Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Memanfaatkan Kotoran Kelinci Jadi Pupuk Organik

Tosiani
21/8/2020 11:18
 Memanfaatkan Kotoran Kelinci Jadi Pupuk Organik
Peternak kelinci dari Kabupaten Temanggung, Pamit menunjukkan pupuk yang berasal dari kotoran kelinci.(MI/Tosiani)

KONDISI kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia menjadi perhatian warga Kabupaten Temanggung, Pamit, 40. Sebagai solusi mengatasi hal itu, ia memproduksi pupuk organik dari kotoran kelinci di rumahnya Desa Kemloko, Kecamatan Kranggan. Saat ini Pamit memiliki 40 ekor kelinci anakan dan sembilan ekor kelinci indukan. Ia memang tidak menjual kelinci hidup dan kelinci olahan. Spesifikasinya mengolah kotoran kelinci menjadi pupuk. Usaha tersebut ia jalani sejak sekitar setengah tahun terakhir.

"Saya tidak jual kelinci, hanya mengolah kotoran jadi pupuk. Semua diolah sendiri, hanya dibantu isteri saya, Alpiah,36," tutur Pamit, Jumat (21/8).

Pupuk organik dari kotoran kelinci memiliki kadar N, P, dan K paling tinggi. Kandungan ini sangat bagus untuk pertumbuhan tanaman. Pamit berkeinginan agar para petani mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang bisa merusak lingkungan. Sejauh ini tiap tiga bulan sekali Pamit berhasil mengumpulkan lima karung besar kotoran kelinci. Cara membuatnya, semua kotoran iti dikeringkan, kemudian diselep. Hasilnya sudah bisa digunakan sebagai pupuk. Pamit juga sedang berupaya mengolah urine kelinci menjadi pupuk cair.

baca juga: Pengelola Kuliner di Temanggung Sepakat Patuhi Protokol Kesehatan

Pupuk organik dari kotoran kelinci dijual dengan harga Rp7.500 per kilogram jika pupuk sudah diselep. Namun jika ada yang membeli pupuk dalam kondisi belum diselep akan dikenai harga Rp 5.000 per kilogram. Dari menjual pupuk organik kelinci, Pamit mendapatkan hasil rata-rata Rp500 ribu per bulan.

"Biasanya para petani cabai dan sayuran yang sudah tahu langsung datang ke rumah saya untuk mengambil, membeli pupuk," pungkasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya