Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
MENTERI Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LKH) Siti Nurbaya, mengingatkan semua pihak tidak ada pilihan lain harus memperbaiki lingkungan hidup. Sebab analisis dampak perubahan iklim menunjukkan jumlah lahan hutan yang kritis sekurangnya ada 14 juta hektare (Ha).
"Kita harusnya sudah melakukan penanaman pohon kembali sebanyak 800 hektare, namun saat ini baru 23 ribu hektare," ujar Siti, usai meninjau kesiapan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Tahun 2019 di Petak 49AI Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Pekalongan Barat, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Sabtu (16/11) sore.
Siti mengungkapkan di masa lalu pemerintah hanya menyiapkan dana APBN untuk penanaman kembali pohon sebanyak 23 ribu batang/ Ha. Akan tetapi, sekarang anggaran meningkat sepuluh kali lipat menjadi 230.000 batang/ Ha.
"Ini perintah langsung Pak Presiden kita harus sudah mulai melakukan penanaman pohon kembali secara besar-besaran," ujarnya.
Siti menuturkan untuk bisa mewujudkan penanaman pohon kembali menjadi kenyataan harus mulai diperhatikan dari mulai penyemaiannya.
"Karena itu saya datang ke sini bersama teman-teman kementerian ingin memberikan informasi apakah pembibitan atau menyemaian bibit pohonnya sudah dilakukan dengan baik apa belum," tuturnya.
Baca juga: Menteri LHK Gelar Rapat untuk Percepat Implementasi Program
Dia menerangkan kalau nanti hasil persemainnya baik akan dilanjutkan dengan penanaman pohon secara besar-besaran.
"Kita menargetkan penanaman kembali nanti sampai di atas 1 juta batang bibit pohon," terang Siti.
Di luar program tersebut, tambah Siti, pihaknya sudah 2 sampai 3 tahun mengajak masyarakat untuk menanam 25 pohon seumur hidup. Sejak mulai SD, SMP, SMA sampai kemudian menikah.
"Yang bibit pohonnya sudah kita siapkan di badan-badan persemaian," jelasnya.
Dia merinci saat ini ada 14 juta Ha lahan yang mengalami kritis yakni di 15 daerah aliran sungai antara lain Sungai Citarum, Ciliwung, Cimanuk, Bengawan Solo, Brantas dan Sungai Serayu.
"Termasuk di Sulawesi Selatan, Bima dan Bengkulu yang kemarin banjirnya gede," katanya.
Menurut Siti sekaranag kalau ada bencana-bencana pihaknya langsung
turun ke lapangan untuk melihat apa penyebabnya. Apa memang kondisi fisik, apakah ada orang di atasnya atau ada illegal loging.
"Yang paling banyak penyebab terjadinya kerusakan-kerusakan lahan
karena adanya praktek-praktek penanaman yang tidak sesuai aturan. Misalnya menanam yang seharusnya sejajar dengan kontur tanah tapi lurus sehingga ketika ada hujan tanahnya terus jatuh atau longsor," pungkasnya. (A-4)
AO menyebut ada tren penurunan deforestasi dunia. Laju kehilangan hutan bakau global bruto menurun sebesar 23% antara tahun 2000-2010 dan 2010-2020.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar, dan Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen, menyepakati penguatan kerja sama pengelolaan hutan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Bezos Earth Fund (BEF) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) yang menandakan kemitraan penting antara kedua belah pihak.
Nantinya, kegiatan-kegiatan masyarakat terkait dengan aksi penyelamatan lingkungan yang membutuhkan dana sebesar US$ 1.000 hingga US$50 ribu bisa mengakses tersebut.
Pengukuran deforestasi di Indonesia perlu menggunakan metode yang tepat
Izin ormas diatur lewat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2024 tentang Perubahan atas PP Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu bara
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved