayak yang masih mempertahankan agama Kaharingan murni tinggal sedikit. Itu pun tersisa kelompok tetua yang tinggal di pedalaman Pegunungan Meratus,” kata Wakil Bupati Hulu Sungai Tengah yang juga tokoh Dayak, Berry Nahdian Forqan.
Sebagian lainnya, lanjut dia, sudah masuk Islam, Kristen, atau Hindu. Beragam alasan dan kepentingan. Pindah agama, tutur dosen sejarah dari Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Mansyur, terjadi karena warga Dayak terjepit oleh perubahan sosial dan lingkungan. “Walaupun kepercayaan lama ditinggalkan, praktik upacaranya tetap digelar.” Maraknya eksploitasi sumber daya alam memaksa orang Dayak berubah.
Alam ialah basis kepercayaan Kaharingan. Kerusakan alam mengancam kepunahan Kaharingan. Pasalnya, kepercayaan itu dekat dengan perlakuan terhadap alam, mulai merambah hutan, berhuma, berburu, dan upacara adat. (Denny Susanto/N-2)
Saat ini, pelaksanaan imunisasi dosis pertama sedang berlangsung di seluruh wilayah Kalsel sejak 23 hingga 26 Juli 2024.
FENOMENA mabuk kecubung berujung maut di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) tengah diselidiki oleh pihak Polda Kalsel.
KASUS mabuk tanaman kecubung merebak di Kalimantan Selatan (Kalsel). Dua orang tewas dan puluhan warga dari berbagai daerah harus dirawat pusat rehabilitasi Rumah Sakit Jiwa.
Sejumlah proyek pembangunan akan diresmikan bertepatan Hari Jadi Provinsi Kalsel dan menjelang berakhirnya masa jabatan Gubernur Kalsel.
KEBAKARAN terjadi di permukiman Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel). Sebanyak 22 rumah ludes terbakar dan 30 keluarga kehilangan tempat tinggal.
Sertifikat ini merupakan kedua diperoleh Kalsel, setelah sebelumnya menerima sertifikat indikasi geografis untuk produk cabai Hiyung yang disebut sebagai cabai terpedas.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki lebih dari 1.300 suku bangsa yang tersebar di seluruh kepulauan, dari Sabang hingga Merauk
Calon Presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo, mengenakan pakaian adat Dayak saat mengikuti kirab budaya Nitilaku di Universitas Gadjah Mada (UGM),
Pemakaian mahkota dan baju kebesaran adat dayak dilakukan oleh Presiden MADN Marthin Billa, di Tanjungselor, Kalimantan Utara, Sabtu (9/12).
Nyelong tak kenal lelah dalam memperjuangkan pemberdayaan, perlindungan, kemandirian, dan keadilan perempuan dayak secara khusus dan masyarakat dayak secara umum.
CALON Presiden nomor tiga Ganjar Pranowo diangkat sebagai warga kehormatan adat Dayak Kenyah Kalimantan Timur. Hal itu berlangsung saat Ganjar menghadiri acara ramah tamah dengan tokoh adat,
Ngasok Miah adalah kegiatan menabur benih padi (Melatu Wini) dalam bercocok tanam tradisional suku Dayak Dea di Desa Liyu, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalsel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved