Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Meningkat, Volume Ekspor Porang Asal Sumut Dikerek Tiga Negara

Yoseph Pencawan
24/6/2020 09:59
Meningkat, Volume Ekspor Porang Asal Sumut Dikerek Tiga Negara
Tanaman Porang asal Sumatra Utara(Dok. Humas Karantina Pertanian Belawan)

KOMODITAS Porang dari Sumatra Utara mengalami peningkatan volume ekspor yang cukup signifikan sepanjang tahun ini setelah peminatnya meluas ke tiga negara.

Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan Hasrul mengungkapkan komoditas Porang yang banyak tumbuh liar di kawasan hutan di Sibolga dan Tapanuli Tengah ini menjadi produk ekspor unggulan asal Sumut.

"Tahun lalu, Porang Sumut hanya dipasok ke Tiongkok, tetapi sepanjang tahun ini negara tujuannya bertambah. Selain ke Tiongkok, Porang Sumut juga dikirim ke Thailand dan Vietnam," kata Hasrul, Rabu (24/6).

Dia memaparkan, data pada sistem perkarantinaan IQFAST di Karantina Pertanian Belawan tercatat ekspor ke ketiga negara itu selama periode semester I/2020 mencapai 362 ton dengan nilai barang Rp7,2 miliar.

Sementara ekspor Porang dari Sumut di sepanjang tahun 2019 membukukan pengiriman sebanyak 8,8 ton senilai Rp93 juta dengan negara tujuan hanya ke Tiongkok.

"Alhamdulillah, peningkatan volume ekspor dan penambahan jumlah negara tujuan ini berkat sinergitas kerja sama berbagai pihak terkait yang kita lakukan sejak tahun lalu," imbuh Hasrul.

Baca juga: Pariwisata Sepi, Pemandu Wisata Alih Profesi Tanam Porang

Selain hasil dari sinergitas, peningkatan ini juga banyak dipengaruhi oleh semakin besarnya minat pasar dunia terhadap Porang dari Sumut karena memiliki keunggulan.

Komoditas bernama latin Amorphophallus Oncophyllus yang berasal Sumut memiliki bentuk lebih besar dari komoditas serupa di daerah lain. Komoditas yang oleh warga Sumut disebut Atturbung tersebut memiliki berat 50 hingga 100 kg per buah.

"Inilah yang menjadi daya tarik bagi para importir asal tiga negara tersebut, ukurannya yang raksasa," ungkapnya.

Alasan itu diketahui karena setiap para calon pembeli asal luar negeri berkunjung ke lahan petani Porang di Sibolga selalu mendapat pendampingan dari pejabat Karantina Pertanian Belawan. Pendampingan diberikan untuk memastikan seluruh persyaratan teknis dalam protokol ekspor dapat dipenuhi.

Porang asal Sumut sangat diminati industri pengolahan makanan di negara-negara tujuan. Selain bentuknya yang besar juga karena memiliki serat yang tinggi, memiliki kandungan glukomanan hingga 50%.

Porang atau dikenal juga dengan nama iles-iles adalah tanaman umbi-umbian yang banyak digunakan untuk bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air serta pembuatan lem dan jelly.

Terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil menyebut sejalan dengan Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pihaknya selaku fasilitator pertanian pada perdagangan internasional selalu siap melakukan sinergitas dengan berbagai pihak.

"Harapannya akan dapat tumbuh ragam komoditas baru yang menjadi unggulan ekspor daerah dan menjadi sentra berbentuk kawasan," katanya.

Pengembangan kawasan dengan skema wanatani atau agroforestri dapat menjadi pilihan untuk budi daya Porang yang banyak tumbuh di area kehutanan.

Begitu pula untuk komoditas unggulan dari Tapanuli Tengah lain yang sudah masuk pasar ekspor seperti pinang, kayu manis dan kayu lapis.

Pengembangan dalam bentuk kawasan juga perlu terus didorong untuk memudahkan pengembangan pertanian berskala industri. Sehingga komoditas ekspor tersebut dapat terjaga dengan baik dalam jumlah produksi, mutu dan kontinuitasnga dan sukses di pasar global.

Ali Jamil juga memastikan saat ini Kementan terus membenahi iklim invetasi pertanian dengan kebijakan deregulasi dan penyediaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha.

"Ke depan, jangan lagi Porang ini kita ekspor dalam bentuk mentah agar bisa bernilai tambah. Yakni dengan mendorong hilirisasi industri agar ekspornya dalam bentuk ramen dan tepung, minimal setengah jadi," pungkas Ali.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya