Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
DINAS Kesehatan Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya terus meningkat drastis hingga menembus angka 987 kasus di antaranya 20 orang meninggal dunia.
Baca juga: Kasus DBD di Cianjur Renggut 3 Korban Jiwa
Korban meninggal 20 kasus DBD di Kota Tasikmalaya adalah seorang warga Kecamatan Cipedes berusia 11 tahun yang yang meninggal dunia pada Kamis (30/7) sekitar pukul 23.00 WIB.
Baca juga: Waspada, Orang Positif Covid-19 Berisiko Terinfeksi DBD
Korban menjalani perawatan di ruangan PICU RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya Kamis (23/7), namun nyawanya itu tidak tertolong setelah kondisinya memburuk.
Baca juga: DBD Mulai Ancam Kota Sukabumi
Kakek korban, Asep Supendi, 57, mengatakan, cucunya mulai mengalami gejala demam tinggi. "Gejalanya yang dideritanya demam tinggi tidak turun dan setelah masuk rumah sakit mendapatkan perawatan secara intensif. Selama berada di ruangan sempat muntah darah hingga tim medis langsung memasukannya ke ruangan PICU. Namun nyawanya tidak tertolong selama 2 hari mendapat tindakan," katanya di kamar jenazah.
Baca juga: Kerawanan DBD Tidak Kalah Dibanding Korona
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan, sudah 20 orang meninggal dunia akibat kasus DBD di Tasikmalaya sejak Januari 2020.
"Kasus DBD terus menunjukan kenaikan yang cukup signifikan dan semua harus waspada di pergantian musim. Pasien di bawah umur yang meninggal dunia sudah 20 orang dan 23 orang masih menjalani perawatan," katanya, Jumat (31/7). (X-15)
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved