Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Kasus DBD di Tasikmalaya Meningkat, Fogging Tak Mempan

Kristiadi
23/7/2020 11:32
Kasus DBD di Tasikmalaya Meningkat, Fogging Tak Mempan
Sau keluarga membawa balita usia 1 tahun meninggal dunia karena DBD keluar dari RSUD dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Rabu (22/7/2020)(MI/Kristiadi)

DINAS Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat kasus demam berdarah dengue di wilayahnya terus meningkat. Mulai Januari hingga Jui total ada 944 kasus DBD, 18 orang di antaranya meninggal dunia. Kasus DBD merata di 10 kecamatan dan 69 kelurahan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat membenarkan kasus DBD terus menunjukan kenaikan yang cukup signifikan dan semua harus waspada di pergantian musim.

"Dari 18 pasien DBD yang meninggal dunia, 12 orang di antaranya anak-anak," ujar Uus, Kamis (23/7).

"Jadi masyarakat tidak bisa mengandalkannya dengan pengasapan (fogging) karena jentik dan sarang nyamuk tidak akan hilang. Namun, untuk pencegahan DBD hanya bisa dilakukan dengan cara membersihkan lingkungan. Termasuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan baik agar jentik nyamuk tidak tumbuh menjadi dewasa," tambahnya.

baca juga: Tingkat Kematian Penderita Covid-19 di Kalsel Terus Menurun

Kecamatan Kawalu merupakan wilayah paling terdampak DBD dengan 171 kasus dan enam kematian. Disusul Indihiang tercatat 61 kasus dengan satu kasus kematian, Bungursari 93 kasus dua kematian, Cihideung 98 kasus satu kematian, Mangkubumi 134 kasus dan satu kematian, Tawang 84 kasus satu kematian, Purbaratu 48 kasus dua kematian, Cipedes 89 kasus empat kematian, Cibeureum 73 kasus dan Tamansari 93 kasus. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya